Langsung ke konten utama

Dari Sisca sampai Fara

Saya suka sekali menonton acara masak memasak. Entah karena saya suka makan atau sebenarnya saya punya bakat memasak? Saya memang suka sekali makan, apapun yang enak wah saya berusaha keras akan menghabiskannya. Namun kalau saya masak? Ya memang saya tidak jago masak seperti chef-chef handal ataupun sehandal chef rumahan seperti ibu saya. Tapi terkadang saya senang mencoba-coba memasak. Mulai dari hal yang paling sederhana yaitu telor ceplok, mie goreng (yang bukan hanya bumbu bawaaan), omelet, nasi goreng, dan yang terakhir saya membuat pancake, walaupun tidak berhasil. Tapi saya ingin membuat sesuatu yang enak dan baru, dan ujungnya adalah untuk saya makan sendiri.

Tapi hal selanjutnya yang saya bahas bukanlah tentang kesenangan saya akan masakan. Tetapi acara masak memasak di TV yang kemasannya terus berubah. Dulu waktu SD saya ingat sekali, hampir setiap hari saya menonton acara “Aroma” yang dipandu oleh Sisca Soewitomo. Ibu-ibu berbadan mungil tapi lebar ini memiliki tangan-tangan yang bantet dan padat. Sehingga saat memasak terlihat sekali keahliannya dalam mengolah bahan. Dulu saya sempat berpikir jangan-jangan tangan dia yang gemuk dan padat itu yang bikin dia jago masak. Hal itu membuat saya berpikir, kalau mau pintar masak harus punya tangan seperti itu. Saat itu saya lihat tangan ibu saya yang sedikit gemuk juga. saya jadi yakin saat itu.

Namun keyakinan saya akan hal itu hilang setelah saya jarang menonton TV dan acara “Aroma” (entah kapan) mulai musnah dari Indosiar.

Saat ini Trans TV mulai mengambil celah acara masak-memasak lagi. Kalau dulu acara masak hampir semua gulung tikar seperti “Masakan Nusantara” (TPI), acara masak di SCTV (lupa namanya) yang dipandu Moza Pramitha (acara masak yang paling aneh, host-nya hanya menunjukan bahan-bahan, lalu yan memasaknya adalah tangan-tangan orang lain), acara masaknya Rudi Choirudin, dan acara masak-masak yang lain.(Moza Pramitha, ada yang inget nama acaranya?)

Trans TV mengeluarkan acara masak, seperti “Gula-gula” dan tak lupa, yang jadi acara masak favorit saya saat ini adalah “Ala Chef” yang dipandu Fara Quin. Saya jadi sempat terpikirkan, kalau dulu acara masak, yang memandunya hanya perlu 2 modal, interaktif dan jago masak (kecuali, Moza). Namun saat ini criteria harus ditambah tampaknya, yaitu muda dan menarik (tambahan: Sexy). Fara Quin yang pertama muncul lebih banyak menggunakan bahasa inggris membuat saya langsung terpesona, wow sudah cantik, sexy, jago masak pula, wow lagi!

Walaupun saya yakin waktu pertama tayang belum tentu Ibu-ibu di Indonesia bisa mengerti akan arahan Fara Quin. Dan setiap akhir memasak dia selalu mengucapkan “This is it, the sexy tempe goreng ala Fara Quin”. Sebuah perubahan besar dalam acara masak memasak. Itu membuktikan kalau masih banyak kok perempuan cantik berpenampilan ala model yang jago masak. Dan sekarang kalau ada yang males ke dapur karena alasan takut kotor, jijik, wah Fara Quin aja tetep cantik kok, tenang aja. Ya tapi ga usah maksain juga sih kalo emang ga bakat masak, ya tinggal pasrah ama yang Di Atas.

Apa ya rahasia Fara Quin? Kalau dulu Sisca mempunyai tangan yang gempal dan padat. Ouu mungkin Fara Quin punya “barang” berat yang selalu dia bawa. Hehehe. Eit untuk membuktikannya ga usah liat “barang” punya nyokap atau siapapun yang jago masak ya.
And this is it, the yummy sexy naughty bitchy..ouh..enough

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Solo Traveling (part 1)

Hei apa kabar my dearest blog? Wah sudah dua tahun ya tidak ada posting sama sekali di blog ini. Bukan tidak ingin untuk menulisa lagi, hanya saja hmmmmm. Okey mari kita lewati memberikan berbagai macam alasan untuk tidak menulis, sekarang saya akan sedikit memberikan pengalaman saya seputar jalan-jalan. Rasanya sudah cukup lama sih tidak menulis sesuatu yang bersifat informatif di blog ini. Tulisan-tulisan terakhir saya berisi cerita-cerita fiksi, keluh kesah, puisi, dan hal-hal yang mungkin kurang informatif dan bermanfaat (tapi cukup menghibur kan?). Bukan sok nasionalis sih, tapi emang Indonesia itu negara yang luas dan punya banyak sekali tempat-tempat yang bisa dikunjungi.   Saya tiba-tiba baru sadar bahwa saya sudah terlalu sering jalan-jalan. Memang sih saya belum bisa dikategorikan sebagai backpacker sejati atau traveler akut. Apalagi kalau mau adu jumlah negara yang dikunjungi, duh saya masih cupu sekali. Selain karena waktu dan ehem budget, saya lebih fokus u

Review: The Other Boleyn Girl

I give 4,5 star from 5 for this movie. Wow. Satu lagi jajaran film yang masuk film kategori “sangat bagus” menurut saya. Saya baru berkesempatan menonton film ini hari ini. Dan ternyata tidak pernah ada kata terlambat untuk film bagus. Ceritanya sendiri sangat complicated, bukan sekedar cinta, tapi juga melibatkan nafsu, ambisi, politik, humanity, dan berbagai kata lain yang akan muncul setelah saya menonton film ini.Film ini sendiri diangkat dari sebuah novel dengan judul yang sama karangan dari Philippa Gregory. Saya sebenarnya agak kebingungan apakah ini kisah nyata atau hanya fiksi sebagaian berkata ini fiksi namun ada beberapa hal yang memang bersumber dari sejarah Inggris. Tapi kali ini saya bukan mau concern ke sejarahnya melainkan ke film nya (tapi penasaran dengan sejarah aslinya). Film ini sendiri bukanlah film yang baru sudah ada dari tahun 2008 di luar negeri sana. Saya kurang tau nasib film ini di Indonesia, apa sudah beredar atau tidak. Film ini bercerita tentang sebuah

8 Hari Jelang Premiere

Ternyata saya mengalami ketakutan luar biasa jelang premiere. Takut kalau filmnya malah dihujat orang, takut kalau dengar selentingan "Ih filmnya ga banget deh". Takut juga denger "Duh Sutradaranya payah nih". Dan komentar-komentar lainnya yang bisa menyayat hati. Sumpah. Ini baru pertama kalinya film pendek yang saya sutradarai di putar secara umum. Dan ternyata rasanya lebih fantastis. saya malah jadi takut jangan-jangan tidak ada yang mau nonton film "Senja" lagi. Wajarkan ya kalau sutradara amatir semacam saya mengalami kegugupan ini? Mudah-mudahan saja semua berjalan lancar. Acaranya banyak yang datang dan tidak mengecewakan. Amien