Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2009

Cerita Lebaran yang lainnya.

Cerita lain muncul dari seorang sepupu yang sedari kecil sudah seperti kawan seperjuangan. Saya juga bingung ia lulus SMA atau tidak, untuk bertanya pun saya takut menyinggung. Sekarang dia ikut meneruskan usaha dagang milik orang tua nya yang sudah sukses. Namun sebelum lebaran saya sempat mendengar sebuah berita kalau dia bakalan dinikahin. Tentu saya kaget, dia yang umurnya sama bakalan nikah cepet? Harusnya bukan hal baru, sudah banyak orang-orang yang menikah muda tapi itu bukan sepupu saya yang paling dekat. Dan yang lebih membuat saya tertawa keras adalah, alasan dia ga mau pulang ke Bukittinggi adalah takut dijodohin. Damn! Jodoh-menjodohkan bukanbarang baru bagi keluarga besar Ayah saya. Tapi lagi-lagi ini menjadi begitu spektakuler ketika ini terjadi pada sepupu yang seumuran saya. Saya Cuma cengar-cengir. “Nikah aja Rif, entar Agung datang ke resepsinya, kayaknya lucu…hahaha” “Engga ah Agung aja dulu ga kebayang ih..!” Saya tertawa karena sangat lucu membayangkan saa

Cerita Lebaran

Setiap tahun-nya Lebaran selalu memberikan cerita-cerita baru yang menarik untuk saya pribadi. Dilatarbelakangi oleh sebuah tradisi saling kunjung mengunjungi yang pada akhirnya akan menimbulkan cerita. Tidak seperti tahun lalu dimana di hari kedua lebaran saya harus berangkat menuju Sumatra, tahun ini saya tidak pergi mudik ke Bukittinggi. Tentunya keputusan untuk berada di Bandung saja membuat saudara-saudara dan rekan di Bandung bebondong-bondong datang ke rumah. Ya selama beberapa hari saya harus memasang wajah dengan mode, keep on smiling. Saling bersalaman dengan siapapun tamu yang datang dan terkadang saya tidak kenal dengan mereka. Katanya sih saudara tapi wajahnya saya tidak kenal. Bisa saja dulu kenal, tapi karena sudah lama tidak bertemu jadi saya lupa. Hari pertama tanpa di duga rumah langsung disesaki oleh saudara-saudara dan itu sangat melelahkan. Meskipun saya tidak membantu dalam menyiapkan makanan tapi melihat banyak orang di rumah dengan obrolan-obrolan yang terkadang

untuk semua dari saya.

Dan sampailah kita menuju akhir bulan penuh cerita ini, Ramadhan. Selain bulan penuh berkah yang berlimpah. Bulan ini juga penuh cerita, entah itu bisa dibilang cerita edisi Ramadhan atau lebih parahnya season Ramadhan seperti Cinta Fitri. Jujur saja, saya orang yang cukup males punya masalah yang banyak dan ga jelas. Kalo punya masalah yang jelas, dan dimengerti letak salahnya saya masih bersemangat buat menyelesaikannya. Entah itu masalah antar individu, masalah antar Kelompok, bahkan masalah individu dalam stu kelompok yang mengakibatkan terbentuknya kelompok lagi. Awalnya mungkin cukup jelas letak permasalahannya, sederhana saja ketidaknyamanan dalam beberapa hal. Yang sudah sering dipermasalahkan, selesai satu dua hari lalu berlanjut di hari berikutnya. Ditambah hal-hal yang sebenarnya sudah “lama” namun makin menyengsarakan hati. Itu sih menurut sudut pandang saya pribadi ya. Dan tulisan ini pun bukan mewakili siapapun juga, murni dari olahan otak pribadi. Dan saya pribadi

Yeah, I'm 19th!

I’m 19 th ! Artinya tambah tua. Dan dianggap dewasa. Bahkan sekarang saya sangat sah buat masuk situs bokep kan minimal [kebanyakan] buat masuk situs dewasa 18 tahun, meskipun ada yang syaratnya 21 tahun. Tapi saya sudah diharuskan berpikir mana yang penting mana yang tidak. Mana yang boleh mana yang tidak boleh. Seharusnya sih jadi lebih matang. 19 tahun bukan waktu yang sebentar untuk saya hidup. tentunya saya sangat bersyukur masih dkasih kesempatan untuk hidup menikmati dunia. Saat ini saya masih bisa bernafas dengan bebas, berbicara, bergerak, berteman, tertawa, marah, sedih, dan hal-hal lain yang semuanya masih bisa dirasakan. saya sangat-sangat bersyukur. Apa saja saya lakukan setahun kemaren? Setahun kemaren bukan tahun yang sia-sia saya lewatkan. Setahun kemaren merupakan salah satu tahun penuh pembelajaran tentang nila-nilai kemanusiaan. Setahun kemaren adalah saat dimana saya diharuskan untuk membuka mata selebar-lebarnya, melihat perbedaan yang begitu signifikan. Dima

Pertemuan tanpa Pertemanan

Tulisan ini didedikasikan untuk seorang teman. Hasil obrolan beberapa hari yang lalu masih saja bergejolak dipikiran saya. Sederhana saja tentang pertemanan. Terkadang saya bingung dalam menentukan sikap saat bertemu dengan teman yang sudah lama tidak bertemu. Dalam pikiran saya saat bertemu dengan seorang yang sudah lama tidak bertemu, baik yang dekat maupun yang tidak. Saya berusaha sebiasa mungkin,maksudnya saya bersikap seperti baru tidak bertemu sehari. Namun entah kenapa banyak teman-teman saya yang sudah lama ga ketemu malah bersikap jaim bin ajaib. Saya masih bisa bertoleransi dengan teman yang tidak terlalu dekat. Tapi bagaimana dengan teman yang dekat dan sangat dekat juga malah ikut-ikutan jaim bin ajaib? Saya jadi berpikir apa 3 tahun yang dijalani dan membuat menjadi akrab bisa mengubah sikap kita terhadap seorang teman dengan hanya jarak setahun? Atau bahkan beberapa bulan? Apa artinya beberapa tahun saling mengenal hancur karena setahun tidak bertemu? Dan saat bertemu ma