Sedikit cerita ringan saja. Di daerah tempat saya tinggal ada sebuah swalayan yang cukup legendaries di KOPO. Kalau diingat-ingat sih swalayan itu adalah pasar modern pertama di KOPO. Sesekali saya kesana untuk membeli barang-barang yang kadang tidak ada di tempat lainnya. Salah satunya alat-alat elektronik ringan, seperti CD, headset, dan-lain-lain. Alat-alat tulis dan barang elektronik berada di satu lantai yaitu lantai 3.
Yang akan dibahas bukanlah keunggulan dari swalayan atau promosi. Melainkan ada hal yang menggelitik saya ketika saya baru-baru ini ke sana untuk membeli DVD. Ada seorang karyawan swalayan itu yang dari dulu hingga sekarang masih saja ada dan selalu bertugas di lantai 3. Yang jadi persoalan adalah karyawan (laki-laki) itu mempunyai prilaku yang tidak biasa. Masih diagnosis semata, saya mendiagnosis dia gay.
Sewaktu saya SMP saya sering membeli alat-alat tulis disana. Dan karyawan itu bertanya-tanya dan terus-terusan mengajak saya ngobrol. Saya dulu berpikir, si karyawan terlalu ramah. Selang 2 tahun, saya tidak pernah ke lantai 2 swalayan itu. Dan saya pun kembali karena ingin membeli headset. Saya sudah SMA kala itu. Lagi-lagi si karyawan masih bekerja disana. Dan dia tetap mengajak ngobrol. Saya mulai curiga darisana. Karena ada konsumen lainnya yang perempuan tidak begitu ia hiraukan. Namun saat itu saya belum bisa mengatakan dia gay. Namun pikiran saya diperkuat ketika salah satu teman SMA yang juga ke swalayan itu menceritakan hal yang sama. Sejak itu kami berdua sepakat bahwa karyawan itu “tidak biasa”.
2 tahun saya tidak melihat lagi karyawan itu. Dan kemarin-kemarin saya sempat dua kali kesana lagi. Kini swalayan itu sudah direnovasi. Waktu itu saya tidak sadar. Saya sibuk memilih-milih. Saya mendengar karyawan itu mengajakn ngobrol salah satu konsumen. Saya jadi teringat kejadian SMP. dan saat saya lihat wajahnya. Benar saja. Dan saya hanya senyum-senyum sendiri. Dulu saya pernah di posisi itu. Malah sekarang dia lebih agresif. Wow. Semakin bertambahnya umur kali ya.
Kunjungan saya yang kedua dalam rangka beli DVD ternyata si karyawan mulai lagi. Wah-wah saya kira dia hanya mengincar anak-anak SMP dan SMA. Apa saya-nya yang masih seperti anak SMP-SMA? Tau lah. Legendaris tuh.
Komentar
Posting Komentar