Selain mengalami penolakan dari dua intansi karena alasan yang "sedikit" tidak jelas. Banyak hal-hal menarik yang mebuat saya sangat puas dan senang dengan hasil syuting dokumenter kali ini. Saya menemukan kisah-kisah hidup orang lain yang tidak terduga. Saya mendengar berpuluh kalimat keluh kesah, saya banyak mendengar berpuluh harapan, saya mendengar berpuluh cerita, dan semuanya menarik untuk dicerna.
Kadang kita sering menutup sebelah mata pada orang-orang disekitar kita. Saya pun begitu, saya akui saya kurang peduli dengan pedagang-pedagang kecil, pengamen-pengamen, klub-klub sepak bola yang kecil, tukang taksi ilegal, dan banyak hal lainnya. Setelah mengalami pengalaman yang luar biasa saya berhasil saya rangkum dalam kepala saya, Mereka juga punya cerita!
Saya pinjam sebuah quote dari kakak tingkat saya, satu kepala, satu karakter, satu cerita. Dan itu benar-benar terbukti ketika saya mendengar seorang pelatih sepak bola yang ingin kuliah tapi dia tidak terlalu pintar (lagi-lagi nasib yang ditengah-tengah). Atau kisah seorang ibu-ibu tua yang harus menghidupi kehidupannya setelah suaminya meninggal. Atau seorang pedagang ayam di depan Braga yang tidak sengaja dibawa ke Bandung dan jatuh cinta pada Bandung. Dan pengamen yang kabur dari rumahnya sejak umur 9 tahun ternyata menemukan makna hidup yang sulit dimengerti orang lain.
Menurut saya kisah-kisah mereka sangat super. Saya jadi melihat realitas yang ada di kota ini. Bandung dengan segala gemerlapnya dan dengan perilaku anak mudanya yang konsumtif (termasuk saya). Tetapi Bandung tetap memberi kebahagian tersendiri bagi penduduknya.
Kadang kita sering menutup sebelah mata pada orang-orang disekitar kita. Saya pun begitu, saya akui saya kurang peduli dengan pedagang-pedagang kecil, pengamen-pengamen, klub-klub sepak bola yang kecil, tukang taksi ilegal, dan banyak hal lainnya. Setelah mengalami pengalaman yang luar biasa saya berhasil saya rangkum dalam kepala saya, Mereka juga punya cerita!
Saya pinjam sebuah quote dari kakak tingkat saya, satu kepala, satu karakter, satu cerita. Dan itu benar-benar terbukti ketika saya mendengar seorang pelatih sepak bola yang ingin kuliah tapi dia tidak terlalu pintar (lagi-lagi nasib yang ditengah-tengah). Atau kisah seorang ibu-ibu tua yang harus menghidupi kehidupannya setelah suaminya meninggal. Atau seorang pedagang ayam di depan Braga yang tidak sengaja dibawa ke Bandung dan jatuh cinta pada Bandung. Dan pengamen yang kabur dari rumahnya sejak umur 9 tahun ternyata menemukan makna hidup yang sulit dimengerti orang lain.
Menurut saya kisah-kisah mereka sangat super. Saya jadi melihat realitas yang ada di kota ini. Bandung dengan segala gemerlapnya dan dengan perilaku anak mudanya yang konsumtif (termasuk saya). Tetapi Bandung tetap memberi kebahagian tersendiri bagi penduduknya.
"Bandung itu ngangenin!" kata salah satu mahasiswa Fikom Unpad.
Sekarang yang harus saya lakukan adalah banyak-banyak bersyukur akan hidup, hal itu harus terus dilakukan lagi-lagi. Dan membuat hidup saya dan orang-orang sekitar menjadi lebih baik lagi. Bahagia bersama-sama, suatu saat nanti. Amien.
Komentar
Posting Komentar