Chandra, seorang anak laki-laki, berumur 9 tahun.
Ia suka bemain, ia selalu bergembira.
Ia sering tertawa, walaupun malu-malu.
Ia suka bermain.
Chandra suka bermain, apa saja kecuali sepak bola.
Entah apa yang membuatnya sangat membenci permainan itu, sebagai penonton ia masih suka, untuk bermain, tidak.
Suatu hari Ayahnya membelikan sebuah bola.
Chandra bingung akan diapakan bola itu.
Diterimanya bola itu sambil kebingungan.
Dicobanya menendang bola itu sekali dengan keras dan sekuat hati.
Hatinya malah berdetak lebih kencang dari biasanya, ia sangat suka perasaan ini.
Ditendangnya sekali lagi, ia semakin suka.
Semakin keras ia menendang, hatinya semakin terpuaskan.
Makin keras, sampai habis energinya untuk menendang bola.
Lelah, tapi ia senang.
Chandra tidak suka bermain bola.
Bola itu dari ayahnya.
Bola itu dari ayahnya.
Bola itu dari ayahnya.
Ia terus menendang, dengan keras.
Ia suka bemain, ia selalu bergembira.
Ia sering tertawa, walaupun malu-malu.
Ia suka bermain.
Chandra suka bermain, apa saja kecuali sepak bola.
Entah apa yang membuatnya sangat membenci permainan itu, sebagai penonton ia masih suka, untuk bermain, tidak.
Suatu hari Ayahnya membelikan sebuah bola.
Chandra bingung akan diapakan bola itu.
Diterimanya bola itu sambil kebingungan.
Dicobanya menendang bola itu sekali dengan keras dan sekuat hati.
Hatinya malah berdetak lebih kencang dari biasanya, ia sangat suka perasaan ini.
Ditendangnya sekali lagi, ia semakin suka.
Semakin keras ia menendang, hatinya semakin terpuaskan.
Makin keras, sampai habis energinya untuk menendang bola.
Lelah, tapi ia senang.
Chandra tidak suka bermain bola.
Bola itu dari ayahnya.
Bola itu dari ayahnya.
Bola itu dari ayahnya.
Ia terus menendang, dengan keras.
Komentar
Posting Komentar