Langsung ke konten utama

Akhir 2014

2014

Desember. Bulan paling akhir di setiap tahun. Bulan dimana kita sering merenung tentang apa yang telah terjadi setahun ini kemudian membuat harapan baru untuk tahun berikutnya. Terkadang kita memang membutuhkan sebuah akhir untuk memulai sesuatu yang baru, yang lebih besar, yang lebih baik lagi. Pergantian tahun jadi momentum yang dirasa tepat untuk memulainya. Diawali dengan cara mengingat kembali apa-apa saja yang telah terjadi setahun ini.

Saya terlahir di tahun 90. Sehingga akan sangat terasa perubahan umur setiap pergantian tahun karena belakangnya akan selalu sama. Meskipun saya berulang-tahun di bulan September, setiap pergantian tahun saya sudah merasa menyandang angka baru. 2015 ini, saya merasa bahwa umur saya sebentar lagi menginjak ¼ abad. Beban akan semakin berat ditambah ekspektasi orang-orang semakin tinggi. Sementara selama 1 tahun ini, belum banyak juga yang telah saya lakukan. 2014 ini rasanya berjalan datar. Tidak ada sesuatu hal yang baru-baru amat. Saya masih bekerja di perusahaan pembiayaan dan berlokasi di Sumatra. Awal tahun 2014 saya sempat dimutasi, baru hampir 4 bulan saya bekerja di Duri, saya mendapat instruksi untuk pindah ke Muara Bungo.

Satu hal yang saya tau tentang kota ini sewaktu di awal penempatan, kota ini pernah saya lintasi ketika perjalanan dari Bandung menuju Padang bersama keluarga waktu jaman kuliah dulu. Seketika saya membayangkan kotanya akan seperti apa. Paling tidak seperti di Duri saya bisa menempuh untuk main ke Pekanbaru hanya dalam waktu 2-3 jam. Sehingga weekend tiba saya bisa kesana untuk melepas penat. Saya pikir Muara Bungo dengan kota Jambi jaraknya dekat. Ternyata membutuhkan waktu 6-7 jam perjalanan. Saya lesu dan hilang semangat ketika tau jarak kota sejauh itu. Satu yang paling menyiksa, saya tidak bisa ke bioskop.

Lama-lama saya mendapatkan teman dan berbagai cerita lainnya dari kota Jambi. Sehingga beruntungnya masih ada yang sudi menampung saya selama di sana. Tidak terasa 10 bulan sudah saya lewati tinggal di Provinsi Jambi ini. Saya masih belum bisa memastikan berapa lama lagi saya akan berada di sini. Banyak hal-hal tahun ini yang belum direalisasikan mulai dari buntunya menulis, batalnya rencana bisnis ini itu, sampai mengurus beasiswa S2. Walaupun semua terpaksa harus ditunda hingga tahun depan namun tetap banyak hal-hal yang menyenangkan terjadi sepanjang tahun ini.

2014, tentu banyak pelajaran yang saya pelajari selama satu tahun kebelakang ini. Setahun saya benar-benar hidup mandiri dan sangat jauh dari keluarga. Kondisi jauh dari keluarga bagi saya yang puluhan tahun terus berada di rumah (paling jauh tinggal di Jakarta dan setiap minggu pulang) tiba-tiba harus tinggal di pulau yang berbeda dengan jarak yang sangat jauh, ongkos pulang yang mahal (ehem), semua hal tersebut membuat saya terkadang stress. Ditambah lagi tekanan dari pekerjaan yang menuntut target di tiap bulannya. Semua itu membuat saya belajar untuk mengontrol emosi, berdamai dengan rasa sepi, dan berusaha menikmati hari demi hari di sini. Walaupun tetap saja masih banyak dari diri saya yang harus diperbaiki.

Tahun ini juga, saya berhasil mewujudkan impian saya untuk berkeliling pulau Sumatra. Walaupun belum semua dikunjungi tapi saya sudah cukup senang. Pekanbaru, Duri, Dumai, Bukittinggi, Padang, Pariaman, Solok, Medan, Siantar, Palembang, Bangko, Batam, Kuala Tungkal, dan akhirnya berlabuh di Jambi. Yang jelas tahun ini saya benar-benar memaksimalkan waktu untuk kesana kemari menempuh ribuan kilometer dari satu tempat ke tempat lainnya dengan membawa perenungan akan pertanyaan-pertanyaan tentang hidup. Setiap perjalanan membuat saya takjub akan takdir hidup dan kemana pada akhirnya kaki ini akan melangkah. Tidak ada satupun hal di dunia ini yang terjadi karena kebetulan, selalu ada maksud dibalik semua kejadian, pertemuan, perpisahan, dan semua itu sedikit-sedikit akan terungkap maksudnya yang akhirnya kita berkata “Oh” kemudian menguncinya rapat-rapat dalam ingatan kita. Untuk masa depan.

2015, semoga semua hal jauh lebih baik dan mimpi-mimpi lainnya semoga terwujud dan tidak berakhir hanya sebagai wacana.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengingat

Beberapa hari ini saya banyak mengingat. Aktivitas yang kadang padatnya minta ampun, kadang juga kosongnya bikin ngelamun. Penyakit lupa saya makin menjadi, menurut mitos katanya yang pelupa itu banyak salah ama orangtua. Tapi secara ilmiah ada yang bilang orang pelupa gara-gara kebanyakan makan makanan yang banyak mengandung MSG. Ya meskipun, masih banyak lagi penyebab-penyebab lupa lainnya, yang saya pun belum tau pasti, saya menjadi pelupa seperti ini gara-gara apa. Saya mencoba meningat-ingat apa-apa saja yang terjadi beberapa hari ini, beberapa minggu ini, beberapa bulan ini, dan beberapa tahun ke belakang. Dan begitu banyak yang terjadi, sampai-sampai saya tida bisa mengingat semuanya, hanya kejadian-kejadian yang menimbulkan kesan khusus yang bisa saya ingat, itu pun samar, entah kesan baik, buruk, sedih, senang, takut, dan lainnya. Saya tidak menyangka saya sudah sampai sejauh ini, begitu banyak yang terlewati begitu saja. Saya tidak pernah menyangka apa yang ada di sekitar

Percaya Diri, Am I?

Hello, sudah lama rasanya tidak menuangkan huruf-huruf di blog ini. Daripada keburu usang dan tua saya akan mencoba menulis tentang PD. PD disini bukan mata kuliah Psikodiagnostik (sebuah mata kuliah berseri paling banyak,sampe 7 lho) yang menghiasi sanubari saya selama kuliah melainkan tentang percaya diri. Mungkin akan banyak yang bilang bahwa saya itu memiliki tingkat PD yang tinggi. Kelihatannya mungkin iya tapi nyatanya dan sejujur-jujurnya saya adalah orang yang pemalu dan mudah minder. That's the truth. Tapi sekarang bisa dibilang sudah agak mendingan dibandingkan dulu lho. Dulu waktu TK sampe SD kelas 2an saya masih suka bersembunyi dibalik ketiak Ibu saya ketika ada Om dan Tante yang ke rumah. Atau bersembunyi di kamar dengan jantung berdebar-debar karena takut ditanya (sekarang juga masih sembunyi di kamar tapi dengan alasan yang berbeda). Dan sedikit-sedikit hal itu mulai berubah ketika saya menyadari bahwa tubuh saya tidak cukup lagi untuk bersembunyi di balik ketiak Ib

Sebuah Hari Istimewa

Semua orang pasti memiliki beberapa tanggal dalam hidupnya yang dijadikan sebagai hari istimewa. Hari yang akan terasa berbeda dari biasanya. Hari dimana kita terkadang tidak bisa tidur karena tidak sabar menanti datangnya esok. Hari dimana jantung kita terasa berdebar lebih cepat dari biasanya. Hari dimana kita tidak sabaran untuk segera menemui hari itu. Itulah sesuatu yang disebut istimewa menurut saya. Ada beberapa hari, diantara 365 hari dalam setahun yang kita tandai. Saya pun memilikinya. Beberapa hari istimewa, entah itu berisi kesenangan atau berbalut kesedihan. Karena sesuatu yang istimewa tidak selalu berisi tawa. Sayangnya tidak semua orang bisa paham akan apa yang kita sebut istimewa. Saya berkata setiap kamis istimewa belum tentu orang pun dapat beranggapan sama atau minimal memahami apa yang kita rasakan saat menghadapi hari itu. Seharusnya saya dapat memahami hal itu, tidak merasa keberatan ketika orang lain menganggap hari itu adalah hari yang biasa saja. Tidak berhak