Langsung ke konten utama

Saling Tehubungnya Kita: Internet


Internet. Beberapa tahun kebelakang ini internet semakin populer. Jika kita ingat sekitar 5-7 tahun yang lalu, mungkin internet masih jadi kebutuhan segelintir orang saja. Pemahaman akan internet hanya sebatas email (yang di Indonesia dulu masih jararang digunakan) dan chatting. Sehingga membuat banyak orang tidak terlalu menganggap bahwa internet merupakan sebuah kebutuhan penting. Saya merupakan salah satu pengguna internet semenjak kelas 5 SD. Dulu saya sungguh takjub dengan internet dimana saya bisa mengetahui banyak hal (kini lebih banyak lagi seiring dengan semakin banyaknya portal-portal berita dan sejenisnya). Dimana saya juga bisa berperan sebagai seorang yang berusia 17 tahun saat chatting dengan orang lain (saat itu umur saya masih 11 tahun). Dan dimana saya bisa mengakses porn untuk pertama kalinya (saya yakin banyak yg punya pengalaman sama). Saat menginjak SMP saya semakin keranjingan yang namanya internet, tarif 4000-5000 rupiah per jam pun tak lagi jadi pertimbangan. Sampai suatu masa terdengarlah gaung Friendster. Bagi saya itulah salah satu masa dimana internet semakin "membumi". Friendster yang merupakan sebuah situs jejaring sosial yang mampu menyedot perhatian banyak orang Indonesia. Istilahnya "ga punya FS (singkatan dari Friendster) lo ga gaul di jamannya". Dan FS benar-benar membuat masyarakat Indonesia lumayan melek internet, meskipun saat itu orang-orang berbondong-bondong ke warnet hanya untuk FS-an. 

Warnet semakin berkibar, bahkan dekat rumah saya ada sekitar 4 warnet degan tarif dan fasilitas yang bermacam-macam. Provider telekomunikasi Indonesia mungkin tidak mau ketinggalan sehingga mereka mulai memperhatikan layanan data agar internet semakin mudah diakses bahkan lewat mobile phone sekalipun. Pamor FS kemudian meredup dan muncul berbagai jejaring sosial baru yang lebih "asik" dan kaya fitur Facebook, Twitter, Plurk, dan sebagainya. Warnet mungkin sudah banyak yang bangkrut, bukan karena pengguna internet berkurang tetapi karena semakin mudahnya kita mendapatkan akses internet. Bahkan orangtua saya yang baru melek sama internet menanggap bahwa internet itu (terutama Google) sangat berguna bagi mereka.

Lalu apa yang membuat saya kembali takjub dengan internet beberapa hari ini? Perasaan takjub saya (seperti waktu awal mengenal internet) muncul lagi. Saya tersadarkan akan dampak dari adanya internet. Dampak untuk saya pribadi dan kisah dari teman-teman saya. Internet bukan sekedar lahan mencari dan berbagi informasi, bukan sekedar tempat download atau upload. Tapi internet menghubungkan kita semua. Lewat jejaring sosial, lewat forum-forumnya, lewat tulisan harian semacam blogspot, tumblr, dan sebagainya. Efeknya adalah kita menjadi saling terkait, mengenal satu sama lain, bahkan teman saya ada yang menemukan tambatan hati lewat blogspot. Lewat internet banyak orang yang menemukan partner yang sesuai dengan apa yang diharapkan mulai dari teman dengan minat yang sama hingga teman berbagi "kelam"nya hidup. Dari internet saya juga jadi banyak mengetahui bahwa si A dan si B saling mengenal, bahwa si C dengan si D saudara, bahkan si E dan si F ternyata sempat berpacaran bahkan karena adanya internet saya juga bisa menemukan orang dengan nama yg sama kemudian bisa berteman hingga saat ini. Dari internet juga saya mendapatkan banyak fakta yang kadang-kadang sulit dipercaya. 

Kehadiran internet memang tidak selalu berdampak positif, banyak dampak negatif yang kita semua sudah ketahui. Tapi bagaimanapun internet membuat saya semakin yakin bahwa kita semua saling berhubungan, apa yang kita lakukan hari ini mungkin bisa berdampak pada orang lain diluaran sana. Satu lagi, dunia itu sempit. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Solo Traveling (part 1)

Hei apa kabar my dearest blog? Wah sudah dua tahun ya tidak ada posting sama sekali di blog ini. Bukan tidak ingin untuk menulisa lagi, hanya saja hmmmmm. Okey mari kita lewati memberikan berbagai macam alasan untuk tidak menulis, sekarang saya akan sedikit memberikan pengalaman saya seputar jalan-jalan. Rasanya sudah cukup lama sih tidak menulis sesuatu yang bersifat informatif di blog ini. Tulisan-tulisan terakhir saya berisi cerita-cerita fiksi, keluh kesah, puisi, dan hal-hal yang mungkin kurang informatif dan bermanfaat (tapi cukup menghibur kan?). Bukan sok nasionalis sih, tapi emang Indonesia itu negara yang luas dan punya banyak sekali tempat-tempat yang bisa dikunjungi.   Saya tiba-tiba baru sadar bahwa saya sudah terlalu sering jalan-jalan. Memang sih saya belum bisa dikategorikan sebagai backpacker sejati atau traveler akut. Apalagi kalau mau adu jumlah negara yang dikunjungi, duh saya masih cupu sekali. Selain karena waktu dan ehem budget, saya lebih fokus u

Review: The Other Boleyn Girl

I give 4,5 star from 5 for this movie. Wow. Satu lagi jajaran film yang masuk film kategori “sangat bagus” menurut saya. Saya baru berkesempatan menonton film ini hari ini. Dan ternyata tidak pernah ada kata terlambat untuk film bagus. Ceritanya sendiri sangat complicated, bukan sekedar cinta, tapi juga melibatkan nafsu, ambisi, politik, humanity, dan berbagai kata lain yang akan muncul setelah saya menonton film ini.Film ini sendiri diangkat dari sebuah novel dengan judul yang sama karangan dari Philippa Gregory. Saya sebenarnya agak kebingungan apakah ini kisah nyata atau hanya fiksi sebagaian berkata ini fiksi namun ada beberapa hal yang memang bersumber dari sejarah Inggris. Tapi kali ini saya bukan mau concern ke sejarahnya melainkan ke film nya (tapi penasaran dengan sejarah aslinya). Film ini sendiri bukanlah film yang baru sudah ada dari tahun 2008 di luar negeri sana. Saya kurang tau nasib film ini di Indonesia, apa sudah beredar atau tidak. Film ini bercerita tentang sebuah

8 Hari Jelang Premiere

Ternyata saya mengalami ketakutan luar biasa jelang premiere. Takut kalau filmnya malah dihujat orang, takut kalau dengar selentingan "Ih filmnya ga banget deh". Takut juga denger "Duh Sutradaranya payah nih". Dan komentar-komentar lainnya yang bisa menyayat hati. Sumpah. Ini baru pertama kalinya film pendek yang saya sutradarai di putar secara umum. Dan ternyata rasanya lebih fantastis. saya malah jadi takut jangan-jangan tidak ada yang mau nonton film "Senja" lagi. Wajarkan ya kalau sutradara amatir semacam saya mengalami kegugupan ini? Mudah-mudahan saja semua berjalan lancar. Acaranya banyak yang datang dan tidak mengecewakan. Amien