Langsung ke konten utama

The Kite Runner





The Kite runnerAdegan demi adegannya bener-bener disusun dengan rapih. Dan sutradaranya tau banget dimana saat emosi kita bener-bener dipacu dan meredakannya kembali. Gue dibawa ke sebuah kisah yang sangat emosional, kesedihan digambarkan lewat senyuman dan diam. Gue pribadi lebih bisa ngerasa sedih sama film-film yang ga terang-terangan mempertontonkan air mata. Dari segi tata kamera dan pengambilan gambar, film ini banyak banget memperlihatkan setting-setting tempatnya secara detail. Buat meyakinkan kita, tentang kondisi Afghanistan sebelum perang. Dan yang paling cerita dan acting pemainnya, ceritanya kuat banget, meskipun sederhana, tapi disampaein secara cerdas. Menyentil pikiran-pikiran kita akan hidup.
Pokoknya dialog-dialog yang keluar sangat meaningful. Acting yang paling juara adalah, aktingnya Hassan kecil (Ahmad Khan Mahmoodzada), acting-nya alami banget. Dia bisa membawa gue sampai titik kesedihan yang cukup dalam. Kalo dibilang gue terbawa sampai se-jam setelah film ini selesai. Sukses menurut gue. Dan hamper aja gue meneteskan air mata,meskipun ga jadi, jarang-jarang terjadi gue nonton film ampe segitu larutnya. Haha



Ceritanya sendiri, adalah, di jaman sebelum perang di Afghanistan dimulai, ada dua orang anak kecil yang namanya Amir (Zekiria Ebrahimi) dan Hassan (Ahmad Khan Mahmoodzada), mereka sangat dekat, Amir seorang anak majikannya Ayahnya Hassan. Amir dan Hassan seneng banget ama yang namanya laying-layang. Amir yang maennya, Hassan yang jadi “asisten”nya, dan kalo ada laying-layang yang kalah, Hassan yang nangkep. Hassan terkenal sebagai penangkap laying-layang paling hebat di Kabul. Hassan ga pernah berlari sambil liat ke atas, tapi tetep aja dia dapet. Sampai suatu saat, ada segerombolan anak-anak yang ga suka dengan hubungan pertemanan Amir dan Hassan, yang malah bikin mereka berdua berpisah untuk selamanya. Hassan dan Ayahnya berhenti bekerja dari rumah Amir. Sejak itu Amir ga pernah ketemu lagi. Sampai suatu hari Amir udah pindah ke Amerika, trus dapet telpon buat dia balik ke Kabul. Ternyata dia dapet berita yang mengejutkan.

Ceritanya ga terlalu kompleks, tapi kesederhanaannya malah membuat kita berpikir tidak sederhana.
Filmnya bener-bener menggugah. So touching, highly recommended lah!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengingat

Beberapa hari ini saya banyak mengingat. Aktivitas yang kadang padatnya minta ampun, kadang juga kosongnya bikin ngelamun. Penyakit lupa saya makin menjadi, menurut mitos katanya yang pelupa itu banyak salah ama orangtua. Tapi secara ilmiah ada yang bilang orang pelupa gara-gara kebanyakan makan makanan yang banyak mengandung MSG. Ya meskipun, masih banyak lagi penyebab-penyebab lupa lainnya, yang saya pun belum tau pasti, saya menjadi pelupa seperti ini gara-gara apa. Saya mencoba meningat-ingat apa-apa saja yang terjadi beberapa hari ini, beberapa minggu ini, beberapa bulan ini, dan beberapa tahun ke belakang. Dan begitu banyak yang terjadi, sampai-sampai saya tida bisa mengingat semuanya, hanya kejadian-kejadian yang menimbulkan kesan khusus yang bisa saya ingat, itu pun samar, entah kesan baik, buruk, sedih, senang, takut, dan lainnya. Saya tidak menyangka saya sudah sampai sejauh ini, begitu banyak yang terlewati begitu saja. Saya tidak pernah menyangka apa yang ada di sekitar

Percaya Diri, Am I?

Hello, sudah lama rasanya tidak menuangkan huruf-huruf di blog ini. Daripada keburu usang dan tua saya akan mencoba menulis tentang PD. PD disini bukan mata kuliah Psikodiagnostik (sebuah mata kuliah berseri paling banyak,sampe 7 lho) yang menghiasi sanubari saya selama kuliah melainkan tentang percaya diri. Mungkin akan banyak yang bilang bahwa saya itu memiliki tingkat PD yang tinggi. Kelihatannya mungkin iya tapi nyatanya dan sejujur-jujurnya saya adalah orang yang pemalu dan mudah minder. That's the truth. Tapi sekarang bisa dibilang sudah agak mendingan dibandingkan dulu lho. Dulu waktu TK sampe SD kelas 2an saya masih suka bersembunyi dibalik ketiak Ibu saya ketika ada Om dan Tante yang ke rumah. Atau bersembunyi di kamar dengan jantung berdebar-debar karena takut ditanya (sekarang juga masih sembunyi di kamar tapi dengan alasan yang berbeda). Dan sedikit-sedikit hal itu mulai berubah ketika saya menyadari bahwa tubuh saya tidak cukup lagi untuk bersembunyi di balik ketiak Ib

Sebuah Hari Istimewa

Semua orang pasti memiliki beberapa tanggal dalam hidupnya yang dijadikan sebagai hari istimewa. Hari yang akan terasa berbeda dari biasanya. Hari dimana kita terkadang tidak bisa tidur karena tidak sabar menanti datangnya esok. Hari dimana jantung kita terasa berdebar lebih cepat dari biasanya. Hari dimana kita tidak sabaran untuk segera menemui hari itu. Itulah sesuatu yang disebut istimewa menurut saya. Ada beberapa hari, diantara 365 hari dalam setahun yang kita tandai. Saya pun memilikinya. Beberapa hari istimewa, entah itu berisi kesenangan atau berbalut kesedihan. Karena sesuatu yang istimewa tidak selalu berisi tawa. Sayangnya tidak semua orang bisa paham akan apa yang kita sebut istimewa. Saya berkata setiap kamis istimewa belum tentu orang pun dapat beranggapan sama atau minimal memahami apa yang kita rasakan saat menghadapi hari itu. Seharusnya saya dapat memahami hal itu, tidak merasa keberatan ketika orang lain menganggap hari itu adalah hari yang biasa saja. Tidak berhak