Kuping, sebuah indera yang luar biasa.
Manusia membutuhkan kuping, kuping sendiri, kuping orang lain, kuping.
Kuping untuk mendengar initnya, betapa mulianya kuping yang tanpa lelah mendengar suara-suara yang buruk di dunia.
Kuping, memang itu yang saya punya, sykur, masih normal, masih bisa mendengar dengan baik.
Katanya, kuliah di psikologi, punya kuping yang bermutu itu wajib.
Tapi, saya selalu mencoba meningkatkan kualitas kuping, saya asah sebisa mungkin.
Tujuannya, sederhana, untuk medengarkan.
Agar , dianggap, berguna.
Tapi, bagaimana jika saya tidak punya kuping?
Bukankah itu modal saya, sebagai seorang mahasiswa Psikologi?
Mendengarkan?
Jadi, Cuma kuping? Yang dibutuhkan?
Kalau saya tidak punya kuping, mungkinkah saya ditinggalkan?
Fungsi saya hanya itu?
Cuma karena saya punya kuping,
Setidaknya, kuping saya dibutuhkan, mekipun bukan diri saya,
Kuping saya begitu istimewa.
Saya rasa, tidak terlalu.
Kuping.
auuuhh... siah gung, nakut-nakutin aku...
BalasHapusaset berharga kuping teh, mana udh agak menurun kualitasnya. hadeuh hadeuh
jreng....
BalasHapushahahahahaha.
Si Kuping..si Kuping..
segitunya lo gung..
lebay!
sabar gunk
BalasHapusitulah kuping
mendenagrkan semua tanpa mau menyaringnya