Langsung ke konten utama

Ibu-ibu pun demam HP qwerty


Sebenarnya demam ini sudah lama berlangsung di Indonesia. Bisa dibilang ini karena artis-artis kita yang di setiap sinetron pasti handphone berbadan cukup lebar lengkap dengan keypad qwerty-nya. Saya juga kadang-kadang heran kalau lihat seorang nenek-nenek lagi sibuk milih HP qwerty, apa dia benar-benar mengerti akan fitur-fiturnya atau ya seperti biasa ikutan tren. Dan saya hanya bisa bertanya tanpa berani bertanya pada nenek itu.

Tren HP ini semakin gila, dengan munculnya berbagai berry-berry’an yang lain. Berry yang dibandrol dengan harga murah meriah tentu semakin tren HP ini semakin menggila saja. Ga dapet yang berry asli setidaknya berry jadi-jadi’an punya lah. Setidaknya saat digenggam terlihat dari jauh seperti memegang BB.

Dan ternyata demam itu sampai ke rumah. Padahal dulu, Ibunda tercinta saya ini bilang “Ah HP yang sekarang juga udah cukup ga perlu diganti-ganti lagi”. Dan saya pun menambahkan, “lagian BB tuh rada susah Mah, mending yang biasa-biasa aja”. Saat itu Ibu saya setuju.

Selang beberapa bulan, mungkin akibat pergaulan dengan teman dan ditambah salah satu anaknya yang juga kena demam HP qwerty beliau pun jadi panas dan ga mau ketinggalan. Saya sih mencoba ngasih saran, mending kalaupun mau ganti sama model yang biasa aja. Tapi tetap mengejar prestige beliau pun melupakan ucapannya waktu itu. Dan ujungnya tetap saja dibeli.

Oke masalah bukan berhenti sampai disitu. Beliau beli katanya biar internetanya oke. Saya heran bukannya HP yang dulu sudah 3G ya? Cuma ga ngerti aja make nya gimana. Selanjutnya beliau semakin kebingungan dengan track ball. Track ball ditaklukan, kebingungan semakin ditambah dengan menu yang sangat banyak. Dan ditambah lagi, tampilan menulis SMS yang seperti chat, tidak adanya bahasa Indonesia, pusingnya untuk mendengarkan music, dan kebingungan-kebingungan lain. Sampai beliau pun akhirnya sedikit menyerah dan kurang puas dengan HP nya. Itulah kalau beli HP Cuma sekedar ikut-ikutan. Dan saya pun bilang,

“Ma terus gimana kalo ga bisa makenya? Mau dijual lagi?”

“Engga, mau beli N***A murah satu lagi

“Hah?”

“Yang BB magh buat dipegang-pegang ama disimpen aja, kalau mau nelpon atau SMS pake yang gampang”

“Jiah, mending buat Agung aja” (ngarep)

Cuma ngelirik, terus kabur.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengingat

Beberapa hari ini saya banyak mengingat. Aktivitas yang kadang padatnya minta ampun, kadang juga kosongnya bikin ngelamun. Penyakit lupa saya makin menjadi, menurut mitos katanya yang pelupa itu banyak salah ama orangtua. Tapi secara ilmiah ada yang bilang orang pelupa gara-gara kebanyakan makan makanan yang banyak mengandung MSG. Ya meskipun, masih banyak lagi penyebab-penyebab lupa lainnya, yang saya pun belum tau pasti, saya menjadi pelupa seperti ini gara-gara apa. Saya mencoba meningat-ingat apa-apa saja yang terjadi beberapa hari ini, beberapa minggu ini, beberapa bulan ini, dan beberapa tahun ke belakang. Dan begitu banyak yang terjadi, sampai-sampai saya tida bisa mengingat semuanya, hanya kejadian-kejadian yang menimbulkan kesan khusus yang bisa saya ingat, itu pun samar, entah kesan baik, buruk, sedih, senang, takut, dan lainnya. Saya tidak menyangka saya sudah sampai sejauh ini, begitu banyak yang terlewati begitu saja. Saya tidak pernah menyangka apa yang ada di sekitar

Percaya Diri, Am I?

Hello, sudah lama rasanya tidak menuangkan huruf-huruf di blog ini. Daripada keburu usang dan tua saya akan mencoba menulis tentang PD. PD disini bukan mata kuliah Psikodiagnostik (sebuah mata kuliah berseri paling banyak,sampe 7 lho) yang menghiasi sanubari saya selama kuliah melainkan tentang percaya diri. Mungkin akan banyak yang bilang bahwa saya itu memiliki tingkat PD yang tinggi. Kelihatannya mungkin iya tapi nyatanya dan sejujur-jujurnya saya adalah orang yang pemalu dan mudah minder. That's the truth. Tapi sekarang bisa dibilang sudah agak mendingan dibandingkan dulu lho. Dulu waktu TK sampe SD kelas 2an saya masih suka bersembunyi dibalik ketiak Ibu saya ketika ada Om dan Tante yang ke rumah. Atau bersembunyi di kamar dengan jantung berdebar-debar karena takut ditanya (sekarang juga masih sembunyi di kamar tapi dengan alasan yang berbeda). Dan sedikit-sedikit hal itu mulai berubah ketika saya menyadari bahwa tubuh saya tidak cukup lagi untuk bersembunyi di balik ketiak Ib

Sebuah Hari Istimewa

Semua orang pasti memiliki beberapa tanggal dalam hidupnya yang dijadikan sebagai hari istimewa. Hari yang akan terasa berbeda dari biasanya. Hari dimana kita terkadang tidak bisa tidur karena tidak sabar menanti datangnya esok. Hari dimana jantung kita terasa berdebar lebih cepat dari biasanya. Hari dimana kita tidak sabaran untuk segera menemui hari itu. Itulah sesuatu yang disebut istimewa menurut saya. Ada beberapa hari, diantara 365 hari dalam setahun yang kita tandai. Saya pun memilikinya. Beberapa hari istimewa, entah itu berisi kesenangan atau berbalut kesedihan. Karena sesuatu yang istimewa tidak selalu berisi tawa. Sayangnya tidak semua orang bisa paham akan apa yang kita sebut istimewa. Saya berkata setiap kamis istimewa belum tentu orang pun dapat beranggapan sama atau minimal memahami apa yang kita rasakan saat menghadapi hari itu. Seharusnya saya dapat memahami hal itu, tidak merasa keberatan ketika orang lain menganggap hari itu adalah hari yang biasa saja. Tidak berhak