Langsung ke konten utama

unbelievable things

Mungkin kita sering menemukan hal-hal yang sulit untuk dipercaya sampai hal yang tidak bisa dipercaya ataupun luar biasa. Ya kadang-kadang kita baru menyadarinya setelah suatu kejadian terjadi dan tiba-tiba kita berkata "Wow, that's unbelievable!". Kemarin saya mendengar seorang dosen yang sangat inspiratif berkata bahwa waktu istrinya hamil anak pertama gajinya hanya puluhan ribu sebulan dan sehari-harinya istrinya lebih sering diberi makanan sayur-sayuran. Dan tanpa disadari hidup telah berlalu berapa belas tahun, kini ia menjadi seorang guru besar dan anak-anaknya bahkan sampai kuliah keluar negeri. Sebutlah kepintaran yang ada pada anaknya faktor genetik sehingga walaupun pada masa kehamilan diberi sayur dengan minim protein hewani tetap saja hasilnya akan pintar. Namun dibalik faktor genetik tadi, kadang-kadang kita dibuat tidak percaya tentang berbagai hal dalam hidup, from nothing to something. Istilah klasik yang sering ditemui di majalah-majalah abege itu memang sering terjadi. Siapa yang menyangka makanan sederhana bisa menjadikan seseoran menjadi jenius? Dan siapa yang menyangka bahwa seseorang yang sudah menyiapkan nutrisi bagi anaknya sejak dalam kandungan dan berbagai vitamin tetap saja jadi anak yang kurang pintar? Hidup itu memang tidak pernah bisa ditebak bukan? Hal yang kita pikir sesuatu yang pasti bisa berubah menjadi jurang dalam hitungan detik.

Dulu saya pernah punya mimpi sederhana waktu SD, saya ingin tinggal di rumah yang lantainya keramik bukan ubin! Atau dulu saya pernah punya mimpi, saya ingin masuk SMPN 3, padahal saya tau waktu SD saya hanya sekali masuk 10 besar dan dengan nilai yang selalu rata-rata, kadang dibawah rata-rata. Tapi saya tetap berharap walaupun tidak banyak dan akhirnya saya melenggang dengan mulus menuju sekolah itu. Sedangkan beberapa teman saya yang katanya lebih pintar dan rangking 10 besar, sampai ada yang menangis darah, bukan karena tidak lulus seleksi melainkan tidak terima orang yang lebih bodoh dari dirinya bisa lolos.

Dulu saya benar-benar menganggap remeh sekali yang namanya problem asmara, apalagi dari orang lain. Karena menurut pandangan saya, masalah paling sederhana dalam hidup dan tidak rumit adalah masalah asmara. Menurut saya masih banyak tentu yang lebih rumit dari asmara, masih banyak yang lebih sulit dari urusan cinta. Tapi saya kini dibuat harus percaya bahwa ada orang-orang yang bisa melakukan apa saja demi bertahan memperjuangkan cintanya, atau ada yang sangat patah hati ketika dikhianati, atapun ada yang begitu cemburuan sehingga dia terlalu fokus pada pacarnya. Itulah realitasnya, dan saya mungkin tidak boleh lagi menganggap remeh masalah cinta karena kenyataannya bahkan ada orang yang bunuh diri karena cinta. Meskipun seharusnya urusan asmara itu akan jadi ingatan yang manis.

Mungkin posting kali ini agak tidak nyambung dan tidak relevan dengan judulnya, namun yang pasti saya hanya mencoba mengingat beberapa hal yang kadang-kadang membuat saya terkejut sendiri dan geleng-geleng kepala sendiri sambil berkata"That's so unbelievable"

Apalagi untuk seseorang yang meminta sebuah syarat yang cukup aneh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengingat

Beberapa hari ini saya banyak mengingat. Aktivitas yang kadang padatnya minta ampun, kadang juga kosongnya bikin ngelamun. Penyakit lupa saya makin menjadi, menurut mitos katanya yang pelupa itu banyak salah ama orangtua. Tapi secara ilmiah ada yang bilang orang pelupa gara-gara kebanyakan makan makanan yang banyak mengandung MSG. Ya meskipun, masih banyak lagi penyebab-penyebab lupa lainnya, yang saya pun belum tau pasti, saya menjadi pelupa seperti ini gara-gara apa. Saya mencoba meningat-ingat apa-apa saja yang terjadi beberapa hari ini, beberapa minggu ini, beberapa bulan ini, dan beberapa tahun ke belakang. Dan begitu banyak yang terjadi, sampai-sampai saya tida bisa mengingat semuanya, hanya kejadian-kejadian yang menimbulkan kesan khusus yang bisa saya ingat, itu pun samar, entah kesan baik, buruk, sedih, senang, takut, dan lainnya. Saya tidak menyangka saya sudah sampai sejauh ini, begitu banyak yang terlewati begitu saja. Saya tidak pernah menyangka apa yang ada di sekitar

Percaya Diri, Am I?

Hello, sudah lama rasanya tidak menuangkan huruf-huruf di blog ini. Daripada keburu usang dan tua saya akan mencoba menulis tentang PD. PD disini bukan mata kuliah Psikodiagnostik (sebuah mata kuliah berseri paling banyak,sampe 7 lho) yang menghiasi sanubari saya selama kuliah melainkan tentang percaya diri. Mungkin akan banyak yang bilang bahwa saya itu memiliki tingkat PD yang tinggi. Kelihatannya mungkin iya tapi nyatanya dan sejujur-jujurnya saya adalah orang yang pemalu dan mudah minder. That's the truth. Tapi sekarang bisa dibilang sudah agak mendingan dibandingkan dulu lho. Dulu waktu TK sampe SD kelas 2an saya masih suka bersembunyi dibalik ketiak Ibu saya ketika ada Om dan Tante yang ke rumah. Atau bersembunyi di kamar dengan jantung berdebar-debar karena takut ditanya (sekarang juga masih sembunyi di kamar tapi dengan alasan yang berbeda). Dan sedikit-sedikit hal itu mulai berubah ketika saya menyadari bahwa tubuh saya tidak cukup lagi untuk bersembunyi di balik ketiak Ib

Sebuah Hari Istimewa

Semua orang pasti memiliki beberapa tanggal dalam hidupnya yang dijadikan sebagai hari istimewa. Hari yang akan terasa berbeda dari biasanya. Hari dimana kita terkadang tidak bisa tidur karena tidak sabar menanti datangnya esok. Hari dimana jantung kita terasa berdebar lebih cepat dari biasanya. Hari dimana kita tidak sabaran untuk segera menemui hari itu. Itulah sesuatu yang disebut istimewa menurut saya. Ada beberapa hari, diantara 365 hari dalam setahun yang kita tandai. Saya pun memilikinya. Beberapa hari istimewa, entah itu berisi kesenangan atau berbalut kesedihan. Karena sesuatu yang istimewa tidak selalu berisi tawa. Sayangnya tidak semua orang bisa paham akan apa yang kita sebut istimewa. Saya berkata setiap kamis istimewa belum tentu orang pun dapat beranggapan sama atau minimal memahami apa yang kita rasakan saat menghadapi hari itu. Seharusnya saya dapat memahami hal itu, tidak merasa keberatan ketika orang lain menganggap hari itu adalah hari yang biasa saja. Tidak berhak