Langsung ke konten utama

Lupaaaaaaaaaaa!

Saya jadi semakin pelupa. Entah karena apa, tapi yang jelas penyakit ini semakin mengganggu kelancaran hidup saya. Saya pelupa sudah dari SMA, tapi saat itu masih dalam taraf yang wajar. Misal lupa bawa buku pelajaran, lupa bawa pesenan temen, dan lain-lain. Itu pun sesekali terjadi. Tapi sekarang, hampir tiap hari penyakit ini muncul. Dan hari ini saya jadi kepikiran, apa yang salah dengan otak saya?

Omongan salah satu teman, sedikit membuat saya parno, apa ini gejala alzheimer?
Saya pun buru-buru cari tau tentang gejala alzheimer, make sure aja, kalo ga ada apa-apa. Dari salah satu situs yang saya baca ada gejala-gejala alzheimer, yaitu

>melupakan informasi yang baru dipelajari
( contoh : lupa meletakkan kunci mobil, lupa nomor telepon atau dosis obat yang biasa dimakan )
[ ini bisa terjadi setiap hari]

> tersesat di daerah sekitar yang dikenalnya dengan baik, bermasalah dalam melaksanakan tugas rutin ( contoh : tidak tahu membeli barang ke kanti )
[kalo disuruh ke warung, pasti jadinya bolak-balik, alesan lupa]

Kedua hal tadi adalah gejala ringan. Apa berarti saya bakal calon pengidap Alzheimer? Satu kata yang ingin saya teriakan: "Ogah!!!!!!"

Aduh umur aja baru 19 tahun, masa udah pelupa parah mampus. Apa mungkin gitu ya mental age saya sangat tua. Jadi parno agh. Kayaknya mulai sekarang saya harus banyak makan makanan ber-protein tinggi. Jangan sampai makin parah deh. Amit-amit.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengingat

Beberapa hari ini saya banyak mengingat. Aktivitas yang kadang padatnya minta ampun, kadang juga kosongnya bikin ngelamun. Penyakit lupa saya makin menjadi, menurut mitos katanya yang pelupa itu banyak salah ama orangtua. Tapi secara ilmiah ada yang bilang orang pelupa gara-gara kebanyakan makan makanan yang banyak mengandung MSG. Ya meskipun, masih banyak lagi penyebab-penyebab lupa lainnya, yang saya pun belum tau pasti, saya menjadi pelupa seperti ini gara-gara apa. Saya mencoba meningat-ingat apa-apa saja yang terjadi beberapa hari ini, beberapa minggu ini, beberapa bulan ini, dan beberapa tahun ke belakang. Dan begitu banyak yang terjadi, sampai-sampai saya tida bisa mengingat semuanya, hanya kejadian-kejadian yang menimbulkan kesan khusus yang bisa saya ingat, itu pun samar, entah kesan baik, buruk, sedih, senang, takut, dan lainnya. Saya tidak menyangka saya sudah sampai sejauh ini, begitu banyak yang terlewati begitu saja. Saya tidak pernah menyangka apa yang ada di sekitar

Percaya Diri, Am I?

Hello, sudah lama rasanya tidak menuangkan huruf-huruf di blog ini. Daripada keburu usang dan tua saya akan mencoba menulis tentang PD. PD disini bukan mata kuliah Psikodiagnostik (sebuah mata kuliah berseri paling banyak,sampe 7 lho) yang menghiasi sanubari saya selama kuliah melainkan tentang percaya diri. Mungkin akan banyak yang bilang bahwa saya itu memiliki tingkat PD yang tinggi. Kelihatannya mungkin iya tapi nyatanya dan sejujur-jujurnya saya adalah orang yang pemalu dan mudah minder. That's the truth. Tapi sekarang bisa dibilang sudah agak mendingan dibandingkan dulu lho. Dulu waktu TK sampe SD kelas 2an saya masih suka bersembunyi dibalik ketiak Ibu saya ketika ada Om dan Tante yang ke rumah. Atau bersembunyi di kamar dengan jantung berdebar-debar karena takut ditanya (sekarang juga masih sembunyi di kamar tapi dengan alasan yang berbeda). Dan sedikit-sedikit hal itu mulai berubah ketika saya menyadari bahwa tubuh saya tidak cukup lagi untuk bersembunyi di balik ketiak Ib

Sebuah Hari Istimewa

Semua orang pasti memiliki beberapa tanggal dalam hidupnya yang dijadikan sebagai hari istimewa. Hari yang akan terasa berbeda dari biasanya. Hari dimana kita terkadang tidak bisa tidur karena tidak sabar menanti datangnya esok. Hari dimana jantung kita terasa berdebar lebih cepat dari biasanya. Hari dimana kita tidak sabaran untuk segera menemui hari itu. Itulah sesuatu yang disebut istimewa menurut saya. Ada beberapa hari, diantara 365 hari dalam setahun yang kita tandai. Saya pun memilikinya. Beberapa hari istimewa, entah itu berisi kesenangan atau berbalut kesedihan. Karena sesuatu yang istimewa tidak selalu berisi tawa. Sayangnya tidak semua orang bisa paham akan apa yang kita sebut istimewa. Saya berkata setiap kamis istimewa belum tentu orang pun dapat beranggapan sama atau minimal memahami apa yang kita rasakan saat menghadapi hari itu. Seharusnya saya dapat memahami hal itu, tidak merasa keberatan ketika orang lain menganggap hari itu adalah hari yang biasa saja. Tidak berhak