Langsung ke konten utama

Pemilu saatnya Jelajah Lembang


Pemilihan Presiden akhirnya tiba, dan gue akhirnya ikutan milih, ini adalah Pemilu pertama gue. Ya gue pengen aja ngerasain gimana rasanya ngambil surat suara,terus nyontreng di bilik suara, terus nyelupin jari ke tinta [norak]. Ternyata biasa aja. Haha. Milihnya bentar, yang ada jadi libur panjang. Kebetulan se-keluarga nganggur juga, dan pastinya menambah kebosanan yang melanda. Ngajak temen kampus? Yang satu pulang kampong, mau nyontreng, yang satu lagi pulang kampong juga, yang satu “tukang anternya” pulang kampong jadi ga mau kemana-mana, yang satu sakit, yang satu entah memutuskan menikmati tiap sudut kost-an entah ada “urusan” jadi komunikasi kurang lancer, yang satu mungkin ada urusan “pribadi” yang harus diberesin, yang satu ke luar kota, tinggal Marwan yang nganggur juga, pegi Cuma be-2, mau kemana?. Jalan ama keluarga mungkin bisa menghibur. Dan akhirnya gue ngasih ide, “Jalan-jalan yuk”. Awalnya sih Mama rada-rada ga mau, dan gue berjuang, sambil ngerayu-rayu, mijit-mijit, sampe tanda setuju dikeluarkan.

Akhirnya dipilih Lembang yang jadi lokasi tujuan. Nyari tempat sejuk yang ga terlalu jauh dan banyak tempat makannya, ya Lembang. Perjalanan cukup panjang, asalnya Cuma makan jagung baker sambil ngeliat bukit-bukit hijau. Eh malah jadi keliling-keliling liat tempat yang sekiranya seru. Mulai dari susu murni di Lembang Kencana, jgung baker di Lembang, belanja sayur-sayuran di Pasar Lembang, tahu susu di “Tahu Lembang”, disini ga Cuma jualan tahu tapi berbagai jajanan banyak, dan enak juga, mulai dari macaroni panggang, terus lumpia, tahu gejrot, kupat tahu, poffertjes, semuany enak buat dimakan dan harganya terjangkau. Sayangnya bika ambon yang katanya disini enak, udah keburu ludes alias sold out. Disini juga ga sekedar makan, asik juga buat maen-maen.

Abis puas mengitari tahu lembang, tujuan terakhir beli “kaboca” kalo salah nulisnya maap. Jam 6 sore. Pulang dengan jalanan yang macet banget.

Kemaren bener-bener melepas penat, didukung cuaca yang cerah banget. Dan ga usah pusing mikirin duit, kan ditanggung orang tua. Haha.

Gue berterima kasih ama pemerintah yang ngadain pemilu. Kalo ga ada pemilu, mana mungkin orang tua mau diajak jalan-jalan. Kalopun mau, pasti tetep yang dipikirin toko, terus kayak dikejar-kejar waktu. Tapi kali ini, seharian bener-bener libur. Udah lama ga liburan menyenangkan bareng keluarga, meskipun Cuma ke Lembang. Sehari pula. Tapi asiklah.

Komentar

  1. adeeeeuuh agung bisa aik sepeda juga? hahahahhahaha

    BalasHapus
  2. masa kecil kurang bahagia.
    heu.

    btw.
    dirumah gapunya sepeda ya.
    meni jauhjauh ka lembang mw naek sepeda juga. hhhe
    minta atuu ke mama.
    heu

    BalasHapus
  3. @inel, ya bisa lah...masa ga bisa nel, ai motor bisa sepeda ga bisa, malu-maluin..haha
    jangan2..kamu ga bisa naik sepeda lagi...haha

    @tyas..sepeda di rumah magh ga ada yang pedalnnya depan belakang..haha

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengingat

Beberapa hari ini saya banyak mengingat. Aktivitas yang kadang padatnya minta ampun, kadang juga kosongnya bikin ngelamun. Penyakit lupa saya makin menjadi, menurut mitos katanya yang pelupa itu banyak salah ama orangtua. Tapi secara ilmiah ada yang bilang orang pelupa gara-gara kebanyakan makan makanan yang banyak mengandung MSG. Ya meskipun, masih banyak lagi penyebab-penyebab lupa lainnya, yang saya pun belum tau pasti, saya menjadi pelupa seperti ini gara-gara apa. Saya mencoba meningat-ingat apa-apa saja yang terjadi beberapa hari ini, beberapa minggu ini, beberapa bulan ini, dan beberapa tahun ke belakang. Dan begitu banyak yang terjadi, sampai-sampai saya tida bisa mengingat semuanya, hanya kejadian-kejadian yang menimbulkan kesan khusus yang bisa saya ingat, itu pun samar, entah kesan baik, buruk, sedih, senang, takut, dan lainnya. Saya tidak menyangka saya sudah sampai sejauh ini, begitu banyak yang terlewati begitu saja. Saya tidak pernah menyangka apa yang ada di sekitar

Percaya Diri, Am I?

Hello, sudah lama rasanya tidak menuangkan huruf-huruf di blog ini. Daripada keburu usang dan tua saya akan mencoba menulis tentang PD. PD disini bukan mata kuliah Psikodiagnostik (sebuah mata kuliah berseri paling banyak,sampe 7 lho) yang menghiasi sanubari saya selama kuliah melainkan tentang percaya diri. Mungkin akan banyak yang bilang bahwa saya itu memiliki tingkat PD yang tinggi. Kelihatannya mungkin iya tapi nyatanya dan sejujur-jujurnya saya adalah orang yang pemalu dan mudah minder. That's the truth. Tapi sekarang bisa dibilang sudah agak mendingan dibandingkan dulu lho. Dulu waktu TK sampe SD kelas 2an saya masih suka bersembunyi dibalik ketiak Ibu saya ketika ada Om dan Tante yang ke rumah. Atau bersembunyi di kamar dengan jantung berdebar-debar karena takut ditanya (sekarang juga masih sembunyi di kamar tapi dengan alasan yang berbeda). Dan sedikit-sedikit hal itu mulai berubah ketika saya menyadari bahwa tubuh saya tidak cukup lagi untuk bersembunyi di balik ketiak Ib

Sebuah Hari Istimewa

Semua orang pasti memiliki beberapa tanggal dalam hidupnya yang dijadikan sebagai hari istimewa. Hari yang akan terasa berbeda dari biasanya. Hari dimana kita terkadang tidak bisa tidur karena tidak sabar menanti datangnya esok. Hari dimana jantung kita terasa berdebar lebih cepat dari biasanya. Hari dimana kita tidak sabaran untuk segera menemui hari itu. Itulah sesuatu yang disebut istimewa menurut saya. Ada beberapa hari, diantara 365 hari dalam setahun yang kita tandai. Saya pun memilikinya. Beberapa hari istimewa, entah itu berisi kesenangan atau berbalut kesedihan. Karena sesuatu yang istimewa tidak selalu berisi tawa. Sayangnya tidak semua orang bisa paham akan apa yang kita sebut istimewa. Saya berkata setiap kamis istimewa belum tentu orang pun dapat beranggapan sama atau minimal memahami apa yang kita rasakan saat menghadapi hari itu. Seharusnya saya dapat memahami hal itu, tidak merasa keberatan ketika orang lain menganggap hari itu adalah hari yang biasa saja. Tidak berhak