Langsung ke konten utama

Awal Baru di Penghujung Tahun



Di penghujung tahun 2013 ini tiba-tiba saya mendapatkan kabar yang cukup mengejutkan dari kantor dimana saya bekerja saat ini. Bahwa saya ditugaskan ke sebuah daerah yang namanya saja baru saya dengar dan terletak di Sumatra sana yaitu Kota Duri, Riau. Konon di sana akan dibuka sebuah cabang baru yang entah bagaimana ceritanya saya dipercaya untuk bertugas di sana. Setahun ini belakangan ini sudah cukup banyak hal tak terduga yang datang kepada saya mulai dari keluarga, karir, hingga asmara. Sepanjang tahun ini rasanya jantung saya berdebar-debar lebih kencang dari biasanya. Begitu banyak kejadian yang "mengejutkan". Sepertinya akhir tahun ini akan ditutup oleh kepindahan saya ke Duri. Sungguh mengejutkan bagi saya pribadi. 

Saya mengikuti sebuah program pendidikan di kantor saya dimana program tersebut dirancang untuk melahirkan para pemimpin masa depan. Selama setahun saya diberikan berbagai training in class hingga on the job training. Secara keseluruhan saya tidak benar-benar bekerja dalam arti sebenarnya selama setahun kebelakang. Terdengar menyenangkan bukan? Belajar gratis, ilmu dapat, dan dibayar pula. Tapi hal tersebut tidak serta merta membuat proses perjalanan selama setahun ini berlangsung mudah. 4 kali ujian yang cukup meneganggkan rasanya lebih-lebih dari sidang skripsi, materi yang sangat banyak untuk dipelajari, terkadang mendapat penolakan dari karyawan lain, perjalanan menuju tempat OJT yang menyita waktu dan energi, melihat teman yang tereliminasi dan kejadian demi kejadian yang mewarnai perjalanan selama 1 tahun ini yang sangat menguras hati. 

Program ini kemudian selesai hingga sebuah pengumuman mengenai penempatan diberikan kepada masing-masing orangnya. 3 dari 20 telah dieliminasi karena satu dan lain hal, 7 dari 17 yang lulus harus berpencar meninggalkan Jakarta, 2 dari 7 harus meninggalkan pulau Jawa dan hijrah ke Sumatra, 1 dari 2 orang itu adalah saya. Hal yang tidak pernah saya bayangkan dan harapkan sebelumnya terjadi dengan begitu cepat. Saya percaya bahwa tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini. Ketika kita berkenalan dengan si A, ketika mendadak ada kecelakaan, ketika mendadak ada undian, dan hal-hal yang terkesan kebetulan di dunia ini sebenarnya ada maksudnya. Sebuah PR untuk saya agar dapat mendapat jawaban ini sesegera mungkin. 

Mungkin berat rasanya bagi saya yang saat di Jakarta bisa pulang tiap minggu ke Bandung, tiba-tiba harus terputus dari rutinitas ini. Kedepannya mungkin saya akan merasakan apa yang teman-teman kantor saya sudah lebih dulu rasakan yaitu : susah pulang. Mungkin saya bisa pulang 2 bulan sekali atau mungkin bisa lebih. Hal lain yang membuat ini semakin berat adalah lokasi penempatan saya yang berada di kota kecil dimana tidak ada bioskop, dan fasilitas lain yang biasanya mudah ditemui di kota besar. Selain susah pulang, kondisi kota, ada satu hal lagi yang membuat saya sadar bahwa semenjak saya tau akan ditempatkan di luar pulau Jawa, saat itu pula saya harus menerima kondisi bahwa saya tidak akan bisa menjalin, membuat, memulai yang namanya hubungan. Artinya kontrak saya untuk menjadi single and available akan semakin panjang. Sigh. 

Semoga peruntungan saya baik di sana. For the first time in my life, I would say : Duri be nice to me please


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Solo Traveling (part 1)

Hei apa kabar my dearest blog? Wah sudah dua tahun ya tidak ada posting sama sekali di blog ini. Bukan tidak ingin untuk menulisa lagi, hanya saja hmmmmm. Okey mari kita lewati memberikan berbagai macam alasan untuk tidak menulis, sekarang saya akan sedikit memberikan pengalaman saya seputar jalan-jalan. Rasanya sudah cukup lama sih tidak menulis sesuatu yang bersifat informatif di blog ini. Tulisan-tulisan terakhir saya berisi cerita-cerita fiksi, keluh kesah, puisi, dan hal-hal yang mungkin kurang informatif dan bermanfaat (tapi cukup menghibur kan?). Bukan sok nasionalis sih, tapi emang Indonesia itu negara yang luas dan punya banyak sekali tempat-tempat yang bisa dikunjungi.   Saya tiba-tiba baru sadar bahwa saya sudah terlalu sering jalan-jalan. Memang sih saya belum bisa dikategorikan sebagai backpacker sejati atau traveler akut. Apalagi kalau mau adu jumlah negara yang dikunjungi, duh saya masih cupu sekali. Selain karena waktu dan ehem budget, saya lebih fokus u

Review: The Other Boleyn Girl

I give 4,5 star from 5 for this movie. Wow. Satu lagi jajaran film yang masuk film kategori “sangat bagus” menurut saya. Saya baru berkesempatan menonton film ini hari ini. Dan ternyata tidak pernah ada kata terlambat untuk film bagus. Ceritanya sendiri sangat complicated, bukan sekedar cinta, tapi juga melibatkan nafsu, ambisi, politik, humanity, dan berbagai kata lain yang akan muncul setelah saya menonton film ini.Film ini sendiri diangkat dari sebuah novel dengan judul yang sama karangan dari Philippa Gregory. Saya sebenarnya agak kebingungan apakah ini kisah nyata atau hanya fiksi sebagaian berkata ini fiksi namun ada beberapa hal yang memang bersumber dari sejarah Inggris. Tapi kali ini saya bukan mau concern ke sejarahnya melainkan ke film nya (tapi penasaran dengan sejarah aslinya). Film ini sendiri bukanlah film yang baru sudah ada dari tahun 2008 di luar negeri sana. Saya kurang tau nasib film ini di Indonesia, apa sudah beredar atau tidak. Film ini bercerita tentang sebuah

8 Hari Jelang Premiere

Ternyata saya mengalami ketakutan luar biasa jelang premiere. Takut kalau filmnya malah dihujat orang, takut kalau dengar selentingan "Ih filmnya ga banget deh". Takut juga denger "Duh Sutradaranya payah nih". Dan komentar-komentar lainnya yang bisa menyayat hati. Sumpah. Ini baru pertama kalinya film pendek yang saya sutradarai di putar secara umum. Dan ternyata rasanya lebih fantastis. saya malah jadi takut jangan-jangan tidak ada yang mau nonton film "Senja" lagi. Wajarkan ya kalau sutradara amatir semacam saya mengalami kegugupan ini? Mudah-mudahan saja semua berjalan lancar. Acaranya banyak yang datang dan tidak mengecewakan. Amien