Bulan puasa pasti dipenuhi dengan salah satu kegiatan yang rutin dilakuin tiap tahun. Bubar alias buka bareng. Acara ini biasanya diadain sebagai ajang silaturahmi buat yang udah lama ga ketemuan. Atau juga buat temen-temen yang lagi deket-deketnya. Acara ini bisa jadi acara yang rame banget. Bisa juga jadi acar yang super membosankan dan menyebalkan.
Kemaren (sabtu) gue mengikuti sebuah acara Buka Bareng AS [istilah anak Ipa1]. Awalnya gue ragu buat ikut acara ini, tapi daripada bener-bener dikira sombong mending datang. Gue ga baca baik-baik pengumuman di FB. Acaranya hari Sabtu, gue kira Minggu. Dan dari Tanya jawab lewat SMS, katanya temen gue Gumi dan Cecep datang. Taunya pas hari H, Hp gue bener-bener ga bersahabat, mendadak ga bisa dicharge. Dan alhasil ga idup-idup lagi. miscommunication pun terjadi. Si Gumi sms nanyain sekali lagi, datang atau engganya. Mau ngebales, HP ga bisa lagi diidupin. Ya udah gue sih mikirnya dia pasti bakal datang taunya dia ga datang dan terjebaklah gue di situasi yang lumayan aneh.
Sebenernya ga ada yang aneh sama anak-anak kelas gue. Namanya Bubar Kelas XII A1, tapi kok yang datang Cuma para petinggi kelas. Sebelumnya gue jelaskan dulu di kelas gue yang dulu dibagi menjadi beberapa kelompok.
Satu, kelompok yang dikatakan para petinggi [istilah gue sendiri] mereka itu kalangan yang bisa dikatakan hidup mewah dan terlihat sok dari luar. Meskipun dalam kelompok mereka ada yang ga tajir-nya tapi dia ketolong ama “manfaat” yang dipunya. Kelompok ini biasanya mendominasi apapun kegiatan baik kelas atau luar.
Kelompok kedua, kelompok kumpulan orang rajin dan baik hati, mereka anak yang alim [dulu], baik, ramah, dan menyenangkan. Kelompok ketiga, kelompok Gaul nanggung. Kelompok ini dulunya sekelas ama anak-anak dari kelompok yang kesatu. Cuma beda nasib, mereka nyoba asik malah jadi kurang asik. Dengan memberi nama pada geng dan obrolan yang selalu tentang pacaran. Kebayang ga?
Kelompok bekas 10-4, mantan anak kelas ini punya kelompoknya tersendiri, isinya beragam Cuma ada beberapa orang yang gue rekomendasiin masuk kelompok ketiga. kelompok yang terakhir, kelompok independent, soalnya hanya beberapa orang dan didalamnya terpecah menjadi 2 atau 3 orang. Gue masuk yang mana? Dari sejarah kelas gue pun, otomatis masuk ke kelompok yang bekas 10-4. Meskipun kelompok ini sering dipandang sinis karena sulit berbaur dengan kelompok lainnya. Mereka hepi-hepi aja tuh. Tapi bisa dibilang dalam kelompok tempat gue bernaung ada orang-orang yang bisa masuk kemanapun. Bukan kepedean ya, tapi emang dari awal gue magh masuk kemana-mana. Dan ada temen gue yang lebih mobile dari gue dia itu Cecep. Di tiap kelompoknya ya gue ambil masing-masing segi positifnya. Dan kelompok terakhir yang mulai gue kenal adalah kelompok yang kesatu. Itupun karena ada salah satu orang dari kelompok itu yang ceritanya naksir [ceilee]. Dan gue pun satu tempat les. Jadilah gue mulai kenal ama mereka. Meskipun, jujur saja, kurang cocok.
Jadinya kemaren daripada dibilang sok atau sombong,gue mencoba menyunda-nyundakan omongan logat dibuat-buat. Dan tunggu ditanya atau sekedar mengkomentari, jarang ngomong manggil diri sendiri. Adapun Cuma ke orang-orang yang cukup deket.
Bubar kemaren emang penuh dengan nostalgia. Ketawa sesekali. Ada yang bawa pacar-pacarnya, ada yang katanya baru pulang dari Singapura nonton konser, ada yang cerita HP nya ganti-ganti , ada yang katany beratnya nambah 7 Kg, ada yang matanya kemana-mana [gue..wkwkw]. Semua bawa cerita dan perkembangan hidup. Semua bawa perubahan.
Everybody changes and I don’t feel the same
Salah satu temen deket gue waktu SMA, yang udah lama banget ga ketemu. Dulu dia kalo manggil gue magh tinggal
“Gung maneh/sia geus..bla…bla..”
Jadi gini
Hahahaha. Geli.
(wah nyambung kemana-mana gini)
Komentar
Posting Komentar