Langsung ke konten utama

Sekian 2010

2010 mungkin adalah salah satu tahun dengan banyak sekali kejadian yang sangat berarti. Kata "berarti" disini bisa hal yang menyenangkan sampai hal yang paling tidak menyenangkan. Saya akan mencoba melakukan apa yang sering disebut dengan kilas balik. Mungkin untuk sebagian orang ini adalah hal yang membosankan, dimana kita kembali menuliskan hal-hal yang lama, dan mencoba menampilkannya kembali dengan kemasan yang agak baru. Tapi saya suka melakukan hal ini, karena mungkin saja ini akan berguna suatu saat nanti.

Hal yang paling menyenangkan tahun ini adalah suksesnya saya dan teman-teman saya melakukan perjalanan panjang ke Lombok. yeah! Cita-cita kami sejak awal tahun kuliah pun akhirnya terwujud. Sekitar dua minggu saya beserta 3 orang teman saya, Marwan, Sally, dan Sadena meninggalkan kota Bandung. Banyak sekali hal yang saya dapat dari liburan ini, bukan sekedar senang-senang lalu tertawa-tawa. Pemandangan indah dan pantai yang super keren mungkin hal yang tidak perlu dijelaskan lagi, tapi ada hal-hal yang saya dapat lebih dari sekedar pemandangan. Saya justru mendapatkan banyak pengalaman yang diluar dugaan saya, bertemu dengan orang-orang baru, menghabiskan pagi hingga malam selama berhari-hari dengan muka yang itu-itu saja, terdampar di masjid, dan banyak hal lainnya yang mungkin akan menghabiskan halaman ini jika saya sebutkan semuanya. Perjalanan itu adalah salah satu moment paling bahagia dalam hidup saya.

Liburan didapat, tapi kejernihan pikiran saat berkuliah semakin tidak dirasa. Memasuki semester baru, saya semakin sering merasa salah jurusan. Pemikiran klasik seseorang yang berada di pertengahan masa kuliahnya. Tapi pikiran itu semakin menguat dari hari ke hari. Saya pernah membicarakan ini dengan salah satu teman maya saya (yang hingga kini belum pernah bertemu) dan ia pun mengalami hal yang sama. Dan menurutnya, hal itu wajar terjadi pada seseorang yang sedang menginjak tahun ke 3. Awalnya pun saya berpikir seperti itu, tapi ternyata saya bukan sekedar bosan, saya sudah menyadari hal ini dari tahun pertama saya kuliah, namun saat itu saya begitu menentang bahkan cenderung menekan perasaaan itu. Saya bahkan tidak berani untuk terang-terangan mengatakan hal itu. Dan seperti bom waktu ternyata pikiran itu meledak dengan dahsyatnya tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa. Malah ketika saya sangat butuh dukungan untuk terus melangkah, ternyata saya tidak mendapatkannya di rumah. Alhasil, feel like a zombie, Iman, we're zombie!

Bagaimana dengan percintaan? Siap-siap saya akan membongkar sesuatu, dan yang akan mengetahuinya adalah orang-orang yang mungkin membaca posting ini sampai habis. Mungkin banyak yang mengira selama setahun ini saya tidak menjalin suatu hubungan, padahal saya sempat menjalani sebuah hubungan yang salah dengan seseorang selama mungkin 3 bulan. Salah karena saya menjalani dengan seseorang yang sudah punya pasangan. Semakin salah ketika saya terlalu serius menjalani hubungan yang salah ini, dan sudah dapat ditebak, hubungan itu berakhir dengan tidak baik. Ya tahun ini saya patah hati. Dan tanpa ada satupun teman kampus saya yang tau. Hasilnya saya sering uring-uringan sendiri di kampus selama 3 bulan itu, sadar atau tidak sadar saya minta maaf teman-teman, I can't tell you about this story.


Tahun ini pun diakhiri dengan hal yang kurang menyenangkan. Ketika saya harus menunda atau mungkin berhenti bermimpi. Membuat film adalah sebuah mimpi besar untuk saya. Membuat film untuk saya pribadi bukan hanya sekedar aktivitas senang-senang atau mengisi waktu luang. Sejak kecil saya selalu bermimpi bahwa suatu hari nanti saya akan membuat sebuah film. Entah sejak kapan saya mulai bermimpi tentang itu, yang jelas dulu waktu SD saya menggunakan kamera dengan roll untuk membayangkan bahwa saya sedang merekam orang-orang dengan kamera itu, padahal tidak ada satupun yang terekam, karena itu bukan kamera untuk merekam. Dan setelah sekian lama mimpi itu terwujud, saya sangat berterima kasih kepada semua teman-teman yang telah menghantarkan saya menuju mimpi besar saya. Mungkin saya belumlah membuat sebuah karya besar, namun membuat film bersama kalian adalah sebuah hal besar dalam hidup saya. Tapi tampaknya mimpi saya itu harus ditunda atau mungkin berhenti, mungkin agak sulit untuk menjelaskannya disini. Permasalahan klasik antara orang tua dan anaknya, ketika orang tua menganggap kegiatan anaknya hanya buang-buang waktu dan tidak berguna, ketika semua nya semakin dibatasi, saya pun tidak bisa apa-apa. Tentu saya sangat berat ketika harus mengambil keputusan ini, saya pun tidak tau harus bagaimana nanti mengatakannya pada kalian semua. Inilah yang saya maksud bahwa kita tidak pernah benar-benar memilih dalam hidup. Entah apakah ini keputusan terbaik atau terburuk, yang pasti ini harus saya lewati.

Sebuah harapan dari semua orang di dunia ini mungkin, tahun depan akan lebih baik dari tahun ini. Bahkan saya belum membuat resolusi untuk tahun depan. Jika biasanya setiap tahun yang selalu membuat resolusi sebagai pegangan dan cadangan semangat selama setahun, tidak dengan tahun ini, karena saya sendiri tidak tau harus berharap apalagi.

Sekian 2010.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Solo Traveling (part 1)

Hei apa kabar my dearest blog? Wah sudah dua tahun ya tidak ada posting sama sekali di blog ini. Bukan tidak ingin untuk menulisa lagi, hanya saja hmmmmm. Okey mari kita lewati memberikan berbagai macam alasan untuk tidak menulis, sekarang saya akan sedikit memberikan pengalaman saya seputar jalan-jalan. Rasanya sudah cukup lama sih tidak menulis sesuatu yang bersifat informatif di blog ini. Tulisan-tulisan terakhir saya berisi cerita-cerita fiksi, keluh kesah, puisi, dan hal-hal yang mungkin kurang informatif dan bermanfaat (tapi cukup menghibur kan?). Bukan sok nasionalis sih, tapi emang Indonesia itu negara yang luas dan punya banyak sekali tempat-tempat yang bisa dikunjungi.   Saya tiba-tiba baru sadar bahwa saya sudah terlalu sering jalan-jalan. Memang sih saya belum bisa dikategorikan sebagai backpacker sejati atau traveler akut. Apalagi kalau mau adu jumlah negara yang dikunjungi, duh saya masih cupu sekali. Selain karena waktu dan ehem budget, saya lebih fokus u

Review: The Other Boleyn Girl

I give 4,5 star from 5 for this movie. Wow. Satu lagi jajaran film yang masuk film kategori “sangat bagus” menurut saya. Saya baru berkesempatan menonton film ini hari ini. Dan ternyata tidak pernah ada kata terlambat untuk film bagus. Ceritanya sendiri sangat complicated, bukan sekedar cinta, tapi juga melibatkan nafsu, ambisi, politik, humanity, dan berbagai kata lain yang akan muncul setelah saya menonton film ini.Film ini sendiri diangkat dari sebuah novel dengan judul yang sama karangan dari Philippa Gregory. Saya sebenarnya agak kebingungan apakah ini kisah nyata atau hanya fiksi sebagaian berkata ini fiksi namun ada beberapa hal yang memang bersumber dari sejarah Inggris. Tapi kali ini saya bukan mau concern ke sejarahnya melainkan ke film nya (tapi penasaran dengan sejarah aslinya). Film ini sendiri bukanlah film yang baru sudah ada dari tahun 2008 di luar negeri sana. Saya kurang tau nasib film ini di Indonesia, apa sudah beredar atau tidak. Film ini bercerita tentang sebuah

8 Hari Jelang Premiere

Ternyata saya mengalami ketakutan luar biasa jelang premiere. Takut kalau filmnya malah dihujat orang, takut kalau dengar selentingan "Ih filmnya ga banget deh". Takut juga denger "Duh Sutradaranya payah nih". Dan komentar-komentar lainnya yang bisa menyayat hati. Sumpah. Ini baru pertama kalinya film pendek yang saya sutradarai di putar secara umum. Dan ternyata rasanya lebih fantastis. saya malah jadi takut jangan-jangan tidak ada yang mau nonton film "Senja" lagi. Wajarkan ya kalau sutradara amatir semacam saya mengalami kegugupan ini? Mudah-mudahan saja semua berjalan lancar. Acaranya banyak yang datang dan tidak mengecewakan. Amien