Langsung ke konten utama

Review Film: Vicky Cristina Barcelona


We are meant for each other and not meant for each other. It's a contradiction.


Ini adalah film drama dan temanya adalah cinta. Tapi bukan berarti ini adalah film yang gampangan dan standar. Tapi film ini sangat berkesan. Suasana yang terbangun sejak awal hingga akhir film yang sendu tapi terang. This film is so yellow. Kita seakan-akan memang dibawa ke Barcelona. Akting pemain-pemainnya, beh sangat menjiwai sekali. 2 bintang besar yang saya tau yaitu scarlet Johansson dan Penelope Cruz. Akting keduanya sangat menjiwai apalagi ketika mereka berdua berciuman, chemistry nya dalam sekali. Tapi ini bukan cerita tentang lesbian ya.

Vicky (Rebecca Hall) dan Cristina (Scarlet Johansson) adalah sepasang sahabat yang sedang berlibur ke Barcelona. Mereka memiliki tujuan yang berbeda, tujuan Vicky ke Barcelona adalah untuk menyelesaikan tesis-nya, sedangkan Cristina mempunyai tujuannya tersendiri yaitu mencari yang tidak pernah ia ketahui.

Vicky sudah bertunangan dan segera menikah dengan pacarnya yang ada di New York. Tapi semua menjadi sulit ketika Vicky bertemu dengan Juan Antonio (Javier Bardem). Dia adalah seorang pelukis yang baru bercerai dengan istrinya yang bernama Maria Elena (Penelope Cruz). Sebenarnya awalnya Vicky tidak tertarik dengan Antonio, malah Cristina yang sangat tertarik. Antoni mengajak kedua perempuan itu untuk berlibur ke Oviedo. Dan dari sanalah Vicky mulai tertarik dengan Antonio.

Vicky tentu tidak bisa begitu saja menerima Antonio, dua alasan, sahabatnya Cristina menyukai Antonio dan dia akan menikah. Masalah tidak sampai disana, ketika Cristina akhirnya tinggal serumah dengan Antonio dan Vicky menikah dengan pacarnya. Mantan Istri Antonio kembali. Ia ternyata mencoba bunuh diri. Dengan terpaksa Antonio pun memperbolehkan Elena tinggal dengannya dan tentu Cristina. Awalnya memang terjadi perselisihan tapi pada akhirnya muncul hubungan yang tidak biasa, mereka bertiga saling mencintai dan melengkapi. Ya hubungannya bukan sekedar saling support semata, satu sama lain suka saling berhubungan seks.

Sementara Vicky terus merasa tidak puas akan hidupnya meskipun telah menikah. Ia merasa kurang keberanian untuk melakukan yang ia inginkan. Dan Vicky pun masih menginginkan Antonio.

Agak rumit memang kisah cintanya. Yang satu dengan yang ini, yang ini dengan yang itu, dan begitulah seterusnya. Tapi ada satu hikmah yang saya dapat dari film ini, yanitu rasa kepuasan akan hidup dan keberanian menentukan apa yang kita mau. Tentu tidak semua orang bisa dengan sepenuhnya menentukan apa yang paling memuaskan dalam hidupnya . Dan kadang saat kebearanian pun telah muncul untuk memenuhi kepuasan tersebut kita malah merasa ragu kembali, apakah ini memang yang terbaik.

Film karya Woody Allen ini juga banyak masuk ke berbagai festival di dunia. And the original DVD is available now.

The trick is to enjoy life, accepting it has no meaning whatsoever.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengingat

Beberapa hari ini saya banyak mengingat. Aktivitas yang kadang padatnya minta ampun, kadang juga kosongnya bikin ngelamun. Penyakit lupa saya makin menjadi, menurut mitos katanya yang pelupa itu banyak salah ama orangtua. Tapi secara ilmiah ada yang bilang orang pelupa gara-gara kebanyakan makan makanan yang banyak mengandung MSG. Ya meskipun, masih banyak lagi penyebab-penyebab lupa lainnya, yang saya pun belum tau pasti, saya menjadi pelupa seperti ini gara-gara apa. Saya mencoba meningat-ingat apa-apa saja yang terjadi beberapa hari ini, beberapa minggu ini, beberapa bulan ini, dan beberapa tahun ke belakang. Dan begitu banyak yang terjadi, sampai-sampai saya tida bisa mengingat semuanya, hanya kejadian-kejadian yang menimbulkan kesan khusus yang bisa saya ingat, itu pun samar, entah kesan baik, buruk, sedih, senang, takut, dan lainnya. Saya tidak menyangka saya sudah sampai sejauh ini, begitu banyak yang terlewati begitu saja. Saya tidak pernah menyangka apa yang ada di sekitar

Percaya Diri, Am I?

Hello, sudah lama rasanya tidak menuangkan huruf-huruf di blog ini. Daripada keburu usang dan tua saya akan mencoba menulis tentang PD. PD disini bukan mata kuliah Psikodiagnostik (sebuah mata kuliah berseri paling banyak,sampe 7 lho) yang menghiasi sanubari saya selama kuliah melainkan tentang percaya diri. Mungkin akan banyak yang bilang bahwa saya itu memiliki tingkat PD yang tinggi. Kelihatannya mungkin iya tapi nyatanya dan sejujur-jujurnya saya adalah orang yang pemalu dan mudah minder. That's the truth. Tapi sekarang bisa dibilang sudah agak mendingan dibandingkan dulu lho. Dulu waktu TK sampe SD kelas 2an saya masih suka bersembunyi dibalik ketiak Ibu saya ketika ada Om dan Tante yang ke rumah. Atau bersembunyi di kamar dengan jantung berdebar-debar karena takut ditanya (sekarang juga masih sembunyi di kamar tapi dengan alasan yang berbeda). Dan sedikit-sedikit hal itu mulai berubah ketika saya menyadari bahwa tubuh saya tidak cukup lagi untuk bersembunyi di balik ketiak Ib

Sebuah Hari Istimewa

Semua orang pasti memiliki beberapa tanggal dalam hidupnya yang dijadikan sebagai hari istimewa. Hari yang akan terasa berbeda dari biasanya. Hari dimana kita terkadang tidak bisa tidur karena tidak sabar menanti datangnya esok. Hari dimana jantung kita terasa berdebar lebih cepat dari biasanya. Hari dimana kita tidak sabaran untuk segera menemui hari itu. Itulah sesuatu yang disebut istimewa menurut saya. Ada beberapa hari, diantara 365 hari dalam setahun yang kita tandai. Saya pun memilikinya. Beberapa hari istimewa, entah itu berisi kesenangan atau berbalut kesedihan. Karena sesuatu yang istimewa tidak selalu berisi tawa. Sayangnya tidak semua orang bisa paham akan apa yang kita sebut istimewa. Saya berkata setiap kamis istimewa belum tentu orang pun dapat beranggapan sama atau minimal memahami apa yang kita rasakan saat menghadapi hari itu. Seharusnya saya dapat memahami hal itu, tidak merasa keberatan ketika orang lain menganggap hari itu adalah hari yang biasa saja. Tidak berhak