Langsung ke konten utama

wow, cerita saya dikritik abis-abisam...

Tanggal 25-26 digelar sebuah workshop film yang digelar ama LA LIGHTS, produsen rokok yang paling getol dan konsisten mengembangkan bakat-bakata banyak orang. Dan gue beserta 8 orang temen, dateng ke acara itu, ya buat nyari referensi buat "proyek" kita bersama. Dengan bayar 10 ribu rupiah, bisa dapet materi dari pemateri yang udah berpenglaman di bidangnya, ada Garin Nugroho, Ifa Isfansyah, Arturo, Sutradara Malaysia Ho Yuhang, dan lain-lain. Selain itu dapet free lunch, free snack, dan atribut lainnya. Dan di hari yang melelahkan itu, kita ditugasin buat satu buah sinopsis cerita buatan sendiri yang akan difilmkan [kalo kepilih nantinya]. Dari seluruh peserta yang kira-kira berjumlah 500an, dipilih 50 besar buat gelaran besoknya, Meet the Producer. Awalnya gue ga mengira bakalan masuk 50 besar, melihat, orang-orang yang dateng ke acara ini udah pada ahli, dan berpengalaman, mereka [mungkin] punya track record yang panjang. Sedangkan gue, iseng-iseng berhadiah.

Besoknya gue ama Marwan dateng sekitar jam 8 ke Dago Tea House, buat liat nama-nama yang lolos, dan ternyata, Agung, Marwan, Inel, dan Muna lolos 50 besar. Dan yang lolos harus mempresentasikan karya nya ke produser. Gue yang ga ada persiapan apa-apa langsung deg-deg'an, kayak mau ujian PD. Dan gue kebagian nomer urut 04, yang artinya awal.

Pas giliran datang, jantung gue berdegup sangat cepat. Apalagi ngeliat peserta lain, yang ngobrolin film-nya ahli banget. Dan gue masuk, dewan jurinya ada Arturo GP, Olga Lidya, Hanung Bramantyo, dan satu lagi kalo ga salah John De Rantau. Gue disuruh nyeritain ulang cerita yang gue buat, cerita yang gue buat adalah entry sebelum ini,jujur kemaren gue ga ada ide sama sekali. Dan cerita gue bikin dewan juri, ga ngerti,[ceritanya emang sangat ga jelas]. Mereka terus nanya, dan ga ngerti juga, dikritik, ama Arturo, katanya "gimana orang bisa nangkep maksud kamu?", gue bingung, gue sih bilang, ya tergantung persepsi tiap orang, pengennya gimana, Olga Lidya bilang "Jadi ceweknya gila dong?", ga juga mbak. John de Rantau, nyeramahin gue panjang lebar, dan Hanung, sempet muji, "Saya tertarik dengan cerita ini, tapi bagaimana kamu bisa membuat penonton tau akan metafor yang kamu buat?'.

Intinya, cerita gue sangat ga jelas, jadi ga bisa berharap banyak, kayaknya sih 5 besar tinggal cerita. Tapi jadi 50 besar buat awal permulaan cukup lah. haha

Komentar

  1. good job gung!!

    mungkin klo ga bisa masuk 5 besar lu bisa berbangga bisa masuk 50 besar ngalahin org laen dr 500 org....

    well, hr itu bs jadi pengalaman yg berharga bwt lu spy bisa lebih baik kedepannya,,keep up your good work dud....

    BalasHapus
  2. iya sigh, 50 besar lumayan juga,
    pokoknya pengalaman tak terlupakan..haha

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengingat

Beberapa hari ini saya banyak mengingat. Aktivitas yang kadang padatnya minta ampun, kadang juga kosongnya bikin ngelamun. Penyakit lupa saya makin menjadi, menurut mitos katanya yang pelupa itu banyak salah ama orangtua. Tapi secara ilmiah ada yang bilang orang pelupa gara-gara kebanyakan makan makanan yang banyak mengandung MSG. Ya meskipun, masih banyak lagi penyebab-penyebab lupa lainnya, yang saya pun belum tau pasti, saya menjadi pelupa seperti ini gara-gara apa. Saya mencoba meningat-ingat apa-apa saja yang terjadi beberapa hari ini, beberapa minggu ini, beberapa bulan ini, dan beberapa tahun ke belakang. Dan begitu banyak yang terjadi, sampai-sampai saya tida bisa mengingat semuanya, hanya kejadian-kejadian yang menimbulkan kesan khusus yang bisa saya ingat, itu pun samar, entah kesan baik, buruk, sedih, senang, takut, dan lainnya. Saya tidak menyangka saya sudah sampai sejauh ini, begitu banyak yang terlewati begitu saja. Saya tidak pernah menyangka apa yang ada di sekitar

Percaya Diri, Am I?

Hello, sudah lama rasanya tidak menuangkan huruf-huruf di blog ini. Daripada keburu usang dan tua saya akan mencoba menulis tentang PD. PD disini bukan mata kuliah Psikodiagnostik (sebuah mata kuliah berseri paling banyak,sampe 7 lho) yang menghiasi sanubari saya selama kuliah melainkan tentang percaya diri. Mungkin akan banyak yang bilang bahwa saya itu memiliki tingkat PD yang tinggi. Kelihatannya mungkin iya tapi nyatanya dan sejujur-jujurnya saya adalah orang yang pemalu dan mudah minder. That's the truth. Tapi sekarang bisa dibilang sudah agak mendingan dibandingkan dulu lho. Dulu waktu TK sampe SD kelas 2an saya masih suka bersembunyi dibalik ketiak Ibu saya ketika ada Om dan Tante yang ke rumah. Atau bersembunyi di kamar dengan jantung berdebar-debar karena takut ditanya (sekarang juga masih sembunyi di kamar tapi dengan alasan yang berbeda). Dan sedikit-sedikit hal itu mulai berubah ketika saya menyadari bahwa tubuh saya tidak cukup lagi untuk bersembunyi di balik ketiak Ib

Sebuah Hari Istimewa

Semua orang pasti memiliki beberapa tanggal dalam hidupnya yang dijadikan sebagai hari istimewa. Hari yang akan terasa berbeda dari biasanya. Hari dimana kita terkadang tidak bisa tidur karena tidak sabar menanti datangnya esok. Hari dimana jantung kita terasa berdebar lebih cepat dari biasanya. Hari dimana kita tidak sabaran untuk segera menemui hari itu. Itulah sesuatu yang disebut istimewa menurut saya. Ada beberapa hari, diantara 365 hari dalam setahun yang kita tandai. Saya pun memilikinya. Beberapa hari istimewa, entah itu berisi kesenangan atau berbalut kesedihan. Karena sesuatu yang istimewa tidak selalu berisi tawa. Sayangnya tidak semua orang bisa paham akan apa yang kita sebut istimewa. Saya berkata setiap kamis istimewa belum tentu orang pun dapat beranggapan sama atau minimal memahami apa yang kita rasakan saat menghadapi hari itu. Seharusnya saya dapat memahami hal itu, tidak merasa keberatan ketika orang lain menganggap hari itu adalah hari yang biasa saja. Tidak berhak