Langsung ke konten utama

refresh

Menyebut namanya saja saya sudah merinding. Seakan saya melihat hal yang saya benci. Padahal saya sangat yakin saya tidak membenci itu. Semakin hari saya semakin konyol tampaknya, punya ekspektasi yang bisa bikin orang berkata, ada-ada saja. Memang ada, jika ingin saya perjelas. Jujur saja, tulisan kali ini pun saya tidak tau bermakna apa dan ke arah mana, semua ini saya serahkan pada jari-jari yang berdosa ini untuk menulis berbagai pengakuan yang tidak langsung. Yang tidak berani untuk diberitakan pada siapapun. Jaman seperti ini masih saja penakut. Masih saja berpikir tidak rasional. Saya yakin bukan saya sendiri yang punya pikiran yang tidak rasional, setiap orang punya. Sebuah hubungan yang mengantar setiap orang untuk menemukan suatu fakta, bahwa sebenarnya saya bukan siapa-siapa di dunia ini, terkejut akan mengetahui fakta itu, tidak, memang saya tidak percaya diri dari dulu. Jadi intinya? Mana saya tau, andai saya tau intinya apa, saya tidak perlu repot-repot lagi berpikir keras. Ketika saya menemukan berbagai surat tak beralamat, itu saya yakin,saya memang tidak tau apa-apa, saya memang sok tau. Saya tidak menyedihkan, sungguh, saya bahagia, mencoba bahagia selalu. Saya akan kemana memang jika saya tidak bahagia, jadi sampah? Bodoh sekali, saya sendiri sudah kebingungan tentang apa yang saya tulis saat ini, semakin tidak jelas, padahal jelas-jelas saya tau saya bodoh. Enak saja, saya tidak sebodoh itu, percayalah. Lalu kemudian apalagi? Tertawa pun kini sudah tak berasa, melelahkan. Konyol, mengetahui, orang yang terlihat lebih pintar, ternyata tidak sepintar yang saya duga, saya terlalu kagum awalnya, hei, bisakah dia membedakan hari. Lagi-lagi kecewa yang saya dapatkan, kapankah saya lepas dari rasa kecewa, siapa yang peduli? Sudahlah, sabar, coba sabar lagi, coba tenang hadapi segala situasi, mudah-mudahan ada yang mendoakan saya, yang sudi, saya persilahkan, dan bagi yang merasa ucapan saja sudah mahal apalagi doa, saya tidak memaksa, serius, tidak usah susah-susah. Pada akhirnya, saya, dengan saya.

Dramatisir tamat, semua selesai, saya ingin istirahat, sebentar saja, tapi saya harap selepas saya istirahat, saya bisa terjaga dengan baik, dan berpikir lebih tenang, baiklah, tolong mengerti, hingga saya, benar-benar. Selesai.

Komentar

  1. istirahat yang puas ya nak...
    hhheheheh

    BalasHapus
  2. have a nice rest gung...


    when you wake up,, I hope it will be a better world for you....

    BalasHapus
  3. gung, tak perlu bersedih, atau kalut. saya bukan seorang rasionalis, tapi bukan juga seorang irrasionalis. susah untuk memisahkan hal-hal oposisi biner lainnya, seperti normal/abnormal, dan lain-lain. yang jelas, kita terus berpikir,walaupun bukan hal-hal yang rumit, hanya seperti saya mau pipis, dan saya mau memakai baju apa.

    BalasHapus
  4. haha, udah bangun nih, dari mimpi semalam...

    bersiap, menerima cerita hidup selanjutnya...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengingat

Beberapa hari ini saya banyak mengingat. Aktivitas yang kadang padatnya minta ampun, kadang juga kosongnya bikin ngelamun. Penyakit lupa saya makin menjadi, menurut mitos katanya yang pelupa itu banyak salah ama orangtua. Tapi secara ilmiah ada yang bilang orang pelupa gara-gara kebanyakan makan makanan yang banyak mengandung MSG. Ya meskipun, masih banyak lagi penyebab-penyebab lupa lainnya, yang saya pun belum tau pasti, saya menjadi pelupa seperti ini gara-gara apa. Saya mencoba meningat-ingat apa-apa saja yang terjadi beberapa hari ini, beberapa minggu ini, beberapa bulan ini, dan beberapa tahun ke belakang. Dan begitu banyak yang terjadi, sampai-sampai saya tida bisa mengingat semuanya, hanya kejadian-kejadian yang menimbulkan kesan khusus yang bisa saya ingat, itu pun samar, entah kesan baik, buruk, sedih, senang, takut, dan lainnya. Saya tidak menyangka saya sudah sampai sejauh ini, begitu banyak yang terlewati begitu saja. Saya tidak pernah menyangka apa yang ada di sekitar

Percaya Diri, Am I?

Hello, sudah lama rasanya tidak menuangkan huruf-huruf di blog ini. Daripada keburu usang dan tua saya akan mencoba menulis tentang PD. PD disini bukan mata kuliah Psikodiagnostik (sebuah mata kuliah berseri paling banyak,sampe 7 lho) yang menghiasi sanubari saya selama kuliah melainkan tentang percaya diri. Mungkin akan banyak yang bilang bahwa saya itu memiliki tingkat PD yang tinggi. Kelihatannya mungkin iya tapi nyatanya dan sejujur-jujurnya saya adalah orang yang pemalu dan mudah minder. That's the truth. Tapi sekarang bisa dibilang sudah agak mendingan dibandingkan dulu lho. Dulu waktu TK sampe SD kelas 2an saya masih suka bersembunyi dibalik ketiak Ibu saya ketika ada Om dan Tante yang ke rumah. Atau bersembunyi di kamar dengan jantung berdebar-debar karena takut ditanya (sekarang juga masih sembunyi di kamar tapi dengan alasan yang berbeda). Dan sedikit-sedikit hal itu mulai berubah ketika saya menyadari bahwa tubuh saya tidak cukup lagi untuk bersembunyi di balik ketiak Ib

Sebuah Hari Istimewa

Semua orang pasti memiliki beberapa tanggal dalam hidupnya yang dijadikan sebagai hari istimewa. Hari yang akan terasa berbeda dari biasanya. Hari dimana kita terkadang tidak bisa tidur karena tidak sabar menanti datangnya esok. Hari dimana jantung kita terasa berdebar lebih cepat dari biasanya. Hari dimana kita tidak sabaran untuk segera menemui hari itu. Itulah sesuatu yang disebut istimewa menurut saya. Ada beberapa hari, diantara 365 hari dalam setahun yang kita tandai. Saya pun memilikinya. Beberapa hari istimewa, entah itu berisi kesenangan atau berbalut kesedihan. Karena sesuatu yang istimewa tidak selalu berisi tawa. Sayangnya tidak semua orang bisa paham akan apa yang kita sebut istimewa. Saya berkata setiap kamis istimewa belum tentu orang pun dapat beranggapan sama atau minimal memahami apa yang kita rasakan saat menghadapi hari itu. Seharusnya saya dapat memahami hal itu, tidak merasa keberatan ketika orang lain menganggap hari itu adalah hari yang biasa saja. Tidak berhak