“And now, You know everything about me”
“Tentu saja, karena Aku banyak bertanya bukan?”
“Kamu ini seorang detektif atau apa?”
“Kamu berpikir terlalu jauh, Aku hanya ingin mengenal dirimu selengkapnya”
“Ouh Aku terharu mendengarnya”
Mereka terdiam sejenak, memandangi satu sama lain. Tangan keduanya saling menggenggam.
“Tapi kamu hanya tau sedikit tentang Aku kan?”
“Hmm, karena Kamu sulit untuk becerita”
“Bukan, karena Kamu tidak pernah bertanya”
“Benarkah?”
“Aku hanya menarik kesimpulan sementara dan berpikir baik, bahwa Kamu adalah tipe orang dengan rasa penasaran yang tidak terlalu tinggi atau mungkin Kamu memang tidak peduli”
“Hmm, tapi Aku selalu berusaha untuk mengenal Kamu”
“Dengan cara apa? Lewat cara Aku mendengarkan Kamu?”
“Kamu kan calon Psikolog, artinya harus terbiasa mendengarkan bukan?”
“Betul, tapi itu artinya Aku akan menganggap Kamu sebagai klien”
“Sekarang Aku ingin bertanya tentang Kamu, boleh?”
“Silahkan..”
“Do you love me?”
“Hmm Aku jadi ragu, apakah kamu bertanya tentang Aku, atau Kamu bertanya tentang Kamu yang ingin dicintai?”
Tidak ada satupun jawaban yang keluar. Keduanya saling menerawang.
March 9th 2011
simple but interesting.sangat suka ini kang agung. next fic plisss???^^
BalasHapusnb: masih inget saya ga kang? (raudika)
hehe, sy jd inget ada yg bilang; ketika kita menyukai seseorang, bukan berarti kita menyukai dirinya tapi yang kita sukai sebenaranya adalah diri kita yg ada di dalam dirinya. belibet ya? :p
BalasHapussalam hangat,
mbok menik ^^