Ini adalah hari ke tiga di lokasi KKN. Dan ini adalah posting pertama saya mengenai KKN. Bagaimana ceritanya? Saya belum bisa buru-buru menyimpulkan bahwa KKN saya menyedihkan, menyenangkan atau biasa saja. Masih terlalu awal, tapi yang saat ini sangat terasa adalah bosan. Bosan karena tidak jelas apa yang harus dilakukan. Saya rasa mata kuliah KKN ini harus dikaji ulang mengenai efisiensi waktu. Karena untuk mengabdi atau kasarnya menolong masyarakat rasanya tidak perlu sampai 40 hari.
Banyak kakak-kakak tingkat saya yang mengatakan bahwa KKN itu menyenangkan tidak sedikit yang mengatakan sudah ingin pulang sejak seminggu pertama. Saya golongan yang kedua yang ingin buru-buru pulang ke Bandung.
Saya memang bukan orang yang mudah berbaur dengan orang yang baru saya kenal. Maksudnya bukan saya tidak bisa berbaur, mungkin teman-teman KKN saya menganggap bahwa saya terlihah tidak mengalami kesulitan dalam bergaul. Tapi hati tidak bisa bohong bung! Saya adalah orang yang sering termakan dengan apa yang disebut first impression .
Bukan tentang rekan se-tim KKN saja. Melainkan saya salah strategi memilih Leles sebagai lokasi KKN. Saya yang sangat awam mengenai Garut menurut saya ketika teman saya memilihkan tempat ini. Dan ternyata tidak bisa dibilang desa. Tidak bisa dibilang kota. Kalau bisa dibilang “kagok”.
Masyarakat disini, memang terbilang sangat ramah dan welcome menyambut kedatangan ehem kami. Mereka malah berekspektasi terlalu tinggi sepertinya. Padahal mahasiswa tidak se-maha yang dipikirkan. Just wondering, kenapa ya harus mahasiswa, kenapa tidak siswa saja?
Okey sepertinya masih banyak cerita-cerita berikutnya. Berikut saya lampirkan foto-foto, desa dimana saya tinggal untuk KKN.
Komentar
Posting Komentar