Aku mengenal seseorang bernama Ana. Ketika itu kami sedang berada di suatu perjalanan dengan tujuan yang berbeda. Dalam perjalanan yang cukup lama itu aku sedikit demi sedikit mulai memahami sosok seorang Ana. Selama perjalanan tak sedikit pun aku menaruh harapan padanya, begitu juga Ana. Kami beriringan tanpa ekspektasi, karena kami pernah dibuat kecewa olehnya.
Tempat tujuan kami belum juga terlihat, rasanya masih jauh. Aku bahkan tidak menanyakan dimana Ana akan turun, kemana dia akan pergi, apa yang akan dia lakukan berikutnya, tak satupun aku lontarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Namun aku meyakini bahwa kami tidak menuju tempat yang sama. Sampai akhirnya aku merasa bahwa sepertinya sebentar lagi aku akan sampai. Sampai, berat rasanya untuk menyebut kata tersebut. Tanpa aku sadari bahwa mungkin aku sedikit berharap padanya, pada Ana. Bukan logikaku yang membuatnya ada, ah rasanya itu tiba-tiba muncul. Aku mencoba keluar dari topik tentang politik dan dunia hiburan yang dari tadi kami bahas sepanjang perjalanan. Aku dengan gugup mulai membahas tentang arah dan tempat. Seketika Ana terdiam, entah apa makna diam itu. Ada sesuatu yang memaksanya untuk diam. Aku tidak mau menekannya, tapi sayangnya aku hampir sampai. Ana hanya menunduk sambil melihat pemandangan di luar. Aku sampai. Ana masih di sana terus melanjutkan perjalanan.
Tak lama berselang, aku bertemu dengan Kana. Dia menyenangkan dan semua terasa nyata dan benar. Aku kembali berjalan tanpa ekspektasi terlalu tinggi. Aku masih agak takut karena sebelumnya Ana tidak bisa menjawab ekspektasi ini. Kana tidak menjanjikan apa-apa, begitu juga aku. Dia menemaniku kemana saja dan kapan saja. Rasanya aku ingin membawanya berkeliling dunia. Namun saat Kana tau aku ingin berkeliling dunia, ia mendadak menghentikan langkahnya. Kana tidak ingin pergi kemana-mana. Kana tidak suka perubahan, sesuatu yang baru hingga tempat yang baru. Sementara aku mau tidak mau harus terus berpindah. Aku pergi.
Setelahnya ada Ratna, Shana, dan semua yang berakhiran "Na". Sampai aku kapok untuk mengenal semua nama yang ada unsur "Na" di dalamnya. Ah bukan, ini mungkin bukan soal nama. Walaupun aku meyakini tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Mungkin bukan nama. Aku akan berhenti untuk jatuh cinta
dalam perjalanannya, seseorang akan bersinggungan dengan orang lain. beberapa hanya melintas dan pergi begitu saja, beberapa ada yang singgah meski cuma sementara. banyak orang yang lelah menghadapi kesementaraan. tapi yang selamanya mungkin cuma kesementaraan... hehe... beberapa waktu lalu, saya dan beberapa teman baru berdiskusi soal topik yang persis dengan isi tulisan di atas. keren!
BalasHapus