Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2010

dari 6:30

6:30. Menyesal saya baru tertarik menonton film ini. Padahal ini bukanlah sebuah film yang bisa dikatakan jelek. Dan film-film jenis ini mungkin sudah tidak diproduksi lagi oleh para sineas Indonesia. Film drama yang dikemas secara natural dengan konflik yang bisa dialami oleh semua orang. Dan yang pasti film ini terasa indie sekali. Meskipun banyak hal-hal yang mengganggu sepanjang film yaitu: suara. Salah satu pesan dari film ini akan saya ilustrasikan sedikit. Misalnya begini, kamu punya sahabat atau teman dekat, ternyata kamu suka mantan sahabat kamu. Situasi yang tidak menyenangkan sebenarnya. Mungkin sampai saat ini hal sebisa mungkin kita cegah adalah jatuh cinta pada mantan sahabat sendiri. Judul kasusnya adalah: Tertarik sampai Jatuh Cinta pada orang yang salah. Tapi siapa yang bisa memprediksi (kecuali peramal, atau yang lainnya) kepada siapa kita akan tertarik bahkan sampai tergila-gila pada seseorang. Padahal kita tau, when you falling in love with her/him, you’ll get probl

di salah satu tempat di KOPO

Sedikit cerita ringan saja. Di daerah tempat saya tinggal ada sebuah swalayan yang cukup legendaries di KOPO. Kalau diingat-ingat sih swalayan itu adalah pasar modern pertama di KOPO. Sesekali saya kesana untuk membeli barang-barang yang kadang tidak ada di tempat lainnya. Salah satunya alat-alat elektronik ringan, seperti CD, headset, dan-lain-lain. Alat-alat tulis dan barang elektronik berada di satu lantai yaitu lantai 3. Yang akan dibahas bukanlah keunggulan dari swalayan atau promosi. Melainkan ada hal yang menggelitik saya ketika saya baru-baru ini ke sana untuk membeli DVD. Ada seorang karyawan swalayan itu yang dari dulu hingga sekarang masih saja ada dan selalu bertugas di lantai 3. Yang jadi persoalan adalah karyawan (laki-laki) itu mempunyai prilaku yang tidak biasa. Masih diagnosis semata, saya mendiagnosis dia gay. Sewaktu saya SMP saya sering membeli alat-alat tulis disana. Dan karyawan itu bertanya-tanya dan terus-terusan mengajak saya ngobrol. Saya dulu berp

Orang yang Gila Hormat

Bagaimana rasanya jika bertemu orang yang gila hormat tetapi sama sekali tidak menghormati orang lain? Tentu kepala akan terasa panas. Dan bagaimana jika kita bertemu dengan orang macam itu setiap hari di rumah. Jawaban yang jelas adalah tidak betah di rumah. Karena satu orang yang super bedebah itu kenyamanan saya di rumah semakin berkurang. Rasanya ingin menendang pantatnya keluar dari rumah. Namun sayang berbagai macam norma menghalangi saya untuk melakukan hal itu. Sehingga yang bisa dilakukan adalah menahan diri. Menekan amarah sedalam-dalamnya. Setiap harinya memang ada saja yang bisa dijadikan masalah besar olehnya. Entah apa yang ia inginkan. Entah setan darimana yang selalu mendampinginya, yang jelas setan itu semakin sukses membuat saya gerah setengah mati. Mungkin manusia macam itu diciptakan untuk menguji kesabaran saya. Mau tidak mau saya harus sabar menghadapi orang macam ini. Damn.

Salah Satu Malam Minggu

Malam Minggu selalu identik dengan waktunya senang-senang. Mulai dari senang-senang dengan keluarga sampai pacar. Meskipun kegiatan itu bukanlah hal yang menjadi kewajiban. Tetapi banyak orang yang melakukan berbagai kegiatan yang sifatnya senang-senang ketika malam Minggu tiba Tidak begitu dengan saya. Mungkin saya adalah satu dari sebagian kecl orang yang tidak banyak melakukan aktivitas pada hari Sabtu malam. Di umur saya yang 20 sekian ini saya tinggal jauh dari keluarga. Teman-teman saya biasanya punya kesibukan tersendiri setiap Minggunya. Sehingga jarang-jarang saya bisa bersama mereka di malam Minggu. Dan tak lupa saya tidak punya pacar atau seseorang yang akan dengan sudi meluangkan waktunya bersama saya di Sabtu malam. Begitupun Mala mini, jalanan dipenuhi oleh berbagai kendaraan bermotor. Seperti malam Minggu yang lalu-lalu, jalanan selalu ramai oleh orang-orang yang sedang kasmaran. Saya pun ingin membuat malam Minggu ini lebih special di banding dengan Minggu-Minggu se