Langsung ke konten utama

perhatian ya...

Perhatian, siapa yang ga tau kata ini? Menurut gue perhatian itu merupakan salah satu dasar kebutuhan manusia yang paling banyak dicari sadar atau tanpa kita sadari. Kalo di entry sebelumnya gue bilang perhatian itu adalah sebuah zat adiktif, itu bukan tanpa dasar. Dan coba liat kata ini dari sudut-sudut yang lebih banyak, kata perhatian yang gue bahas saat ini, bukan kata sifat, tapi sebuah kata benda, benda yang abstrak. Bentuk-bentuk perhatian (attention) itu berbeda-beda, tiap orang punya cara sendiri dalam meraih perhatian dan memberi perhatian pada orang lain. Dan sekali lagi disadari atau tidak, kita semua senang diperhatikan.

Diperhatikan disini bukan sekedar ditanya, “udah makan belum?”, namun lebih luas lagi. Menurut gue yang namanya pujian, hinaan, teguran, respon, sanggahan, senyuman, pertanyaan, kemarahan, semua hal yang dapat membuat satu dengan yang lainnya berinteraksi. Dan percayalah kita sebagai manusia sangat membutuhkannya, namun tiap orang mempunyai kadarnya masing-masing, dan sejauh mana manusia itu bisa mengeskpresikan keinginannya untuk diperhatikan. Contoh konkritnya gini deh, tau penderita anorexia atau bulimia? Kenapa mereka hal itu bisa terjadi, katanya sih karena stress yang bisa berujung depresi, namun jika gue perhatikan lagi, mereka (penderita) bisa stress, karena tidak ada yang memperhatikan mereka saat mereka dalam keadaan normal, atau mungkin saat mereka lebih kurus mereka malah dapat sambutan yang luar biasa oleh lingkungannya, pujian yang membuat mereka merasa lebih diperhatikan. Dan agar perhatian itu tidak hilang, mereka mencoba menjadi lebih kurus dan kurus.


Jika memang seperti itu, sungguh besar sekali pengaruh perhatian dalam hidup seseorang, bahkan yang menurut Maslow, bahwa kebutuhan dasar manusia itu adalah fisiologis, semua itu bisa dikalahkan dengan sesuatu yang dinamakan perhatian. Mungkin kita sering bilang atau mengatakan kata-kata berikut “tuh orang caper [:cari perhatian] banget ya?”, saat kita melihat ada seseorang dengan aktifnya berbicara atau melakukan gerakan-gerakan aneh, mungkin terkesan berlebihan, namun memang dengan cara itulah ia merasa lebih dianggap. Sekali lagi cara tiap orang berbeda-beda, ada orang yang dengan berdandan secantik mungkin agar lebih percaya diri, dan kepercayaan diri itu membawa orang itu merasa lebih mudah berinteraksi dengan orang, dan setelah bisa berinteraksi, ia pun akan mendapat perhatian, meskipun bukan pujian akan dandanannya. Satu lagi bukti yang bisa mengalahkan atau menunda kebutuhan fisiologis kita, misalnya sepasang suami-istri, si suami kesal karena istrinya hari itu diam terus, padahal si suami misalnya lagi “H*R*Y”, tapi demi menunggu perhatian [berbentuk respon pada kasus ini], ia rela menunda keinginannya itu. Ada lagi, misalnya pada kehidupan sehari-hari, ada seseorang yang ngambek, sampai-sampai tidak mau makan, padahal perut kan tidak bisa dibohongi, demi mensukseskan acara ngambek dan mendapat perhatian dari lingkungan sekitar orang itu rela untuk tidak makan, atau bisa saja mendramatisir kelakuannya.

Saat sedang mengobrol saja kita menginginkan perhatian, ingin didengar dan diperhatikan, dan saat partner yang diajak berinteraksi mengeluarkan respon yang ogah-ogahan, ya kebutuhan akan diperhatikan belum terpenuhi, dan mungkin akan ia akan mencarinya kepada oang lain yang dirasa lebih bisa memberi respon yang baik.
Teorinya Mcclelland tentang kebutuhan manusia, need for achievement, prestasi diraih bukan hanya untuk kepuasan batin atau sekedar menaikan derajat diri, tapi ujungnya juga buat dapet perhatian dari orang. Trus need for power, kekuasaan kan emang jelas pengen didenger dan mempengaruhi orang lain, yang intinnya pengen diperhatiin. Need for affiliation, jelas lah.

Demi perhatian. Tiap orang punya cara dan kadarnya masing-masing, ada yang memang terang-terangan ingin diperhatikan oleh lingkungan sekitarnya, maupun yang secara terselubung ingin diperhatikan. Semua tergantung orangnya masing-masing, hak masing-masing pula. Mungkin ini teori yang tanpa riset apapun juga, hanya berdasarkan pemikiran ga jelas di saat iseng dan bosen, jadi ya bukan buat dipercaya. Haha. Tapi satu lagi yang pingin gue bilang, saat seseorang telah mendapat kepuasan dalam hal perhatian, ia mungkin lebih dekat pada titik seimbang. Sehingga jiwa kita tidak kosong.

Hukum take and give berlaku disini, saat kita menginginkan perhatian, kita pun harus mau memperhatikan orang lain, ya mungkin ada beberapa orang yang sering merasa masa bodoh sama orang lain, atau sering berpikir “gimana gue maunya apa, hidup-hidup gue, jadi terserah”, ya jangan harap juga mendapat perhatian yang diinginkan oleh hati kita. Atau setelah itu “ya udah, ga apa-apa gue bisa sendiri kok”, oke-oke, buat apa Tuhan bikin manusia sebanyak ini di satu lokasi? Kalo emang tujuannya buat hidup tanpa interaksi, Dia pasti buat konsep 100 meter/segi, buat satu orang, tiap orang ga ada interaksi dan ga saling kenal. Wow bayangin hidup kayak gitu, kalo gue pribadi, ngebayangin hidup kayak gitu, wowww, ampun, tapi mungkin sampai detik ini masih ada yang berpikir, “ga kok gue bisa tanpa orang lain dihidup gue”, yah siapa tau aja, dengan kayak gitu ia merasa lebih dapat perhatian dari omongan orang-orang tentang dia, atau tatapan orang-orang sama dia, bisa aja, dia menikmati, tapi tetep aja, butuh orang lain buat dapet sekedar hinaan.

(maap kalo ngawur, pikiran emang semakin ngawur)

***

Ada seseorang temen gue yang suka ngomong seenaknya, suka ngasih petuah seenaknya, yang kadang-kadang nyebelin, ga jarang bikin bete juga, tapi tanpa itu semua gue mungkin ga bakaln bisa kenal dia sejauh ini. Saat gue lagi titik paling tidak seimbang dia nyoba bikin gue seimbang dengan omongan-omongan yang bikin gue berpikir ulang. Makasih udah hadir disetiap saat gue butuh, meskipun gue jarang ada.

Selamat Ulang Tahun GUM,

Semoga semakin jadi orang yang lebih baik, jangan jadi yang terbaik, soalnya suatu saat akan ada yang lebih baik, yang menggantikan posisi yang terbaik, jadi yang lebih baik oke. Semoga ga desperate lagi, tenang kalo jodoh ga akan kemana. haha.

Sekali lagi selamet ya, masih 18 tahun ya lo, haha, aduh serasa tua. hahaha. Semoga selalu jadi partner terbaik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengingat

Beberapa hari ini saya banyak mengingat. Aktivitas yang kadang padatnya minta ampun, kadang juga kosongnya bikin ngelamun. Penyakit lupa saya makin menjadi, menurut mitos katanya yang pelupa itu banyak salah ama orangtua. Tapi secara ilmiah ada yang bilang orang pelupa gara-gara kebanyakan makan makanan yang banyak mengandung MSG. Ya meskipun, masih banyak lagi penyebab-penyebab lupa lainnya, yang saya pun belum tau pasti, saya menjadi pelupa seperti ini gara-gara apa. Saya mencoba meningat-ingat apa-apa saja yang terjadi beberapa hari ini, beberapa minggu ini, beberapa bulan ini, dan beberapa tahun ke belakang. Dan begitu banyak yang terjadi, sampai-sampai saya tida bisa mengingat semuanya, hanya kejadian-kejadian yang menimbulkan kesan khusus yang bisa saya ingat, itu pun samar, entah kesan baik, buruk, sedih, senang, takut, dan lainnya. Saya tidak menyangka saya sudah sampai sejauh ini, begitu banyak yang terlewati begitu saja. Saya tidak pernah menyangka apa yang ada di sekitar

Percaya Diri, Am I?

Hello, sudah lama rasanya tidak menuangkan huruf-huruf di blog ini. Daripada keburu usang dan tua saya akan mencoba menulis tentang PD. PD disini bukan mata kuliah Psikodiagnostik (sebuah mata kuliah berseri paling banyak,sampe 7 lho) yang menghiasi sanubari saya selama kuliah melainkan tentang percaya diri. Mungkin akan banyak yang bilang bahwa saya itu memiliki tingkat PD yang tinggi. Kelihatannya mungkin iya tapi nyatanya dan sejujur-jujurnya saya adalah orang yang pemalu dan mudah minder. That's the truth. Tapi sekarang bisa dibilang sudah agak mendingan dibandingkan dulu lho. Dulu waktu TK sampe SD kelas 2an saya masih suka bersembunyi dibalik ketiak Ibu saya ketika ada Om dan Tante yang ke rumah. Atau bersembunyi di kamar dengan jantung berdebar-debar karena takut ditanya (sekarang juga masih sembunyi di kamar tapi dengan alasan yang berbeda). Dan sedikit-sedikit hal itu mulai berubah ketika saya menyadari bahwa tubuh saya tidak cukup lagi untuk bersembunyi di balik ketiak Ib

Sebuah Hari Istimewa

Semua orang pasti memiliki beberapa tanggal dalam hidupnya yang dijadikan sebagai hari istimewa. Hari yang akan terasa berbeda dari biasanya. Hari dimana kita terkadang tidak bisa tidur karena tidak sabar menanti datangnya esok. Hari dimana jantung kita terasa berdebar lebih cepat dari biasanya. Hari dimana kita tidak sabaran untuk segera menemui hari itu. Itulah sesuatu yang disebut istimewa menurut saya. Ada beberapa hari, diantara 365 hari dalam setahun yang kita tandai. Saya pun memilikinya. Beberapa hari istimewa, entah itu berisi kesenangan atau berbalut kesedihan. Karena sesuatu yang istimewa tidak selalu berisi tawa. Sayangnya tidak semua orang bisa paham akan apa yang kita sebut istimewa. Saya berkata setiap kamis istimewa belum tentu orang pun dapat beranggapan sama atau minimal memahami apa yang kita rasakan saat menghadapi hari itu. Seharusnya saya dapat memahami hal itu, tidak merasa keberatan ketika orang lain menganggap hari itu adalah hari yang biasa saja. Tidak berhak