Langsung ke konten utama

Boong itu ga boleh!

Jadi inget kaya Ayahnya Hassan di film Kite Runner, katanya, "Bohong itu sama kayak mencuri, soalnya kita merampas hak orang lain buat tau kebenarannya". Tapi gue kepaksa boong pagi ini. Sebenernya ada rapat Nalar, buat ngomongin acara puncak November nanti. Tapi kalo alesan perginya itu buat rapat atau pergi ke kampus, pasti ga boleh, atau dibolehin dengan segudang nasihat, "perasaan Agung ga pernah libur terus ya ke kampus, liat atuh badan udah kurus..bla..bla..". Padahal pas gue cek ditimbangan berat gue naik, 2 Kg, si mama ga sadar akan keberadaan perut yang semakin lama semakin bengkak ini?

Akhirnya gue berangkat, dan kali acara ngumpulnya diluar kampus, yaitu di food court IP. Biar dapet inspirasi katanya. Nah beberapa menit sebelum berangkat ada sms muncul.

".....gung bisa dateng ga? sekarang anak-anak SMA mau pada ngumpul di food court IP jam setengah 12.."

What?

Gue langsung bingung, kalopun gue ga mau, tetep aja ketemu, jamnya sama, waktunya sama.

Begh, bener aja nyampe sana, gue nyari-nyari dimana anak Nalar berkumpul, liat ke arah belakang dikit, di sana mereka berkumpul. Kepergok, ya sekedar say HI, nanya kabar, untungnya cowoknya ga ada yang ikut, jadi gue bukan tersangka utama yang ga ikut. Haha. Tapi yang jadi poin penting, kayaknya gue kalo nyari alesan ga boleh boong lagi, bener juga ya, kalo boong, kebohongan kita itu bisa jadi kenyataan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengingat

Beberapa hari ini saya banyak mengingat. Aktivitas yang kadang padatnya minta ampun, kadang juga kosongnya bikin ngelamun. Penyakit lupa saya makin menjadi, menurut mitos katanya yang pelupa itu banyak salah ama orangtua. Tapi secara ilmiah ada yang bilang orang pelupa gara-gara kebanyakan makan makanan yang banyak mengandung MSG. Ya meskipun, masih banyak lagi penyebab-penyebab lupa lainnya, yang saya pun belum tau pasti, saya menjadi pelupa seperti ini gara-gara apa. Saya mencoba meningat-ingat apa-apa saja yang terjadi beberapa hari ini, beberapa minggu ini, beberapa bulan ini, dan beberapa tahun ke belakang. Dan begitu banyak yang terjadi, sampai-sampai saya tida bisa mengingat semuanya, hanya kejadian-kejadian yang menimbulkan kesan khusus yang bisa saya ingat, itu pun samar, entah kesan baik, buruk, sedih, senang, takut, dan lainnya. Saya tidak menyangka saya sudah sampai sejauh ini, begitu banyak yang terlewati begitu saja. Saya tidak pernah menyangka apa yang ada di sekitar

Percaya Diri, Am I?

Hello, sudah lama rasanya tidak menuangkan huruf-huruf di blog ini. Daripada keburu usang dan tua saya akan mencoba menulis tentang PD. PD disini bukan mata kuliah Psikodiagnostik (sebuah mata kuliah berseri paling banyak,sampe 7 lho) yang menghiasi sanubari saya selama kuliah melainkan tentang percaya diri. Mungkin akan banyak yang bilang bahwa saya itu memiliki tingkat PD yang tinggi. Kelihatannya mungkin iya tapi nyatanya dan sejujur-jujurnya saya adalah orang yang pemalu dan mudah minder. That's the truth. Tapi sekarang bisa dibilang sudah agak mendingan dibandingkan dulu lho. Dulu waktu TK sampe SD kelas 2an saya masih suka bersembunyi dibalik ketiak Ibu saya ketika ada Om dan Tante yang ke rumah. Atau bersembunyi di kamar dengan jantung berdebar-debar karena takut ditanya (sekarang juga masih sembunyi di kamar tapi dengan alasan yang berbeda). Dan sedikit-sedikit hal itu mulai berubah ketika saya menyadari bahwa tubuh saya tidak cukup lagi untuk bersembunyi di balik ketiak Ib

Sebuah Hari Istimewa

Semua orang pasti memiliki beberapa tanggal dalam hidupnya yang dijadikan sebagai hari istimewa. Hari yang akan terasa berbeda dari biasanya. Hari dimana kita terkadang tidak bisa tidur karena tidak sabar menanti datangnya esok. Hari dimana jantung kita terasa berdebar lebih cepat dari biasanya. Hari dimana kita tidak sabaran untuk segera menemui hari itu. Itulah sesuatu yang disebut istimewa menurut saya. Ada beberapa hari, diantara 365 hari dalam setahun yang kita tandai. Saya pun memilikinya. Beberapa hari istimewa, entah itu berisi kesenangan atau berbalut kesedihan. Karena sesuatu yang istimewa tidak selalu berisi tawa. Sayangnya tidak semua orang bisa paham akan apa yang kita sebut istimewa. Saya berkata setiap kamis istimewa belum tentu orang pun dapat beranggapan sama atau minimal memahami apa yang kita rasakan saat menghadapi hari itu. Seharusnya saya dapat memahami hal itu, tidak merasa keberatan ketika orang lain menganggap hari itu adalah hari yang biasa saja. Tidak berhak