Seandainya saja saya orang yang bisa bertahan lama dengan apa yang disebut rutinitas. Atau seandainya saja saya bisa terus menerus bisa berlama-lama disituasi yang statis.
Itu adalah harapan saya yang sebenarnya berakibat pada banyak hal. Sangat banyak.
Sebuah hasil tes pun mengatakan bahwa saya memiliki need of change yang tinggi. Saya setuju dengan hasil itu. Karena telah banyak hal yang akhirnya terbengkelai begitu saja karena alasan sederhana bosan.
Dari dulu saya sulit untuk tahan disituasi yang itu-itu saja. Maksudnya, saya bisa menebak dengan sempuran apa yang akan terjadi berikutnya. Hari ini saya akan begini, besok begitu, dia begini, dan dia akan begitu. Selalu sama. Mungkin semua orang pun pernah mengalaminya, tapi saya merasa perasaan jenuh terlalu sering menghampiri saya.
Dulu ketika saya mendapat sesuatu yang tinggi yang mungkin banyak yang menginginkannya, entah kenapa saya langsung saja bosan ditengah jalan. Akhirnya saya mulai banyak membuat alasan agar kata kasar (baca:bosan) tidak sampai ke telinga orang-orang.
Teman saya pernah berkata pada saya dan kalimat itu cukup terngiang sampai saat ini:
"Gung ga mungkin kan kalo Kamu punya pasangan dan dia harus terus berusaha bikin sesuatu yang baru biar kamu ga bosen?"
Hmm, kalimat itu sama sekali tidak mengandung unsur kesalahan, saya setuju sekali. Tidak mungkin saya menuntut macam-macam, agar selalu membuat saya terkejut. Terlalu egois rasanya jika saya haru memaksa siapapun mencari cara agar saya tidak cepat bosan. Kadang saya jadi berpikir, mungkin saya tidak akan pernah cukup layak bagi orang lain. Karena banyak kasusnya orang-orang yang mengharapkan keberadaan saya, entah itu teman, keluarga, sahabat, yang sedang dekat, merasa saya suka menghilang tiba-tiba. Kadang itu adalah salah satu cara untuk menahan kata : bosan. Tanpa saya peduli, bahwa mungkin mereka sedang benar-benar membutuhkan saya.
Itu adalah harapan saya yang sebenarnya berakibat pada banyak hal. Sangat banyak.
Sebuah hasil tes pun mengatakan bahwa saya memiliki need of change yang tinggi. Saya setuju dengan hasil itu. Karena telah banyak hal yang akhirnya terbengkelai begitu saja karena alasan sederhana bosan.
Dari dulu saya sulit untuk tahan disituasi yang itu-itu saja. Maksudnya, saya bisa menebak dengan sempuran apa yang akan terjadi berikutnya. Hari ini saya akan begini, besok begitu, dia begini, dan dia akan begitu. Selalu sama. Mungkin semua orang pun pernah mengalaminya, tapi saya merasa perasaan jenuh terlalu sering menghampiri saya.
Dulu ketika saya mendapat sesuatu yang tinggi yang mungkin banyak yang menginginkannya, entah kenapa saya langsung saja bosan ditengah jalan. Akhirnya saya mulai banyak membuat alasan agar kata kasar (baca:bosan) tidak sampai ke telinga orang-orang.
Teman saya pernah berkata pada saya dan kalimat itu cukup terngiang sampai saat ini:
"Gung ga mungkin kan kalo Kamu punya pasangan dan dia harus terus berusaha bikin sesuatu yang baru biar kamu ga bosen?"
Hmm, kalimat itu sama sekali tidak mengandung unsur kesalahan, saya setuju sekali. Tidak mungkin saya menuntut macam-macam, agar selalu membuat saya terkejut. Terlalu egois rasanya jika saya haru memaksa siapapun mencari cara agar saya tidak cepat bosan. Kadang saya jadi berpikir, mungkin saya tidak akan pernah cukup layak bagi orang lain. Karena banyak kasusnya orang-orang yang mengharapkan keberadaan saya, entah itu teman, keluarga, sahabat, yang sedang dekat, merasa saya suka menghilang tiba-tiba. Kadang itu adalah salah satu cara untuk menahan kata : bosan. Tanpa saya peduli, bahwa mungkin mereka sedang benar-benar membutuhkan saya.
Ah, mungkin saya terlalu nyaman berlindung dibalik kata egois.
Komentar
Posting Komentar