Langsung ke konten utama

Fool

Cinta, salah satu topik paling menarik dalam hidup manusia. Topik ini menjadi kian menarik ketika kita sendiri yang mengalaminya. Cinta memang tidak melulu hanya kepada seseorang yang sedang-akan-ingin kita jadikan pasangan, cinta secara umum bisa dirasakan kepada keluarga, pekerjaan, hewan peliharaan, sahabat, dan apapun yang bisa dicintai. Tapi saya rasa percintaan yang paling sukses membuat seseorang jadi mendayu-dayu adalah cinta terhadap seseorang yang bukan kelurga, bukan hewan atau pekerjaan, bisa jadi mulanya teman, dan rasanya ingin kita miliki sebagai pasangan.

Begitu banyak lirik lagu ataupun puisi yang mengatakan bahwa cinta tak harus memiliki. Menurut saya itu hanya kalimat omong kosong yang digunakan untuk menguatkan diri ketika mengetahui kenyataan bahwa memang tidak semua cinta bisa kita miliki. Lalu kenapa segitu ngototnya ketika kita merasakan jatuh cinta dan ingin rasanya cepat mengikat cinta tersebut dal satu hubungan. Bagi saya menyukai seseorang dengan begitu kuatnya hingga bisa dikategorikan sebagai rasa cinta itu bukan hal yang gampang. Kita tidak bisa jatuh cinta pada semua orang ataupun banyak orang. Karena hal tersebut ketika kita jatuh cinta pada seseorang kita berusaha berjuang secara terlihat maupun tak terlihat untuk bisa mendapatkan timbal balik dari orang yang kita cintai.

Saya sempat berpikir bahwa rasa cinta itu muncul murni karena ada proses pembiasaan. Dulunya saya sempat meyakini hal tersebut. Sehingga dengan teori tersebut saya seolah merasa hebat dam tidak takut untuk jatuh cinta. Sederhananya jika saya kecewa akan perasaan tersebut, saya hanya perlu membiasakan diri untuk tidak merasakan rasa itu. Kemudian kini ketika saya mengalami rasa ketertarikan yang luar biasa dengan seseorang yang sosoknya sudah lama saya nanti, saya malah jadi uring-uringan. Bingung, karena dari pertemuan pertama entah kenapa dengan noraknya saya seperti terhipnotis dan bisa dengan mudahnya menetapkan bahwa ini bukan perasaan tertarik biasa. Ini lain dari biasanya. Biasanya saya butuh waktu yang lama untuk sekedar memutuskan apa yang saya rasakan.

Sialnya, tidak semudah yang saya bayangkan. Tidak mudah karena orang tersebut sedang dalam suatu hubungan. Sialnya lagi hubungannya sudah ke tahap serius. Dan sebagai orang yang berusaha menghormati hubungan orang lain juga sebagai orang yang belum bisa mengalahkan rasa gengsi dan takut saya terjebak dalam zona pertemanan. Tanpa bisa berkata yang sebenarnya saya rasakan. Saya hanya tidak ingin merusak suasana pertemanan yang sudah kondusif. Oh itu mungkin alibi saya agar masih bisa dekat dengannya walaupun sebagai teman.

Ah mendadak jadi mendayu-dayu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengingat

Beberapa hari ini saya banyak mengingat. Aktivitas yang kadang padatnya minta ampun, kadang juga kosongnya bikin ngelamun. Penyakit lupa saya makin menjadi, menurut mitos katanya yang pelupa itu banyak salah ama orangtua. Tapi secara ilmiah ada yang bilang orang pelupa gara-gara kebanyakan makan makanan yang banyak mengandung MSG. Ya meskipun, masih banyak lagi penyebab-penyebab lupa lainnya, yang saya pun belum tau pasti, saya menjadi pelupa seperti ini gara-gara apa. Saya mencoba meningat-ingat apa-apa saja yang terjadi beberapa hari ini, beberapa minggu ini, beberapa bulan ini, dan beberapa tahun ke belakang. Dan begitu banyak yang terjadi, sampai-sampai saya tida bisa mengingat semuanya, hanya kejadian-kejadian yang menimbulkan kesan khusus yang bisa saya ingat, itu pun samar, entah kesan baik, buruk, sedih, senang, takut, dan lainnya. Saya tidak menyangka saya sudah sampai sejauh ini, begitu banyak yang terlewati begitu saja. Saya tidak pernah menyangka apa yang ada di sekitar

Percaya Diri, Am I?

Hello, sudah lama rasanya tidak menuangkan huruf-huruf di blog ini. Daripada keburu usang dan tua saya akan mencoba menulis tentang PD. PD disini bukan mata kuliah Psikodiagnostik (sebuah mata kuliah berseri paling banyak,sampe 7 lho) yang menghiasi sanubari saya selama kuliah melainkan tentang percaya diri. Mungkin akan banyak yang bilang bahwa saya itu memiliki tingkat PD yang tinggi. Kelihatannya mungkin iya tapi nyatanya dan sejujur-jujurnya saya adalah orang yang pemalu dan mudah minder. That's the truth. Tapi sekarang bisa dibilang sudah agak mendingan dibandingkan dulu lho. Dulu waktu TK sampe SD kelas 2an saya masih suka bersembunyi dibalik ketiak Ibu saya ketika ada Om dan Tante yang ke rumah. Atau bersembunyi di kamar dengan jantung berdebar-debar karena takut ditanya (sekarang juga masih sembunyi di kamar tapi dengan alasan yang berbeda). Dan sedikit-sedikit hal itu mulai berubah ketika saya menyadari bahwa tubuh saya tidak cukup lagi untuk bersembunyi di balik ketiak Ib

Sebuah Hari Istimewa

Semua orang pasti memiliki beberapa tanggal dalam hidupnya yang dijadikan sebagai hari istimewa. Hari yang akan terasa berbeda dari biasanya. Hari dimana kita terkadang tidak bisa tidur karena tidak sabar menanti datangnya esok. Hari dimana jantung kita terasa berdebar lebih cepat dari biasanya. Hari dimana kita tidak sabaran untuk segera menemui hari itu. Itulah sesuatu yang disebut istimewa menurut saya. Ada beberapa hari, diantara 365 hari dalam setahun yang kita tandai. Saya pun memilikinya. Beberapa hari istimewa, entah itu berisi kesenangan atau berbalut kesedihan. Karena sesuatu yang istimewa tidak selalu berisi tawa. Sayangnya tidak semua orang bisa paham akan apa yang kita sebut istimewa. Saya berkata setiap kamis istimewa belum tentu orang pun dapat beranggapan sama atau minimal memahami apa yang kita rasakan saat menghadapi hari itu. Seharusnya saya dapat memahami hal itu, tidak merasa keberatan ketika orang lain menganggap hari itu adalah hari yang biasa saja. Tidak berhak