Langsung ke konten utama

SEPTEMBER

Sudah lama rasanya tidak menuangkan sesuatu di blog ini, rasanya saya seperti seorang ayah yang tidak bertanggung jawab pada anaknya yang sudah semakin bertambah besar. Bukan karena tidak ada lagi yang ingin saya ceritakan, tapi semata-mata hanya kemalasan luar biasa yang melanda saya dalam hal tulis menulis.

Saya pun tidak bertanggung jawab dalam bercerita mengenai KKN, cerita KKN yang saya tulis tidak berakhir sampai tuntas, padahal banyak yang ingin saya bagi meskipun KKN saya sepertinya tidak seseru KKN teman-teman saya yang lain, tapi tetap membawa segudang cerita dan banyak pelajaran. Ya pada akhirnya lewat posting ini saya nyatakan KKN telah berakhir sejak 20 Agustus lalu.

Apa yang terjadi di bulan September ini, biasanya bulan September diidentikan dengan 2 hal, yaitu bulan yang benar- benar membuat galau sampai berguling-guling di kasur atau bulan yang benar-benar penuh keceriaan. Saya sepertinya berada di golongan yang berada ditengah-tengah, sendu ada bahagia juga ada, eh bukannya hidup memang selalu begitu ya?

Saya berada di satu titik dimana begitu sulitnya orang-orang bisa mengerti dan paham akan jalan pikiran saya yang kadang absurd. Karena saya tau persis masih banyak yang lebih absurd jika standarnya adalah saya. Tapi hal itu membuat saya jadi merenung dan berdiam di sudut kamar, sebegitu sulitkah memahami saya?

Bulan ini saya berumur 21 tahun, angkanya semakin besar, tanggung jawab semakin besar dan permintaan untuk segera lulus pun semakin banyak. Satu-satunya yang saya inginkan di umur ini adalah memiliki penghasilan sendiri (yang besar). Tapi saya belum tau apakah ada hal-hal kecil dari diri saya yang dapat menghasilkan sesuatu yang besar?

September ini penuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang berputar dengan rapih mengelilingi otak, namun sebuah pertanyaan sepertinya paling menonjol di sudut otak yang terdalam.

Haruskah saya menyesal dan menyerah?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Solo Traveling (part 1)

Hei apa kabar my dearest blog? Wah sudah dua tahun ya tidak ada posting sama sekali di blog ini. Bukan tidak ingin untuk menulisa lagi, hanya saja hmmmmm. Okey mari kita lewati memberikan berbagai macam alasan untuk tidak menulis, sekarang saya akan sedikit memberikan pengalaman saya seputar jalan-jalan. Rasanya sudah cukup lama sih tidak menulis sesuatu yang bersifat informatif di blog ini. Tulisan-tulisan terakhir saya berisi cerita-cerita fiksi, keluh kesah, puisi, dan hal-hal yang mungkin kurang informatif dan bermanfaat (tapi cukup menghibur kan?). Bukan sok nasionalis sih, tapi emang Indonesia itu negara yang luas dan punya banyak sekali tempat-tempat yang bisa dikunjungi.   Saya tiba-tiba baru sadar bahwa saya sudah terlalu sering jalan-jalan. Memang sih saya belum bisa dikategorikan sebagai backpacker sejati atau traveler akut. Apalagi kalau mau adu jumlah negara yang dikunjungi, duh saya masih cupu sekali. Selain karena waktu dan ehem budget, saya lebih fokus u

Review: The Other Boleyn Girl

I give 4,5 star from 5 for this movie. Wow. Satu lagi jajaran film yang masuk film kategori “sangat bagus” menurut saya. Saya baru berkesempatan menonton film ini hari ini. Dan ternyata tidak pernah ada kata terlambat untuk film bagus. Ceritanya sendiri sangat complicated, bukan sekedar cinta, tapi juga melibatkan nafsu, ambisi, politik, humanity, dan berbagai kata lain yang akan muncul setelah saya menonton film ini.Film ini sendiri diangkat dari sebuah novel dengan judul yang sama karangan dari Philippa Gregory. Saya sebenarnya agak kebingungan apakah ini kisah nyata atau hanya fiksi sebagaian berkata ini fiksi namun ada beberapa hal yang memang bersumber dari sejarah Inggris. Tapi kali ini saya bukan mau concern ke sejarahnya melainkan ke film nya (tapi penasaran dengan sejarah aslinya). Film ini sendiri bukanlah film yang baru sudah ada dari tahun 2008 di luar negeri sana. Saya kurang tau nasib film ini di Indonesia, apa sudah beredar atau tidak. Film ini bercerita tentang sebuah

8 Hari Jelang Premiere

Ternyata saya mengalami ketakutan luar biasa jelang premiere. Takut kalau filmnya malah dihujat orang, takut kalau dengar selentingan "Ih filmnya ga banget deh". Takut juga denger "Duh Sutradaranya payah nih". Dan komentar-komentar lainnya yang bisa menyayat hati. Sumpah. Ini baru pertama kalinya film pendek yang saya sutradarai di putar secara umum. Dan ternyata rasanya lebih fantastis. saya malah jadi takut jangan-jangan tidak ada yang mau nonton film "Senja" lagi. Wajarkan ya kalau sutradara amatir semacam saya mengalami kegugupan ini? Mudah-mudahan saja semua berjalan lancar. Acaranya banyak yang datang dan tidak mengecewakan. Amien