"Saat terasa waktu telah hilang ku terdiam
Saat hanya gundah yang bertentangan"
(jingga)
Akhirnya, semua terselesaikan, mungkin dan gue harap. Meskipun ga ada yang tau apakah nantinya bakalan menimbulkan masalah-masalah baru. Ga ada yang tau kan. Setelah cukup lama tertunda, sangat lama, karena gue nya, yang ga siap-siap buat ngomongin, ngasih penjelasan. Belum punya cukup energi buat itu. Tapi akhirnya hari kamis kemaren, bisa diselesaikan dengan baik. Gue harap.
“Gung lo lebai seminggu ini”
hahaha, lucu gue dengernya, mungkin terlihat seperti itu, tapi jadi berlebihan seminggu ini bukan ga ada sebab kan, ya terserah sih kalo penilaiannya kayak gitu. Yang pasti, kalo pada mikir gue jadi berlebihan gara-gara satu hal, wow itu salah besar, gue menjadi gampang panik belakangan ini. Mungkin iya yang memicu adalah satu hal, karena gue ngerasa, harga diri gue diinjak [ceileee, masih punya lo gung?]. Tapi inget itu Cuma pemicu, yang ngebikin mata gue bersemut, maksudnya disini, ada aja dari setiap orang yang bikin menambah mood gue hancur tak terkendali belakangan, sebenernya orang-orang disekitar gue ga salah, mulai dari temen-temen dan keluarga, tapi ya, balik lagi, mata gue bersemut. Entah minggu ini, hampir semua kejadian di masa yang lalu-lalu terulang kembali dengan level yang lebih sulit. Meskipun ada satu yang ga terulang, dan itu sangat gue benci. Tapi semua kejadian buruk, muncul kembali dalam ingatan gue, semuanya bergentayangan, dan lagi-lagi disaat gue lagi ga stabil. Titik jenuh yang mencapai lebih dari puncak. Bisa mengertikah? Mudah-mudahan, bisa ada yang bisa mengerti meskipun Cuma satu orang, cukup. Maaf kalo ada yang terganggu dengan sikap gue belakangan ini, sepaket sama omongan gue yang ga jelas. Sekarang ini, gue udah mulai bisa mengendalikan semuanya.
sekarang jadi siapa yang berlebihan?haha, ga maksud nyindir ya ampun, sebuah kejadian bikin gue makin capek, sumpahnya.
Dan lagi-lagi saat seperti ini, gue ngerasa kesepian, gue butuh satu orang aja. Haha, konyol ah.
“Buka mata, hati, telinga. Sesungguhnya masih ada yang lebih penting…”
(maliq and the essential-buka mata hati telinga)
Komentar
Posting Komentar