Langsung ke konten utama

Apapun itu.

Okey, entah saya harus mulai darimana. Ya ini mungkin sekedar tulisan untuk sedikit memperjelas apa yang saya pikirkan, karena saya bukan orang yang terlalu baik untuk "mempresentasikan" cerita hidup saya sendiri. Untuk yang benar-benar sudah mengenal saya, mungkin tidak akan merasa aneh dengan kebiasaan saya yang kurang begitu tertarik untuk menceritakan beberapa hal dalam hidup saya, yaitu masalah keluarga dan asmara. 2 hal itu adalah topik yang paling tidak mau saya bahas. Untuk masalah keluarga saya merasa tidak semua orang harus tau apa yang terjadi dalam keluarga sendiri, meskipun itu teman terdekat kita. Saya memang kadang bercerita mengenai masalah keluarga tapi dengan frekuensi yang kecil dan pada beberapa orang yang saya anggap "layak" menelan cerita saya. Asmara? Saya selalu menganggap bahwa kisah asmara adalah hal yang paling tidak penting untuk saya ceritakan, karena masalah perasaan bagi saya bukan hal yang untuk dibagi-bagi semuanya, kalaupun saya akhirnya bercerita lagi-lagi hanya sekilas dan pada beberapa orang yang benar-benar bisa diajak sharing.

Sharing lho, bukan memojokan atau mengintimidasi atau berdebat dengan berbagai teori dari buah kecerdasan dari orang-orang yang semua-tau-kamu-cerdas. Sharing disini berjalan nyaman, tidak menyalah-nyalahkan atau membuat judgement dulu apalagi tiba-tiba merasa paling tau hidup saya dibandingkan saya sendiri. Dan jika memang menimbulkan banyak asumsi seperti, misterius-lah, playboy-lah, brengsek-lah, bahkan pecinta sesama jenis-lah (-__-) adalah hal yang wajar karena "diam"nya saya tadi. Karena saya tidak suka dipaksa cerita atau diutak-atik hidupnya, kalaupun ingin bercerita saya pasti akan cerita tanpa dipaksa.

Saya tau, sangat tau lewat lahirnya posting ini pasti juga akan menimbulkan "asumsi" atau mungkin "kecurigaan" baru, mungkin bahan bergunjing baru. Yap, saya pun dulu punya rasa ingin tau yang sangat tinggi, sampai kini pun masih, tapi sampai saya sadar, masuk ke rumah orang tanpa dipersilahkan itu ga bukan hal yang baik. Dan di akhir tulisan ini, saya bukan mau menyulut api melainkan agar ada orang yang paham mengenai ketidaknyamanan saya ditatap curiga atau mungkin mendapat omongan di belakang. Entahlah saya dibilang perasa atau apapun itu, karena saya yakin tidak ada manusia yang senang dicurigai. Terakhir, manfaatkanlah ilmu yang sedang dipelajari untuk memahami orang lain (bahwa orang itu berbeda-beda lho, ga harus sesuai teori-teori atau pendapat yang cerdas itu lho), bukan untuk mencurigai atau parahnya mengkotak-kotakan orang dalam beberapa klasifikasi. Semoga mengerti. :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengingat

Beberapa hari ini saya banyak mengingat. Aktivitas yang kadang padatnya minta ampun, kadang juga kosongnya bikin ngelamun. Penyakit lupa saya makin menjadi, menurut mitos katanya yang pelupa itu banyak salah ama orangtua. Tapi secara ilmiah ada yang bilang orang pelupa gara-gara kebanyakan makan makanan yang banyak mengandung MSG. Ya meskipun, masih banyak lagi penyebab-penyebab lupa lainnya, yang saya pun belum tau pasti, saya menjadi pelupa seperti ini gara-gara apa. Saya mencoba meningat-ingat apa-apa saja yang terjadi beberapa hari ini, beberapa minggu ini, beberapa bulan ini, dan beberapa tahun ke belakang. Dan begitu banyak yang terjadi, sampai-sampai saya tida bisa mengingat semuanya, hanya kejadian-kejadian yang menimbulkan kesan khusus yang bisa saya ingat, itu pun samar, entah kesan baik, buruk, sedih, senang, takut, dan lainnya. Saya tidak menyangka saya sudah sampai sejauh ini, begitu banyak yang terlewati begitu saja. Saya tidak pernah menyangka apa yang ada di sekitar

Percaya Diri, Am I?

Hello, sudah lama rasanya tidak menuangkan huruf-huruf di blog ini. Daripada keburu usang dan tua saya akan mencoba menulis tentang PD. PD disini bukan mata kuliah Psikodiagnostik (sebuah mata kuliah berseri paling banyak,sampe 7 lho) yang menghiasi sanubari saya selama kuliah melainkan tentang percaya diri. Mungkin akan banyak yang bilang bahwa saya itu memiliki tingkat PD yang tinggi. Kelihatannya mungkin iya tapi nyatanya dan sejujur-jujurnya saya adalah orang yang pemalu dan mudah minder. That's the truth. Tapi sekarang bisa dibilang sudah agak mendingan dibandingkan dulu lho. Dulu waktu TK sampe SD kelas 2an saya masih suka bersembunyi dibalik ketiak Ibu saya ketika ada Om dan Tante yang ke rumah. Atau bersembunyi di kamar dengan jantung berdebar-debar karena takut ditanya (sekarang juga masih sembunyi di kamar tapi dengan alasan yang berbeda). Dan sedikit-sedikit hal itu mulai berubah ketika saya menyadari bahwa tubuh saya tidak cukup lagi untuk bersembunyi di balik ketiak Ib

Sebuah Hari Istimewa

Semua orang pasti memiliki beberapa tanggal dalam hidupnya yang dijadikan sebagai hari istimewa. Hari yang akan terasa berbeda dari biasanya. Hari dimana kita terkadang tidak bisa tidur karena tidak sabar menanti datangnya esok. Hari dimana jantung kita terasa berdebar lebih cepat dari biasanya. Hari dimana kita tidak sabaran untuk segera menemui hari itu. Itulah sesuatu yang disebut istimewa menurut saya. Ada beberapa hari, diantara 365 hari dalam setahun yang kita tandai. Saya pun memilikinya. Beberapa hari istimewa, entah itu berisi kesenangan atau berbalut kesedihan. Karena sesuatu yang istimewa tidak selalu berisi tawa. Sayangnya tidak semua orang bisa paham akan apa yang kita sebut istimewa. Saya berkata setiap kamis istimewa belum tentu orang pun dapat beranggapan sama atau minimal memahami apa yang kita rasakan saat menghadapi hari itu. Seharusnya saya dapat memahami hal itu, tidak merasa keberatan ketika orang lain menganggap hari itu adalah hari yang biasa saja. Tidak berhak