Sering, ketika Kamu menatap lurus kedepan, yang Kamu tatap hanya sebauh garis lurus. Ketika itu Aku berusaha menelusuri garis yang Kamu pandangi itu. Garis berisi luapan kegundahan yang Kamu simpan rapat-rapat bersamaku di dalamnya. Aku mengerti, kenapa Kamu begitu pesimisnya untuk menentang perbatasan itu. Kamu pun sudah cukup banyak memberikan penjelasan. Aku paham, tapi belum juga bisa menerimanya. Sulit.
Pada akhirnya kita akan bertemu pada sebuah titik. Dimana kita hanya bisa berpandangan. Kita bisa saling mengamati satu sama lain. Namun tak satupun dari kita boleh melewati titik itu untuk saling bersentuhan, atau saling berujar. Meskipun Kamu menangis atau Aku yang menangis, tak ada yang bisa kita perbuat untuk mengobati kegundahan ini. Terlalu lama.
Pada akhirnya kita akan bertemu pada sebuah titik. Dimana kita hanya bisa berpandangan. Kita bisa saling mengamati satu sama lain. Namun tak satupun dari kita boleh melewati titik itu untuk saling bersentuhan, atau saling berujar. Meskipun Kamu menangis atau Aku yang menangis, tak ada yang bisa kita perbuat untuk mengobati kegundahan ini. Terlalu lama.
Komentar
Posting Komentar