Langsung ke konten utama

Siapa yang dicari?

Mungkin beberapa orang menganggap saya sebagai orang yang sangat ribet dan sulit untuk mencari pasangan. Terlalu selektif atau mungkin menggunakan standar yang terlalu tinggi. Sebenarnya tidak juga, memang saya selama ini selalu menyebutkan bahwa saya mencari yang "bertampang" dan "berotak". Tapi itu hanya kriteria ideal bukan? Semua orang saya rasa mempunyai kriteria idealnya masing-masing.

Lalu ketika ada yang bilang, "Sebenernya pilihannya kan banyak Gung, cuman Kamu aja yang ga ngebuka hati?". Saya jadi berpikir, banyak dari mana? Hmm, ya mungkin jumlah banyak yang dihitung teman saya berdasarkan orang yang *maaf kalau enek* mungkin hanya sekedar naksir-naksiran kepada saya. Dan itu bukan hitungan kalau menurut saya.

Yang masuk hitungan adalah yang memang benar-benar menaruh perhatian sangat lebih mungkin, saya yakin itu jumlah hanya sedikit. Tapi yang kadang jadi persoalan saya adalah, setiap saya yang mulai menaruh perhatian pada seseorang selalu ada-ada saja. Ada-ada saja disini adalah beberapa faktor yang tidak memungkinkan untuk saya lanjutkan ceritanya. Patah hati? Tidak juga sih, mungkin kecewa iya.

Lalu siapa yang saya cari sebenarnya? Sederhana, orang yang benar-benar mau mendengarkan saya. Mendengarkan, bukan hanya ingin didengar. Karena selama ini dalam banyak kasus yang sudah-sudah, kebanyakan saya sedikit sekali bercerita apalagi mengenai masalah serius. Paling-paling saya bisa heboh atau ribut untuk hal-hal yang kurang penting. Saya tau hal itu sangat sulit dicari, seorang dosen saya pun pernah bilang, mencari orang yang benar-benar mau mendengarkan itu sulit. Memang jika ingin didengar maka dengarkan juga orang lain, sayangnya saya sudah praktekan kalimat itu, tetap saya sosok itu masih berada di angan-angan.

Mungkin suatu hari.

Satu lagi catatan tidak penting di blog ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengingat

Beberapa hari ini saya banyak mengingat. Aktivitas yang kadang padatnya minta ampun, kadang juga kosongnya bikin ngelamun. Penyakit lupa saya makin menjadi, menurut mitos katanya yang pelupa itu banyak salah ama orangtua. Tapi secara ilmiah ada yang bilang orang pelupa gara-gara kebanyakan makan makanan yang banyak mengandung MSG. Ya meskipun, masih banyak lagi penyebab-penyebab lupa lainnya, yang saya pun belum tau pasti, saya menjadi pelupa seperti ini gara-gara apa. Saya mencoba meningat-ingat apa-apa saja yang terjadi beberapa hari ini, beberapa minggu ini, beberapa bulan ini, dan beberapa tahun ke belakang. Dan begitu banyak yang terjadi, sampai-sampai saya tida bisa mengingat semuanya, hanya kejadian-kejadian yang menimbulkan kesan khusus yang bisa saya ingat, itu pun samar, entah kesan baik, buruk, sedih, senang, takut, dan lainnya. Saya tidak menyangka saya sudah sampai sejauh ini, begitu banyak yang terlewati begitu saja. Saya tidak pernah menyangka apa yang ada di sekitar

Percaya Diri, Am I?

Hello, sudah lama rasanya tidak menuangkan huruf-huruf di blog ini. Daripada keburu usang dan tua saya akan mencoba menulis tentang PD. PD disini bukan mata kuliah Psikodiagnostik (sebuah mata kuliah berseri paling banyak,sampe 7 lho) yang menghiasi sanubari saya selama kuliah melainkan tentang percaya diri. Mungkin akan banyak yang bilang bahwa saya itu memiliki tingkat PD yang tinggi. Kelihatannya mungkin iya tapi nyatanya dan sejujur-jujurnya saya adalah orang yang pemalu dan mudah minder. That's the truth. Tapi sekarang bisa dibilang sudah agak mendingan dibandingkan dulu lho. Dulu waktu TK sampe SD kelas 2an saya masih suka bersembunyi dibalik ketiak Ibu saya ketika ada Om dan Tante yang ke rumah. Atau bersembunyi di kamar dengan jantung berdebar-debar karena takut ditanya (sekarang juga masih sembunyi di kamar tapi dengan alasan yang berbeda). Dan sedikit-sedikit hal itu mulai berubah ketika saya menyadari bahwa tubuh saya tidak cukup lagi untuk bersembunyi di balik ketiak Ib

Sebuah Hari Istimewa

Semua orang pasti memiliki beberapa tanggal dalam hidupnya yang dijadikan sebagai hari istimewa. Hari yang akan terasa berbeda dari biasanya. Hari dimana kita terkadang tidak bisa tidur karena tidak sabar menanti datangnya esok. Hari dimana jantung kita terasa berdebar lebih cepat dari biasanya. Hari dimana kita tidak sabaran untuk segera menemui hari itu. Itulah sesuatu yang disebut istimewa menurut saya. Ada beberapa hari, diantara 365 hari dalam setahun yang kita tandai. Saya pun memilikinya. Beberapa hari istimewa, entah itu berisi kesenangan atau berbalut kesedihan. Karena sesuatu yang istimewa tidak selalu berisi tawa. Sayangnya tidak semua orang bisa paham akan apa yang kita sebut istimewa. Saya berkata setiap kamis istimewa belum tentu orang pun dapat beranggapan sama atau minimal memahami apa yang kita rasakan saat menghadapi hari itu. Seharusnya saya dapat memahami hal itu, tidak merasa keberatan ketika orang lain menganggap hari itu adalah hari yang biasa saja. Tidak berhak