Langsung ke konten utama

Yeah, I'm 19th!

I’m 19th!

Artinya tambah tua. Dan dianggap dewasa. Bahkan sekarang saya sangat sah buat masuk situs bokep kan minimal [kebanyakan] buat masuk situs dewasa 18 tahun, meskipun ada yang syaratnya 21 tahun. Tapi saya sudah diharuskan berpikir mana yang penting mana yang tidak. Mana yang boleh mana yang tidak boleh. Seharusnya sih jadi lebih matang.

19 tahun bukan waktu yang sebentar untuk saya hidup. tentunya saya sangat bersyukur masih dkasih kesempatan untuk hidup menikmati dunia. Saat ini saya masih bisa bernafas dengan bebas, berbicara, bergerak, berteman, tertawa, marah, sedih, dan hal-hal lain yang semuanya masih bisa dirasakan. saya sangat-sangat bersyukur.

Apa saja saya lakukan setahun kemaren? Setahun kemaren bukan tahun yang sia-sia saya lewatkan. Setahun kemaren merupakan salah satu tahun penuh pembelajaran tentang nila-nilai kemanusiaan. Setahun kemaren adalah saat dimana saya diharuskan untuk membuka mata selebar-lebarnya, melihat perbedaan yang begitu signifikan. Dimana nilai toleransi begitu diuji. Setahun kemaren ga begitu saja dilalui. Yang saya rasain, ledakan-ledakan emosi yang dulu begitu aktif sekarang setidaknya bisa dikendalikan sesekali.

Setahun kemaren dilalui penuh sukacita. Diselingi dengan duka sesekali. Dan semua bisa terlewati dengan baik ada pula yang menggantung. Dan kebanyakan hanya masalah menghargai dan dihargai. Tentu dengan nilai yang tak terlihat tapi dirasakan.

Setahun yang lalu, dimana itu adalah masa awal-awal saya di kampus. Memasuki dunia baru yang tidak terprediksi sebelumnya. Dimana saya ga tau sama sekali dengan siapa saya akan bertema nanti, dengan siapa saya akan marah nanti, dengan siapa saya bisa suka nanti, dengan siapa saya bisa sakit hati nanti, dan lain-lain. Semua tidak bisa saya ramalkan, karena saya bukan peramal. Dengan segala resiko yang harus dihadapi. Saya terus menjalani masa-masa awal kuliah yang diawal terlihat begitu muram. Adaptasi yang saya lakukan bukanlah perkara mudah. Tapi lagi-lagi Alhamdulillah semua berjalan baik.

Saya bertemu dengan teman-teman yang menyenangkan, membingungkan, menyebalkan, mengesankan, sampai menyedihkan. Semakin membuka pikiran saya tentang keragaman itu sendiri. Dan saya ditengah hiruk pikuk itu harus bisa menempatkan diri agar tidak salah dalam melangkah, berhati-hati siapa tau menginjak lubang. Namun saya beruntung masih mempunyai teman-teman yang sering mengingatkan saya secara langsung atau tidak langsung agar tidak masuk ke lubang manapun. Kalaupun sesekali tergelincir, mereka masih mau menarik tangan saya dan mencoba menyeimbangkan saya. Terima kasih teman-teman.

Tentunya peran keluarga tidak bisa dinafikan. Mereka selalu ada tiap saya pulang ke rumah atau masih tertidur ketika saya berangkat. Keluhan akan sosok keluarga jarang saya lontarkan. Meskipun terkadang ada saja yang membuat saya menarik nafas sedalam-dalamnya. Ya pasang-surut selalu ada, malah setahun kemarin banyak insiden-insiden yang benar-benar nyaris membuat keluarga ini hancur. Sampai saya berpikir, mungkin keluarga ini memang harus terpecah-pecah. Tapi lagi-lagi saya harus bersyukur. Dia masih punya rencana lain untuk saya. Daya tahan psikologis saya benar-benar dipertaruhkan, kalau dulu sekali saya sering terbawa masalah rumah ke dunia luar. Namun kini, apapun masalah di rumah jangan sampai saya bawa ke dunia luar. Cukuplah saya marah di rumah tapi biarkanlah saya tertawa di kampus. Dan saat tulisan ini dibuat, kondisi yang kemarin sempat memanas sudah kembali normal, dan saya cukup berbahagia saat ini.

19 tahun, saya harus mulai meningkatkan segala hal-hal baik yang sudah terjadi setahun kebelakang. Saya tidak mau bertambahnya umur malah membuat saya menjadi lupa diri. Saya beharap semoga saja umur 19 tahun membawa perubahan besar bagi diri saya. Terlihat muluk bukan? Tapi itulah yang saya sedang usahakan. Bukan merubah dunia, Negara, provinsi, kota, atau kampus. Cukup dengan perubahan dari diri saya sendiri dan mungkin saja gema perubahan nantinya bisa mendunia, tidak ada yang tau kan apa yang terjadi nanti? Saya akan terus bermimpi, mencoba memeluk mimpi itu agar semakin dekat, dan mudah-mudahan kelak saya bisa membaginya pada semua orang. Amien.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengingat

Beberapa hari ini saya banyak mengingat. Aktivitas yang kadang padatnya minta ampun, kadang juga kosongnya bikin ngelamun. Penyakit lupa saya makin menjadi, menurut mitos katanya yang pelupa itu banyak salah ama orangtua. Tapi secara ilmiah ada yang bilang orang pelupa gara-gara kebanyakan makan makanan yang banyak mengandung MSG. Ya meskipun, masih banyak lagi penyebab-penyebab lupa lainnya, yang saya pun belum tau pasti, saya menjadi pelupa seperti ini gara-gara apa. Saya mencoba meningat-ingat apa-apa saja yang terjadi beberapa hari ini, beberapa minggu ini, beberapa bulan ini, dan beberapa tahun ke belakang. Dan begitu banyak yang terjadi, sampai-sampai saya tida bisa mengingat semuanya, hanya kejadian-kejadian yang menimbulkan kesan khusus yang bisa saya ingat, itu pun samar, entah kesan baik, buruk, sedih, senang, takut, dan lainnya. Saya tidak menyangka saya sudah sampai sejauh ini, begitu banyak yang terlewati begitu saja. Saya tidak pernah menyangka apa yang ada di sekitar

Percaya Diri, Am I?

Hello, sudah lama rasanya tidak menuangkan huruf-huruf di blog ini. Daripada keburu usang dan tua saya akan mencoba menulis tentang PD. PD disini bukan mata kuliah Psikodiagnostik (sebuah mata kuliah berseri paling banyak,sampe 7 lho) yang menghiasi sanubari saya selama kuliah melainkan tentang percaya diri. Mungkin akan banyak yang bilang bahwa saya itu memiliki tingkat PD yang tinggi. Kelihatannya mungkin iya tapi nyatanya dan sejujur-jujurnya saya adalah orang yang pemalu dan mudah minder. That's the truth. Tapi sekarang bisa dibilang sudah agak mendingan dibandingkan dulu lho. Dulu waktu TK sampe SD kelas 2an saya masih suka bersembunyi dibalik ketiak Ibu saya ketika ada Om dan Tante yang ke rumah. Atau bersembunyi di kamar dengan jantung berdebar-debar karena takut ditanya (sekarang juga masih sembunyi di kamar tapi dengan alasan yang berbeda). Dan sedikit-sedikit hal itu mulai berubah ketika saya menyadari bahwa tubuh saya tidak cukup lagi untuk bersembunyi di balik ketiak Ib

Sebuah Hari Istimewa

Semua orang pasti memiliki beberapa tanggal dalam hidupnya yang dijadikan sebagai hari istimewa. Hari yang akan terasa berbeda dari biasanya. Hari dimana kita terkadang tidak bisa tidur karena tidak sabar menanti datangnya esok. Hari dimana jantung kita terasa berdebar lebih cepat dari biasanya. Hari dimana kita tidak sabaran untuk segera menemui hari itu. Itulah sesuatu yang disebut istimewa menurut saya. Ada beberapa hari, diantara 365 hari dalam setahun yang kita tandai. Saya pun memilikinya. Beberapa hari istimewa, entah itu berisi kesenangan atau berbalut kesedihan. Karena sesuatu yang istimewa tidak selalu berisi tawa. Sayangnya tidak semua orang bisa paham akan apa yang kita sebut istimewa. Saya berkata setiap kamis istimewa belum tentu orang pun dapat beranggapan sama atau minimal memahami apa yang kita rasakan saat menghadapi hari itu. Seharusnya saya dapat memahami hal itu, tidak merasa keberatan ketika orang lain menganggap hari itu adalah hari yang biasa saja. Tidak berhak