Langsung ke konten utama

Pindah dan Sore

Ini adalah hari ketiga dimana gue harus pindah kamar. Yapp, pemindahan kamar secara paksa, gue kira Cuma gertak sambel doing. Kakak gue bilang kalo dia mau pindah kamar, terus nanya kapan gue bisanya, gue bilang “aduh lagi sibuk-sibuknya”, dia jawab, kalo entar dipindahin aja gimana?”, gue sih setuju-setuju aja, tapi ngerasa ga mungkin mindahin barang segaban tanpa gue. Taunya, setelah dibuai setetes rum, pulang-pulang gue mendapatkan sebuah kenyataan pahit [lebai, sumpah], kamar gue dipindahin ke sebuah kamar bekas pengantin dengan warna tembok, pink-putih, belang-belang gitu. Aduh mata gue ga siap kalo tiap malem tidur ditemani warna seperti itu. Yang bikin miris lagi, semua fasilitas yang biasanya ada di kamar pun lenyap, jadi di kamar yang sekarang, bener-bener ga rame. Hah.

Pindah ke sebuah tempat yang baru emang ga gampang karena kita belum punya banyak cara buat nikmatinnya. Butuh pengalaman yang banyak buat bisa nikmatin segala perpindahan dan perubahan


***

Kalo ditanya milih mana, pagi, siang, sore, atau malem, gue bakalan milih sore. Sore, itu adalah waktu-waktu terbaik dari 24 jam, gue menganggap yang namanya sore dari jam 4-6. Dan itu spektakuler buat gue. Sore hanya mencuri waktu 2 jam dari 24 jam yang hari punya. Namun mempunyai imbas luar biasa buat gue, karena itu pemikiran gue. Sore itu pereda dari panasnya hari, membawa angin yang segar. Keteduhan dari sore yang sangat gue suka, menangkan hati dan pikiran saat sedang galau-galaunya.


Semuanya terasa pas dan ideal, tidak panas tidak dingin. Mungkin sore paling terlihat tidak konsisten, terkesan hanya menyadur dari pagi, siang dan malam, namun itulah cirri khas yang ditonjokan, sore punya sisi-sisi yang dimiliki oleh ke-3 waktu itu. Dinginnya udara dari pagi, panasnya siang yang diredam menjadi kehangatan, dan malam yang menyumbang warna langit, memberikannya nuansa sedikit kelam namun tetap nyaman di mata, tidak kosong atau hanya hitam saja. Sore memberikan sentuhan langit yang tak biasa, bisa berubah-ubah, berani menampilkan warna-warna yang tidak biasa, yang menjadikannya sebuah komposisi yang menakjubkan, sore pula yang menghantarkan kita untuk menyambur malam, dimana waktu kita untuk merebahkan badan.


Sore dengan semua unsur yang ada didalamnya, lengkap, benar sore memang lengkap, dalam waktu sekejab, sore bisa membuat gue berpikir lebih jernih. Semua itu makin menambah gue jatuh cinta ama sore, andai sore diubah ke wujud manusia, gue mau mengejar dia sampai kemanapun. Sayangnya, sore itu belum ada, dan gue ga mau terlalu jauh berharap dan menunggu, karena gue pun minim usaha. Haha.


***



Lalu apa hubungannya, pindah dengan sore hari? Saat kita sudah menemukan waktu yang kita senangi, rasanya sangat sulit untuk meninggalkan waktu itu. Karena sudah terlanjur nyaman. Tapi kita juga ga boleh mentok di satu waktu. Karena pastinya waktu yang lain pun akan datang tanpa kita yang atur. Dunia ini bukan kita yang ngatur, kita mungkin sering berpikir terlalu kaku, semuanya harus sesuai seperti apa yang kita pikirin, gue pun kadang suka begitu, tapi bukan berarti tidak mau membuka mata dan memahami yang lainnya. Karena dunia ini diciptain bukan buat kita sendiri, dunia yang se-luas ini saja masih harus dibagi-bagi. Mau ga mau, harus diterima, dan penyesuaian diri dibutuhkan disini. Dan lama kelamaan mungkin bisa menikmati seluruh waktu, tidak membenci waktu yang lain, juga tanpa menghilangkan selera kita akan sebuah waktu yang kita favoritkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengingat

Beberapa hari ini saya banyak mengingat. Aktivitas yang kadang padatnya minta ampun, kadang juga kosongnya bikin ngelamun. Penyakit lupa saya makin menjadi, menurut mitos katanya yang pelupa itu banyak salah ama orangtua. Tapi secara ilmiah ada yang bilang orang pelupa gara-gara kebanyakan makan makanan yang banyak mengandung MSG. Ya meskipun, masih banyak lagi penyebab-penyebab lupa lainnya, yang saya pun belum tau pasti, saya menjadi pelupa seperti ini gara-gara apa. Saya mencoba meningat-ingat apa-apa saja yang terjadi beberapa hari ini, beberapa minggu ini, beberapa bulan ini, dan beberapa tahun ke belakang. Dan begitu banyak yang terjadi, sampai-sampai saya tida bisa mengingat semuanya, hanya kejadian-kejadian yang menimbulkan kesan khusus yang bisa saya ingat, itu pun samar, entah kesan baik, buruk, sedih, senang, takut, dan lainnya. Saya tidak menyangka saya sudah sampai sejauh ini, begitu banyak yang terlewati begitu saja. Saya tidak pernah menyangka apa yang ada di sekitar

Percaya Diri, Am I?

Hello, sudah lama rasanya tidak menuangkan huruf-huruf di blog ini. Daripada keburu usang dan tua saya akan mencoba menulis tentang PD. PD disini bukan mata kuliah Psikodiagnostik (sebuah mata kuliah berseri paling banyak,sampe 7 lho) yang menghiasi sanubari saya selama kuliah melainkan tentang percaya diri. Mungkin akan banyak yang bilang bahwa saya itu memiliki tingkat PD yang tinggi. Kelihatannya mungkin iya tapi nyatanya dan sejujur-jujurnya saya adalah orang yang pemalu dan mudah minder. That's the truth. Tapi sekarang bisa dibilang sudah agak mendingan dibandingkan dulu lho. Dulu waktu TK sampe SD kelas 2an saya masih suka bersembunyi dibalik ketiak Ibu saya ketika ada Om dan Tante yang ke rumah. Atau bersembunyi di kamar dengan jantung berdebar-debar karena takut ditanya (sekarang juga masih sembunyi di kamar tapi dengan alasan yang berbeda). Dan sedikit-sedikit hal itu mulai berubah ketika saya menyadari bahwa tubuh saya tidak cukup lagi untuk bersembunyi di balik ketiak Ib

Sebuah Hari Istimewa

Semua orang pasti memiliki beberapa tanggal dalam hidupnya yang dijadikan sebagai hari istimewa. Hari yang akan terasa berbeda dari biasanya. Hari dimana kita terkadang tidak bisa tidur karena tidak sabar menanti datangnya esok. Hari dimana jantung kita terasa berdebar lebih cepat dari biasanya. Hari dimana kita tidak sabaran untuk segera menemui hari itu. Itulah sesuatu yang disebut istimewa menurut saya. Ada beberapa hari, diantara 365 hari dalam setahun yang kita tandai. Saya pun memilikinya. Beberapa hari istimewa, entah itu berisi kesenangan atau berbalut kesedihan. Karena sesuatu yang istimewa tidak selalu berisi tawa. Sayangnya tidak semua orang bisa paham akan apa yang kita sebut istimewa. Saya berkata setiap kamis istimewa belum tentu orang pun dapat beranggapan sama atau minimal memahami apa yang kita rasakan saat menghadapi hari itu. Seharusnya saya dapat memahami hal itu, tidak merasa keberatan ketika orang lain menganggap hari itu adalah hari yang biasa saja. Tidak berhak