Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2009

versi yang lain.

Lucu dan geli sendiri kalau mengingat-ingat kisah salah satu teman saya. Dia adalah sosok perempuan muda yang dinamis dan cukup cerdas. Pemikirannya pun kadang-kadang luar biasa. [sebenarnya agak males juga muji-muji orang ini..hahaha] Tapi semakin saya mengenal, saya semakin menemukan sisi konyol dalam hidupnya. Ya dibilang sepele juga tidak, tapi dibilang penting ga penting juga. Perilaku konyol ketika sedang PMS [katanya sih], mencak-mencak sendiri beserta protes panjang. Sepertinya ada bom yang akan meledak sebentar lagi. Keinginannya untuk nikah muda pun, kadang membuat saya tergelitik. Begitu indahnya ketika mendengar impian-impian nikah mudanya. Dan saat saya yang menolak nikah muda, dia memberikan beberapa bantahan [atau pembelaan] tentang nikah muda. Namun terkadang keinginan tidak sejalan dengan kenyataan. Untuk mendapatkan suami tentu tidak semudah membeli sebungkus permen di warung. Perlu pertimbangan yang banyak. Dan tentu kalau ingin nikah muda, pencarian di mulai d

Inglourious Bastards

Satu kata yang keluar dari pikiran saya ketika selesai menonton film ini, WOW! Dan untuk menentukan ini film apa, saya juga kebingungan. Karena semua unsur ada di film itu. Lengkap. Ya meskipun film ini belatar belakang politik dan perang, tapi banyak hal-hal lain yang terkait di dalamnya. Bisa saya bilang film ini memiliki konsep yang unik. Kalau biasanya film politik dan perang bersuasana serius dari awal. Film ini memberikan banyak komedi dan drama. Dan yang pasti tidak merusak keseluruhan cerita. Alur yang ada pada film ini mengingatkan saya pada film “Ocean’s Eleven”. Scoring nya pun ada kesamaan dengan film-film Ocean. Hampir 3 jam di dalam bioskop tapi tidak terasa. Taktik membuat film ini tidak terasa lama sepertinya ampuh. Dengan membagi film beberapa chapter. Yang pasti film ini sangat menghibur sekali. Kalau ditanya kualitas akting para pemain, saya Cuma bisa jawab: cocok! Adegan-adegan dramatisir-nya malah menambah estetika film ini. Angkat topi lah buat sutradara film ini

Antropologi membawa segudang cerita.

Ya kalau saja tidak ada tugas antropologi tentang studi manusia, mungkin saya tidak akan mendengar cerita-cerita yang belum pernah saya dengar sebelumnya. Dan obyek penelitiannya adalah salah satu teman SMA saya. Sebenarnya ini tugas yang merepotkan, ditengah tugas-tugas lain yang terus menerus datang malah ditambah rumit dengan tugas ini. Sebenarnya tugas ini sangat sederhana, tinggal mencari tau tentang seseorang dlihat dari berbagai aspek. Dan tanpa metode khusus atau proposal tugas ini bisa jalan. Tapi tugas kuliah dan acara kampus membuat semuanya menajadi lebih sulit karena masalah sempat dan tidak sempat. Dan mengingat waktu yang tinggal seminggu lagi, saya harus bergegas. Awalnya saya berniat bertemu dengan beliau 3 kali. Namun ternyata kondisi tidak mengizinkan. Kemarin akhirnya saya bisa mewawancarainya. Kebetulan saya sudah lama tidak bertemu dengan dia. Jadi saya sempat merasa tidak akan dapat jawaban yang memuaskan hati. Saya memilih tempat di sebuah tempat makan d

Lupaaaaaaaaaaa!

Saya jadi semakin pelupa. Entah karena apa, tapi yang jelas penyakit ini semakin mengganggu kelancaran hidup saya. Saya pelupa sudah dari SMA, tapi saat itu masih dalam taraf yang wajar. Misal lupa bawa buku pelajaran, lupa bawa pesenan temen, dan lain-lain. Itu pun sesekali terjadi. Tapi sekarang, hampir tiap hari penyakit ini muncul. Dan hari ini saya jadi kepikiran, apa yang salah dengan otak saya? Omongan salah satu teman, sedikit membuat saya parno, apa ini gejala alzheimer? Saya pun buru-buru cari tau tentang gejala alzheimer, make sure aja, kalo ga ada apa-apa. Dari salah satu situs yang saya baca ada gejala-gejala alzheimer, yaitu >melupakan informasi yang baru dipelajari ( contoh : lupa meletakkan kunci mobil, lupa nomor telepon atau dosis obat yang biasa dimakan ) [ ini bisa terjadi setiap hari] > tersesat di daerah sekitar yang dikenalnya dengan baik, bermasalah dalam melaksanakan tugas rutin ( contoh : tidak tahu membeli barang ke kanti ) [kalo disuruh ke warung, pa

Review: The Soloist

Ditengah tugas yang sangat menjepit, saya mencoba menonton salah satu film dari deretan panjang film yang harus saya tonton. Dan kali ini adalah kesempatan film The Soloist. Jujur saya mendengar judul film ini dari beberapa teman saya, katanya sih filmnya bagus. Dan setelah sekian lama lupa akan ketertarikan ingin menonton film itu, adik kelas saya menawarkan film itu pada saya. Menit-menit awal menonton film ini saya agak kebingungan dengan apa cerita yang ingin disampaikan. Setelah setengah jam pun saya belum dapat menangkap apa isi cerita ini. Sehingga saya dilanda kantuk yang luar biasa, saya pun memutuskan untuk tidur dulu. Seperti sinetron bersambung saya pun kembali melanjutkan menonton film ini. Dan sebelumnya saya mencoba membaca synopsis yang ada pada belakang cover DVD. Baru saya mulai bisa menerka-nerka apa maksud film ini. Otak saya ga nyampe kali ya. Dan akhirnya saya mulai larut dengan suasana drama yang dihadirkan dalam film ini. Sutradaranya Joe Wright tampaknya

blogwalking?

Saya bisa dibilang belum terlalu ahli di dunia per-blog-an. Meskipun saya sudah mencoba-coba membuat blog dari kelas 1 SMA, tapi satupun tidak ada yang berkelanjutan. Dari sekian kali percobaan hanya 2 yang cukup bertahan lama, satu yang ini, satu lagi yang di multiply yang jarang diurus. Dan selama rentang waktu yang cukup lama pula saya cukup sering mendengar istilah blogwalking. Kalau tidak salah sih artinya blogwalking adalah "berjalan" dari satu blog ke blog yang lain. Dan sungguh rajin sekali para blogger yang sering melakukan kegiatan ini. Saya tidak tau apa semua blogger memiliki hobby ini atau tidak, yang jelas saya tidak [terlalu]. Saya hanya membaca blog yang direkomendasikan teman atau untuk mencari bahan-bahan kuliah. Sebatas itu. Dan sama sekali saya tidak pernah khususkan waktu untuk berkeliling mencari blog-blog lain. Tapi yang selalu saya jadikan pertanyaan, saat membuka blog orang lain yang saya baca, saya menemukan banya pesan yang ditulis pada Chat Box. Ke

Sekarang Musimnya Selingkuh!

Dari yang muda ampe yang tua, udah ngejadiin ini sebuah kegiatan yang halal. Entah darimana perilaku ini muncul tapi efek dari perselingkuhan itu benar-benar besar. Mulai dari tonjok-tonjokan, bales selingkuh lagi, putus, adegan sedih sinetron, bahkan buat yang udah menikah bisa jadi cerai. Dan banyak beberapa efek yang bakalan muncul setelah kejadian selingkuh itu. Entah sesuatu hubungan sudah bisa dibilang selingkuh darimana. Ada yang bilang pasangannya udah selingkuh kalo ternyata SMS-an atau telpon-telpon’an ama lawan jenis yang jelas-jelas bukan pasangannya. Meskipun belum tentu adegan “berkomunikasi” itu bertujuan untuk mengawali perselingkuhan, tapi kemungkinan tetap ada. Tapi menurut saya sih, sebuah hubungan udah dikatakan selingkuh kalau udah mengikrarkan diri sebagai pasangan diam-diam. Segala sesuatu main belakang dan begitu terorganisir. Ada yang benar-benar mendeklarasikan kalau mereka diberi title pasangan selingkuh ada yang mati-mati’an menyangkal, kalau mereka hanya

Tanah Perantau diguncang (lagi)

Di hari Rabu sore, Sumatra Barat dan sekitarnya dilanda gempa 7, 6 SR. Bukan gempa yang kecil. Gempa yang berlangsung sore itu sukses menghancurkan ribuan rumah dan ratusan gedung, tak lupa terselip korban jiwa didalamnya. Yang membuat Saya semakin pilu adalah, bagaimanapun saya lahir di Bukittinggi. Dan dalam tubuh saya mengalir deras darah minang. Dan disana pula saudara-saudara dan Kakek saya tinggal. Bukan saya mau terlalu memuji-muji tanah kelahiran dan asal kelahiran saya. Sumatra Barat adalah merupakan provinsi yang memiliki alam yang begitu indah. Banyak tempat wisata tersedia disana. Dan dari berita yang saya dengar, Sumbar sedang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat. Di Sungaipuar kampong asal Ayah saya, baru saja mendapat predikat sebagai daerah paling produktiv di Indonesia. Dan katanya pada hari itu akan diadakan perayaan besar. Namun sayang ditengah majunya ekonomi dan perayaan akan kemakmuran, Sumbar harus rela diguncang gempa. Mungkin Tuhan memberi bencana ini bukan

Musibah di Hari Selasa.

Selasa, hari itu saya ada 2 janji yang harus dilaksanakan. Satu proposal, kedua janji bertemu dengan seorang teman. Proposal sebenarnya sudah selesai, tapi karena ada kesalahan komunikasi sehingga harus dibongkar ulang. Sehingga proposal-proposal itu harus dibawa kembali untuk diperbaiki. Paginya kuliah, sambil menunggu jam 11, ngumpul bareng temen-temen yang lain. Dan berangkat lah ke Pagarsih. Urusan proposal beres, saya pun kembali menuju Setiabudi. Saya sempat membayangkan bagaimana ya kalau saya jatuh dari motor. Dan tanpa diduga sebuah angkot yang sedang ngebut menyerempet atau menyenggol [apapun istilahna], dan BRUK, saya tersungkur dengan indahnya. Pikiran jadi kenyataan Saya yang masih belum ngeh kalau saya jatuh, dengan sok kuat dan tegarnya berdiri tanpa kelihatan ada yang sakit, motor saya matikan. Jaim. Lalu mengambil bebrapa proposal yang berserakan, dan bantuan yang telat datang pun mengangkat motor saya ke pinggir. Saya terlihat biasa-biasa saja saat di lokasi. Langsun