Langsung ke konten utama

dari 6:30


6:30. Menyesal saya baru tertarik menonton film ini. Padahal ini bukanlah sebuah film yang bisa dikatakan jelek. Dan film-film jenis ini mungkin sudah tidak diproduksi lagi oleh para sineas Indonesia. Film drama yang dikemas secara natural dengan konflik yang bisa dialami oleh semua orang. Dan yang pasti film ini terasa indie sekali. Meskipun banyak hal-hal yang mengganggu sepanjang film yaitu: suara.

Salah satu pesan dari film ini akan saya ilustrasikan sedikit. Misalnya begini, kamu punya sahabat atau teman dekat, ternyata kamu suka mantan sahabat kamu. Situasi yang tidak menyenangkan sebenarnya. Mungkin sampai saat ini hal sebisa mungkin kita cegah adalah jatuh cinta pada mantan sahabat sendiri. Judul kasusnya adalah: Tertarik sampai Jatuh Cinta pada orang yang salah.

Tapi siapa yang bisa memprediksi (kecuali peramal, atau yang lainnya) kepada siapa kita akan tertarik bahkan sampai tergila-gila pada seseorang. Padahal kita tau, when you falling in love with her/him, you’ll get problems. Dan sejak kita menetapkan siapa-siapa saja yang tidak boleh kita sukai, kita pun harus bersiap-siap jika suatu saat kita bisa saja suka kepada orang itu. Apalagi saat ada waktu yang tepat, saat yang tepat, dan taraaa..jadilah perubahan perasaan yang asalnya tidak ada apa-apa menjadi apa-apa.

But who can deny? Perasaan macam seperti itu kan bersifat ajaib. Tidak diduga dan tiba-tiba datang. Jago-jagonya kita buta memungkirinya.Komplekslah rasanya kalau naksir sama orang yang salah. Mungkin ada beberapa orang yang (sori) tertarik pada saya dan merasa “Kayaknya Gue salah suka ama orang itu, kok bisa ya?”

Karena saya pun kadang berpikir hal yang serupa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Solo Traveling (part 1)

Hei apa kabar my dearest blog? Wah sudah dua tahun ya tidak ada posting sama sekali di blog ini. Bukan tidak ingin untuk menulisa lagi, hanya saja hmmmmm. Okey mari kita lewati memberikan berbagai macam alasan untuk tidak menulis, sekarang saya akan sedikit memberikan pengalaman saya seputar jalan-jalan. Rasanya sudah cukup lama sih tidak menulis sesuatu yang bersifat informatif di blog ini. Tulisan-tulisan terakhir saya berisi cerita-cerita fiksi, keluh kesah, puisi, dan hal-hal yang mungkin kurang informatif dan bermanfaat (tapi cukup menghibur kan?). Bukan sok nasionalis sih, tapi emang Indonesia itu negara yang luas dan punya banyak sekali tempat-tempat yang bisa dikunjungi.   Saya tiba-tiba baru sadar bahwa saya sudah terlalu sering jalan-jalan. Memang sih saya belum bisa dikategorikan sebagai backpacker sejati atau traveler akut. Apalagi kalau mau adu jumlah negara yang dikunjungi, duh saya masih cupu sekali. Selain karena waktu dan ehem budget, saya lebih fokus u

Review: The Other Boleyn Girl

I give 4,5 star from 5 for this movie. Wow. Satu lagi jajaran film yang masuk film kategori “sangat bagus” menurut saya. Saya baru berkesempatan menonton film ini hari ini. Dan ternyata tidak pernah ada kata terlambat untuk film bagus. Ceritanya sendiri sangat complicated, bukan sekedar cinta, tapi juga melibatkan nafsu, ambisi, politik, humanity, dan berbagai kata lain yang akan muncul setelah saya menonton film ini.Film ini sendiri diangkat dari sebuah novel dengan judul yang sama karangan dari Philippa Gregory. Saya sebenarnya agak kebingungan apakah ini kisah nyata atau hanya fiksi sebagaian berkata ini fiksi namun ada beberapa hal yang memang bersumber dari sejarah Inggris. Tapi kali ini saya bukan mau concern ke sejarahnya melainkan ke film nya (tapi penasaran dengan sejarah aslinya). Film ini sendiri bukanlah film yang baru sudah ada dari tahun 2008 di luar negeri sana. Saya kurang tau nasib film ini di Indonesia, apa sudah beredar atau tidak. Film ini bercerita tentang sebuah

8 Hari Jelang Premiere

Ternyata saya mengalami ketakutan luar biasa jelang premiere. Takut kalau filmnya malah dihujat orang, takut kalau dengar selentingan "Ih filmnya ga banget deh". Takut juga denger "Duh Sutradaranya payah nih". Dan komentar-komentar lainnya yang bisa menyayat hati. Sumpah. Ini baru pertama kalinya film pendek yang saya sutradarai di putar secara umum. Dan ternyata rasanya lebih fantastis. saya malah jadi takut jangan-jangan tidak ada yang mau nonton film "Senja" lagi. Wajarkan ya kalau sutradara amatir semacam saya mengalami kegugupan ini? Mudah-mudahan saja semua berjalan lancar. Acaranya banyak yang datang dan tidak mengecewakan. Amien