Langsung ke konten utama

Let's start again

Saatnya untuk bangkit! Sebuah kalimat yang mungkin sering didengung-dengungkan oleh orang untuk sekedar memompa semangat hingga untuk iklan partai politik. Kalimat berlebihan itu sekarang akan saya coba gunakan untuk bangkit dari berbagai keterpurukan yang saya rasa mengenai dunia perkuliahan (atau mungkin yang lainnya juga). Bangkit dari keterpurukan bukanlah perkara mudah seperti menghapus tulisan yang salah dengan penghapus mahal. Butuh energi ekstra dan niat yang sangat penuh.

Saya kembali ingat apa tujuan saya berkuliah, sederhana saja saya ingin meraih kesuksesan secara materi. Sebut saja saya berorientasi pada uang, tapi memang saya ingin melakukan dan membahagiakan keluarga saya terutama Ibu saya.

Mungkin banyak yang menganggap pemikiran saya terlalu sederhana, membahagiakan orang lain lewat materi padahal banyak cara untuk membahagiakan orang lain. Namun terselip motif lain yaitu pembukitian diri. Sayangnya pembuktian itu terkadang diukur oleh orang lain lewat materi yang saya punya nantinya.

Ibu saya mungkin menaruh harapan yang cukup tinggi pada saya, apalagi kakak-kakak saya yang sepertinya memandang saya sebagai orang yang dapat diandalkan atau mungkin cukup cerdas. Satu sisi itu menjadi beban tersendiri, namun beban tersebutlah yang membuat saya ingin kembali ke niat semula. Saya tidak ingin mengecewakan mereka sedikitpun. Walaupun harus sedikit memaksakan diri.

Semester ini baru saja dimulai entah kini pikiran saya telah terisi semangat, saya memulainya dengan antusias. Sayangnya saya tipe orang yang cepat antusias tapi cepat juga menurun antusiasmenya. Itu artinya saya harus menjaga stabilitas antusiasme saya terjadap dunia kuliah yang akan bergulir dengan cepat. Dan mudah-mudahan saya tidak tergilas di dalamnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengingat

Beberapa hari ini saya banyak mengingat. Aktivitas yang kadang padatnya minta ampun, kadang juga kosongnya bikin ngelamun. Penyakit lupa saya makin menjadi, menurut mitos katanya yang pelupa itu banyak salah ama orangtua. Tapi secara ilmiah ada yang bilang orang pelupa gara-gara kebanyakan makan makanan yang banyak mengandung MSG. Ya meskipun, masih banyak lagi penyebab-penyebab lupa lainnya, yang saya pun belum tau pasti, saya menjadi pelupa seperti ini gara-gara apa. Saya mencoba meningat-ingat apa-apa saja yang terjadi beberapa hari ini, beberapa minggu ini, beberapa bulan ini, dan beberapa tahun ke belakang. Dan begitu banyak yang terjadi, sampai-sampai saya tida bisa mengingat semuanya, hanya kejadian-kejadian yang menimbulkan kesan khusus yang bisa saya ingat, itu pun samar, entah kesan baik, buruk, sedih, senang, takut, dan lainnya. Saya tidak menyangka saya sudah sampai sejauh ini, begitu banyak yang terlewati begitu saja. Saya tidak pernah menyangka apa yang ada di sekitar

Percaya Diri, Am I?

Hello, sudah lama rasanya tidak menuangkan huruf-huruf di blog ini. Daripada keburu usang dan tua saya akan mencoba menulis tentang PD. PD disini bukan mata kuliah Psikodiagnostik (sebuah mata kuliah berseri paling banyak,sampe 7 lho) yang menghiasi sanubari saya selama kuliah melainkan tentang percaya diri. Mungkin akan banyak yang bilang bahwa saya itu memiliki tingkat PD yang tinggi. Kelihatannya mungkin iya tapi nyatanya dan sejujur-jujurnya saya adalah orang yang pemalu dan mudah minder. That's the truth. Tapi sekarang bisa dibilang sudah agak mendingan dibandingkan dulu lho. Dulu waktu TK sampe SD kelas 2an saya masih suka bersembunyi dibalik ketiak Ibu saya ketika ada Om dan Tante yang ke rumah. Atau bersembunyi di kamar dengan jantung berdebar-debar karena takut ditanya (sekarang juga masih sembunyi di kamar tapi dengan alasan yang berbeda). Dan sedikit-sedikit hal itu mulai berubah ketika saya menyadari bahwa tubuh saya tidak cukup lagi untuk bersembunyi di balik ketiak Ib

Sebuah Hari Istimewa

Semua orang pasti memiliki beberapa tanggal dalam hidupnya yang dijadikan sebagai hari istimewa. Hari yang akan terasa berbeda dari biasanya. Hari dimana kita terkadang tidak bisa tidur karena tidak sabar menanti datangnya esok. Hari dimana jantung kita terasa berdebar lebih cepat dari biasanya. Hari dimana kita tidak sabaran untuk segera menemui hari itu. Itulah sesuatu yang disebut istimewa menurut saya. Ada beberapa hari, diantara 365 hari dalam setahun yang kita tandai. Saya pun memilikinya. Beberapa hari istimewa, entah itu berisi kesenangan atau berbalut kesedihan. Karena sesuatu yang istimewa tidak selalu berisi tawa. Sayangnya tidak semua orang bisa paham akan apa yang kita sebut istimewa. Saya berkata setiap kamis istimewa belum tentu orang pun dapat beranggapan sama atau minimal memahami apa yang kita rasakan saat menghadapi hari itu. Seharusnya saya dapat memahami hal itu, tidak merasa keberatan ketika orang lain menganggap hari itu adalah hari yang biasa saja. Tidak berhak