Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2011

Batas

Sering, ketika Kamu menatap lurus kedepan, yang Kamu tatap hanya sebauh garis lurus. Ketika itu Aku berusaha menelusuri garis yang Kamu pandangi itu. Garis berisi luapan kegundahan yang Kamu simpan rapat-rapat bersamaku di dalamnya. Aku mengerti, kenapa Kamu begitu pesimisnya untuk menentang perbatasan itu. Kamu pun sudah cukup banyak memberikan penjelasan. Aku paham, tapi belum juga bisa menerimanya. Sulit. Pada akhirnya kita akan bertemu pada sebuah titik. Dimana kita hanya bisa berpandangan. Kita bisa saling mengamati satu sama lain. Namun tak satupun dari kita boleh melewati titik itu untuk saling bersentuhan, atau saling berujar. Meskipun Kamu menangis atau Aku yang menangis, tak ada yang bisa kita perbuat untuk mengobati kegundahan ini. Terlalu lama.

9-10-11

"Kata orang hari ini tanggal cantik" "Cantik?" "Iya seolah-olah berurutan" "Oh begitu ya, tapi Aku merasa biasa saja" Begi menunduk sambil berpikir apalagi yang harus ia utarakan agar perempuan di hadapannya itu bisa merasa antusias hari ini. Begi mengetuk-ngetukan jari-jarinya ke meja. Si perempuan masih juga terlihat acuh tak acuh dengan sikap Begi. "Berapa tahun ya kita sudah saling mengenal?" tanya Begi ragu. Si perempuan memandang mata Begi dengan tatapan yang mengintimidasi seolah Begi siap diterkam sewaktu-waktu, "Aku tidak ingat, memang kenapa?". Begi menggaruk-garuk dahinya. "Rasanya sudah hampir satu tahun ya?". "Satu tahun, wow, lama juga ya Aku berada dalam siklus yang tidak berujung seperti ini" "Maksud kamu?" "Sudah setahun kita melewati berbagai tanggal yang kamu bilang cantik, tapi tetap Aku belum juga paham apa tujuan Kamu membawa Aku ke tempat-tempat yang aneh!" "